Naik 21,2%, Laba Bank Mandiri 2018 Sentuh Rp 25 Triliun

Selasa, 29 Januari 2019 | 08:22 WIB
Naik 21,2%, Laba Bank Mandiri 2018 Sentuh Rp 25 Triliun
[]
Reporter: Anggar Septiadi, Maizal Walfajri | Editor: Yuwono Triatmodjo

 

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski menghadapi kondisi internal maupun eksternal yang menantang di 2018 lalu, PT Bank Mandiri Tbk mampu menorehkan kinerja mentereng. Perseroan ini mencatat pertumbuhan laba bersih secara konsolidasi sebesar 21,2% secara year on year (yoy) menjadi Rp 25 triliun dari Rp 20,6 triliun.

Kenaikan laba didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih (NII) dan premi bersih sebesar 5,28% yoy menjadi Rp 57,3 triliun. Selain itu, pertumbuhan pendapatan berbasis komisi (fee based income) tumbuh 20,1% menjadi Rp 28,4 triliun juga ikut berkontribusi terhadap laba di tahun lalu.

Komisi dari transaksi valas sepanjang 2018 tumbuh cukup tinggi hingga 13,76% yoy menjadi Rp 3,3 triliun dari sebelumnya Rp 2,9 triliun. Adapun provisi dan komisi cuma naik 5,63% menjadi Rp 13,18 triliun dari Rp 12,48 triliun.

Laba juga terdongkrak lantaran Bank Mandiri tahun lalu menurunkan biaya cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) hingga 11% yoy atau Rp 1,7 triliun menjadi Rp 14,18 triliun. Adapun penyaluran kredit sepanjang 2018 sebesar Rp 820,1 triliun atau naik 12,4% yoy.

Direktur Utama Mandiri Kartika Wiroatmodjo mengatakan, pertumbuhan kredit ditopang dua segmen utama yakni korporasi dan ritel. Sepanjang 2018, kredit korporasi meningkat 23,3% menjadi Rp 325,8 triliun. Sedangkan di segmen ritel, pertumbuhannya mencapai 10,52% yoy menjadi Rp 246,6 triliun.

Mulai 2018 Bank Mandiri memindahkan portofolio kredit dari komersial ke segmen korporat dan ritel karena risikonya lebih rendah. "Tahun ini kami menargetkan pertumbuhan kreditnya mencapai hingga 13% yoy," papar Tiko, panggilan akrab Kartika dalam paparan kinerja 2018, Senin (28/1).

Meski penyaluran kredit tetap tumbuh, Bank Mandiri tidak mampu menahan penurunan margin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM), yang merupakan imbas kenaikan suku bunga acuan tahun lalu. NIM Bank Mandiri tergerus 9 basis poin (bps) menjadi 5,74% dari 5,83% di 2017.

Pertumbuhan penyaluran kredit Bank Mandiri juga tidak diiringi pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) konsolidasi yang hanya naik 3,1% menjadi Rp 840,9 triliun. Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan mengatakan, agar pengumpulan DPK lebih optimal tahun ini Bank Mandiri akan fokus fokus menjaring DPK yang menetap lama, bukan yang bernominal besar namun cepat keluar dan masuk. "Dengan begitu kami membidik pertumbuhan DPK sebesar 9%-11% pada 2019," ujar Panji.

Sementara rasio non performing loan (NPL) gross Bank Mandiri pada 2018 turun ke level 2,75% dari tahun 2017 sebesar 3,46%. Salah satunya disebabkan penghapus bukuan (write off) yang cukup besar senilai Rp 12,32 triliun. Jumlah write off itu meningkat 14,24% yoy dibandingkan 2017 senilai Rp 11,58 triliun.

Target write off di 2019 sekitar 1% dari total aset atau sekitar Rp 8 triliun. Write off di 2018 masih besar karena balancing dari 2016.

Gandeng Mitra Bukalapak

Guna mendorong penyaluran kredit kepada para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), Bank Mandiri berkolaborasi dengan Bukalapak.com. Melalui kerjasama ini, Bank Mandiri akan menyalurkan kredit modal kerja kepada ribuan UMKM yang menjadi mitra Bukalapak dalam membiayai ekspansi usaha.

Dalam kerjasama ini, Bukalapak akan mereferensikan mitra UMKM potensial untuk mengikuti proses seleksi berdasarkan kriteria nasabah debitur Bank Mandiri. Berdasarkan proses seleksi tersebut, Bank Mandiri kemudian menentukan besaran plafon kredit yang disetujui.

Bank Mandiri akan menyiapkan plafon maksimal yang bisa diakses untuk setiap mitra UMKM sebesar Rp 200 juta. Direktur Retail Banking Bank Mandiri Donsuwan Simatupang mengatakan, untuk tahap awal, Bank Mandiri akan menyediakan total pembiayaan sebesar Rp 200 miliar.

Nilai pembiayaan tersebut bisa bertambah seiring dengan hasil evaluasi kerjasama tahap awal ini. Hingga Desember 2018, Bank Mandiri telah menyalurkan pembiayaan modal kerja sebesar Rp 78,23 triliun kepada pelaku UMKM di Indonesia.

Bagikan

Berita Terbaru

Menkeu Sebut Perlu Analisa Tarif Cukai Rokok
| Selasa, 16 September 2025 | 08:25 WIB

Menkeu Sebut Perlu Analisa Tarif Cukai Rokok

Pemerintah belum mengambil keputusan terkait tarif cukai hasil tembakau dan akan melakukan kajian lapangan menyeluruh sebelum bergerak

Saham Komoditas Ini Berpotensi Menguat Seiring Potensi Pemangkasan Suku Bunga The Fed
| Selasa, 16 September 2025 | 07:43 WIB

Saham Komoditas Ini Berpotensi Menguat Seiring Potensi Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Potensi pemangkasan suku bunga acuan The Fed cuma salah satu faktor yang memengaruhi harga komoditas.

Profit Taking Saham ASII Seiring Pengumuman Akuisisi Tambang Emas PSAB Oleh UNTR
| Selasa, 16 September 2025 | 07:32 WIB

Profit Taking Saham ASII Seiring Pengumuman Akuisisi Tambang Emas PSAB Oleh UNTR

ASII berencana mempertimbangkan aspek kinerja saham agar menghasilkan return yang optimal bagi pemegang saham.

Badan Penerimaan Negara Muncul dalam RKP 2025
| Selasa, 16 September 2025 | 06:30 WIB

Badan Penerimaan Negara Muncul dalam RKP 2025

BPN  tercantum dalam Peraturan Pemerintah (Perpres) Nomor 79 Tahun 2025                              

Kemampuan Membayar Utang Menurun
| Selasa, 16 September 2025 | 06:26 WIB

Kemampuan Membayar Utang Menurun

Jika DSR semakin besar maka beban utang yang ditanggung pun semakin besar. Kenaikan DSR justru menandakan bahwa kemampuan membayar utang menurun.​

Kredit Menganggur Tinggi Tanda Likuiditas Aman
| Selasa, 16 September 2025 | 06:20 WIB

Kredit Menganggur Tinggi Tanda Likuiditas Aman

Kebijakan Kemenkeu mengalihkan dana negara Rp 200 triliun yang sebelumnya tersimpan di BI ke bank-bank milik Danantara menuai pro kontra

Rupiah Pada Selasa (16/9) Akan Dipengaruhi Data Ekonomi
| Selasa, 16 September 2025 | 06:20 WIB

Rupiah Pada Selasa (16/9) Akan Dipengaruhi Data Ekonomi

Berdasarkan Bloomberg, rupiah melemah 0,25% secara harian ke posisi Rp 16.416 per dolar AS pada Senin (15/9)

Bergizi dan Transparan
| Selasa, 16 September 2025 | 06:16 WIB

Bergizi dan Transparan

Jangan lupa, bahwa program makan bergizi gratis (MBG) ini sebenarnya tidak gratis, karena dibiayai oleh duit masyarakat.

Bank Indonesia Bakal Tahan Suku Bunga Acuan
| Selasa, 16 September 2025 | 06:14 WIB

Bank Indonesia Bakal Tahan Suku Bunga Acuan

Ruang penurunan suku bunga acuan BI tetap ada setelah pemangkasan suku bunga The Fed                

Pengelolaan Dana Nasabah Tajir Melejit
| Selasa, 16 September 2025 | 06:10 WIB

Pengelolaan Dana Nasabah Tajir Melejit

Bisnis wealth management perbankan menunjukkan tren pertumbuhan yang semakin menjanjikan, seiring bertambahnya jumlah nasabah prioritas​

INDEKS BERITA

Terpopuler