Naikkan Bunga Acuan, Selandia Baru Mulai Beralih ke Kebijakan Pengetatan

Rabu, 06 Oktober 2021 | 12:05 WIB
Naikkan Bunga Acuan, Selandia Baru Mulai Beralih ke Kebijakan Pengetatan
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: Ilustrasi dolar Selandia Baru, 2 Juni 2017. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - WELLINGTON. Bank sentral Selandia Baru, Rabu (6/10), menaikkan bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 0,50%. Otoritas moneter juga mengisyaratkan akan mengubah arah kebijakannya, dengan melanjutkan pengetatan untuk mengatasi tekanan inflasi dan mendinginkan pasar perumahan yang panas.

Kenaikan bunga yang terjadi untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun terakhir ini, sesuai dengan proyeksi 20 ekonom yang disurvei Reuters. Pasar semula memperkirakan Selandia Baru akan melakukan pengetatan pada Agustus. Namun proyeksi itu meleset seiring dengan mengganasnya penyebaran virus corona varian Delta. Untuk menahan laju virus, Selandia Baru kembali menerapkan lockdown di Auckland, ibukota sekaligus kota tersibuknya.

Kenaikan bunga yang sudah diperkirakan itu tercermin di pergerakan kurs dolar Selandia Baru. Valuta itu cuma menguat sementara, sebelum melandai dan stabil di kisaan US$ 0,693, sejalan dengan pergerakan pasar uang hari ini.

auBaca Juga: Australia tidak akan membuka pintu untuk turis asing hingga tahun 2022

“Penghapusan lebih lanjut dari stimulus kebijakan moneter diharapkan akan berlangsung secara bertahap, dengan pergerakan di masa depan akan bergantung pada prospek jangka menengah untuk inflasi dan lapangan kerja,” demikian pernyataan Reserve Bank of New Zealand (RBNZ).
 
Selandia Baru bergabung dengan segelintir ekonomi maju yang sudah mengerek bunga acuan. Negara-negara yang sudah menaikkan bunga seperti Norwegia, Republik Ceko dan Korea Selatan.

Otoritas moneter di negara tetangga Selandia Baru, yaitu Australia, mempertahankan   bunga acuannya pada rekor terendah 0,1% untuk bulan ke-11 berturut-turut pada hari Selasa.

“Itu cukup sejalan dengan apa yang dipilih semua orang," kata Jason Wong, ahli strategi pasar senior di BNZ di Wellington. “Apa yang mereka perkirakan masih tetap valid, yang berarti kita berada di jalur menuju serangkaian kenaikan suku bunga dan pasar dihargai dengan baik untuk itu,” ujar dia.

Ekonom memperkirakan bunga acuan akan mencapai 1,50% pada akhir tahun depan dan 1,75% pada akhir 2023, jajak pendapat Reuters menunjukkan.

Negara Pasifik Selatan telah menikmati pemulihan ekonomi yang cepat sejak resesi yang didorong Covid-19 tahun lalu. Sebagian karena keberhasilan menekan kasus virus corona, hingga bisa membuka kembali ekonominya lebih cepat daripada negara lain.

Tetapi dengan perbatasannya yang masih tertutup, kekurangan tenaga kerja dan barang mendorong inflasi, serta berkontribusi pada pasar properti yang melonjak, yang didorong oleh suku bunga yang sangat rendah.

Baca Juga: China turns to stranded Australian coal to combat power crunch -trade

“Yang lebih menjadi permasalahan di saat ini adalah ekonomi yang terkendala kapasitas daripada permintaan yang berkurang,” demikian kutipan dalam risalah pertemuan RBNZ. Bank sentral memperkirakan indeks harga konsumen akan meningkat di atas 4% dalam waktu dekat, namun akan kembali ke kisaran rata-rata 2% dalam jangka menengah.

Pembatasan COVID-19 baru-baru ini tidak secara material mengubah prospek jangka menengah untuk inflasi dan lapangan kerja, dan aktivitas ekonomi akan pulih dengan cepat ketika langkah-langkah dilonggarkan, tambahnya.

Sebagian besar kawasan di Selandia Baru terbebas dari virus corona, sampai wabah yang diakibatkan varian jenis Delta terjadi di Agustus kemarin. Pemerintah negeri itu melakukan lockdown di Auckland hingga saat ini. Pekan ini, pemerintah Selandia Baru berniat mengubah kebijakan pembatasan, yang kini berorientasi ke strategi menekan angka Covid hingga 0.

Selanjutnya: Terkait Dengan Sejumlah Konflik China, Jepang di Bawah Kishida Lebih Blak-blakan

 

Bagikan

Berita Terbaru

Membedah Saham TRIN, dari Agenda Ekspansi Hingga Masuknya Anak Hashim Djojohadikusumo
| Rabu, 03 Desember 2025 | 09:59 WIB

Membedah Saham TRIN, dari Agenda Ekspansi Hingga Masuknya Anak Hashim Djojohadikusumo

Hingga pengujung 2025 PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) membidik pertumbuhan marketing revenue Rp 1,8 triliun.

BSDE Siap Menerbitkan Obligasi dan Sukuk Senilai Rp 1,75 Triliun
| Rabu, 03 Desember 2025 | 08:47 WIB

BSDE Siap Menerbitkan Obligasi dan Sukuk Senilai Rp 1,75 Triliun

Berdasarkan prospektus obligasi BSDE, seperti dikutip Selasa (2/12), emiten properti ini akan menerbitkan obligasi dalam empat seri.

Proyek Sanur Bakal Jadi Sumber Pendapatan Utama PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA)
| Rabu, 03 Desember 2025 | 08:03 WIB

Proyek Sanur Bakal Jadi Sumber Pendapatan Utama PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA)

Perdagangan saham PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) kembali dibuka mulai sesi 1 hari ini, Rabu, 3 Desember 2025. 

Buyback Berakhir Hari Ini, tapi Harga Saham KLBF Kian Terpuruk Didera Sentimen MSCI
| Rabu, 03 Desember 2025 | 07:46 WIB

Buyback Berakhir Hari Ini, tapi Harga Saham KLBF Kian Terpuruk Didera Sentimen MSCI

Tekanan jual investor asing dan rerating sektor konsumer menghantam saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).

Calon Emiten Sarang Burung Wallet Ini Tetapkan Harga IPO di Rp 168 Per Saham
| Rabu, 03 Desember 2025 | 07:41 WIB

Calon Emiten Sarang Burung Wallet Ini Tetapkan Harga IPO di Rp 168 Per Saham

Saham RLCO lebih cocok dibeli oleh investor yang memang berniat untuk trading. Memanfaatkan tingginya spekulasi pada saham-saham IPO.

Reksadana Saham Bangkit di Akhir Tahun
| Rabu, 03 Desember 2025 | 07:00 WIB

Reksadana Saham Bangkit di Akhir Tahun

Berdasarkan data Infovesta, per November 2025 reksadana saham mencatat return 17,32% YtD, disusul return reksadana campuran tumbuh 13,26% YtD

Bayang-Bayang Bunga Utang Menggerogoti Fiskal
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:46 WIB

Bayang-Bayang Bunga Utang Menggerogoti Fiskal

Utang publik global capai US$110,9 T, memicu suku bunga tinggi. Ini potensi risiko kenaikan biaya utang pemerintah Indonesia hingga Rp4.000 T. 

IHSG Lagi-Lagi Mencetak Rekor Sepanjang Hayat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:45 WIB

IHSG Lagi-Lagi Mencetak Rekor Sepanjang Hayat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pendorong penguatan IHSG berasal dari kenaikan harga saham emiten-emiten konglomerasi dan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Perlindungan Proteksi Barang Milik Negara
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:39 WIB

Perlindungan Proteksi Barang Milik Negara

Pemerintah perkuat ketahanan fiskal melalui Asuransi BMN berbasis PFB. Cakupan aset melonjak jadi Rp 91 triliun di tahun 2025.

Ekspor Lemas Karena Bergantung ke Komoditas
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:37 WIB

Ekspor Lemas Karena Bergantung ke Komoditas

Ekspor Oktober 2025 turun 2,31% secara tahunan, tertekan anjloknya CPO dan batubara.                   

INDEKS BERITA

Terpopuler