Nasabah Makin Getol Transaksi di Kanal Digital

Minggu, 21 April 2024 | 08:00 WIB
Nasabah Makin Getol Transaksi di Kanal Digital
[ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi donasi lewat fitur Livin' Sukha Donasi usai diluncurkan di Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (2/4/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/Spt.]
Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Nina Dwiantika

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transaksi perbankan lewat kanal digital terus naik. Nasabah banyak menggunakan aplikasi super apps untuk transaksi perbankan mulai dari transfer, simpanan dan investasi hingga pembayaran non tunai.

Pengguna terus naik, sebab perbankan juga kian memperkaya fitur pada layanan mobile banking mereka. Data Bank Indonesia (BI), transaksi perbankan lewat mobile banking tumbuh tinggi. Di antaranya, volume transaksi tumbuh 76,19% mencapai 1,40 miliar per Januari 2024, dengan nilai transaksi tumbuh 78,71% menjadi Rp 1.691,68 triliun. Kanal transaksi di mobile banking ini jauh lebih tinggi dibandingkan phone banking dan internet banking.

Dari tren tersebut, BI memprediksi transaksi pada digital banking terus akan tumbuh ke depan. Dalam mendukung transaksi digital, BI akan menyiapkan infrastruktur yang aman dan andal. Salah satunya, pengembangan sistem pembayaran ritel BI Fast yang interkoneksi, interoperabilitas dan integrasi dengan GPN.

Saat ini, perbankan jawara super apps boleh membusungkan dada. Pasalnya, saban tahun, volume dan nilai transaksi mobile banking tumbuh signifikan. Bagi bank, pertumbuhan positif tersebut dapat mendatangkan pendapatan berbasis komisi atau fee based income, serta pertumbuhan dana murah dari tabungan.

Transaksi lewat mobile banking merajai pertumbuhan transaksi di perbankan, sedangkan transaksi melalui ATM dan kantor cabang mulai tergerus.

Diakui Sekretaris Korporasi PT Bank Mandiri Tbk, Teuku Ali Usman, nasabah mulai beralih transaksi di mobile banking. Super apps Bank Mandiri yakni Livin by Mandiri, dia bilang, sudah sangat lengkap dalam mendukung transaksi nasabah kapan dan di mana pun.

Sebagai bank UMKM, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) turut mengembangkan aplikasi mobile banking menjadi super apps BRImo. Nasabah bisa melakukan transaksi perbankan hingga memenuhi pembayaran operasional mulai dari bayar listrik, beli pulsa dan gaya hidup dengan fitur lifestyle.

Direktur Retail Funding and Distribution BRI, Andrijanto mengatakan, BRImo punya lebih dari 100 fitur.

Pertumbuhan transaksi

Digital savvy telah mengubah hidup masyarakat untuk beradaptasi dengan dunia digital. Sejak pandemi Covid19 lalu, gaya transaksi masyarakat mulai beralih ke digital seperti ke mobile banking dan meninggalkan transaksi perbankan yang konvensional.

Ali mengatakan, tahun 2024 transaksi yang paling banyak digunakan nasabah di Livin by Mandiri adalah layanan transfer, dilanjutkan layanan top up, purchases dan payment di beberapa market place yang pembayarannya sudah bekerja sama dengan Bank Mandiri.

Tahun ini, Livinby Mandiri menghadirkan fitur baru tap to pay, yakni transaksi cashless hanya tap dari handphone yang bisa digunakan saat traveling ke luar negeri. Selain itu, terdapat Livin Sukha di mana Bank Mandiri menghadirkan layanan lifestyle disertai promo.

Bank Mandiri mencatat pengguna Livin by Mandiri tumbuh 45% mencapai 22,8 juta pada akhir tahun lalu. Dari jumlah pengguna itu, per Februari 2024 nilai transaksi pada Livin by Mandiri mencapai hampir Rp 600 triliun atau tumbuh hampir 30% dan volume transaksi Livin by Mandiri mencapai lebih 450 juta atau tumbuh 40%.

Momen Idul Fitri turut mendukung pertumbuhan transaksi di Livin by Mandiri. Di tahun ini misalnya, transaksi digital melalui Livin by Mandiri diperkirakan akan meningkat 25% hingga 30% dibandingkan bulan biasa, dan rata-rata volume transaksi finansial mencapai 200 juta per bulan dan nilai transaksi mencapai lebih Rp 270 triliun.

Dengan melihat tren volume dan nilai transaksi Livin by Mandiri, bank berplat merah ini optimis transaksi di mobile banking tahun 2024 akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 lalu. "Hal ini seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna, banyaknya promo yang diberikan, dan fitur baru Livinby Mandiri," kata Ali.

Setali tiga uang, EVP Corporate Communication and Social Responsibility PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Hera F. Haryn mengatakan, BCA melihat antusiasme nasabah dalam bertransaksi dengan mobile banking terus meningkat. Saat ini, BCA punya dua aplikasi mobile banking yakni BCA Mobile dan yang terbaru myBCA diluncurkan tahun 2021.

Secara total, pengguna mobile banking di BCA mencapai 30,3 juta. Dari jumlah pengguna tersebut, volume transaksi sekitar 25,6 miliar dan nilai transaksi mencapai Rp 24,82 triliun pada akhir tahun lalu. Jika dirinci, pengguna myBCA telah mencapai 3,2 juta, dengan jumlah transaksi per pengguna yang sudah lebih banyak dibandingkan BCA mobile.

Hera menuturkan, walaupun banyak nasabah yang nyaman menggunakan BCA mobile dengan segala fitur yang memberikan kemudahan, keamanan, dan kenyamanan, namun BCA telah mempersiapkan myBCA untuk menjadi aplikasi pelayanan terintegrasi masa depan.

Dengan aplikasi myBCA, nasabah hanya memerlukan single user ID (BCA ID) untuk dapat mengakses seluruh informasi rekening yang dimilikinya di BCA, mulai dari tabungan, deposito, investasi, kartu kredit, kredit konsumer, hingga reward BCA. "Fitur transaksi finansial yang paling banyak digunakan di myBCA saat ini adalah transfer ke sesama rekening BCA dan transfer virtual account," kata Hera.

Terkait inovasi di myBCA, mereka telah menambahkan sejumlah fitur untuk meningkatkan kenyamanan bertransaksi. Nah, inovasi tersebut mencakup kontrol kartu debit dan kredit, login biometrik, kemudahan berinvestasi melalui fitur Welma, hingga Paylater BCA. Yang terbaru, aplikasi myBCA telah dilengkapi oleh fitur transfer valas ke bank lain, pembayaran pajak kendaraan, listrik, pembelian paket e-SIM, catatan finansial dan notifikasi transaksi, pengaturan sumber dana QRIS, hingga fitur QRIS Customer Presented Mode.

BCA berkomitmen memberikan layanan terbaik memenuhi kebutuhan nasabah. Untuk itu, BCA fokus memastikan platform perbankan transaksi yang aman dan andal, sekaligus menjadi solusi bagi nasabah.

Senada, Andri menyampaikan, pengguna BRImo akan terus naik tahun 2024 ini seiring dengan kelengkapan layanan perbankan yang dikemas BRI lewat BRImo. BRI menargetkan jumlah transaksi finansial di BRImo bisa tumbuh sekitar 30%-40% di tahun ini.

Pada akhir tahun lalu, pengguna BRImo mencapai 31,6 juta atau tumbuh 32,6% dibandingkan posisi tahun sebelumnya sebanyak 23,8 juta pengguna. Adapun, volume transaksi mencapai 3,08 miliar atau tumbuh 69,2% dengan nilai transaksi mencapai Rp 4,15 triliun atau tumbuh 55,8%.

Momen Hari Raya atau liburan akan mendorong transaksi di mobile banking. Misalnya, pada transaksi BRImo pada bulan Ramadan dan libur Lebaran di tahun ini dapat tumbuh sebesar 50%.

"Pesatnya pertumbuhan transaksi BRImo tersebut ditopang oleh transaksi transfer, Briva, QRIS, pembelian pulsa dan listrik," terang Andri.

Dalam mendukung transaksi. Andri menambahkan, BRI melakukan peningkatan fitur. Saat ini, ada beberapa fitur unggulan pada BRImo antara lain, fitur complain in apps yakni nasabah dapat melakukan komplain pada transaksi yang memiliki kendala dengan mendapatkan tiket komplain serta dapat memonitor penyelesaian masalah yang mereka ajukan.

Kemudian fitur download mutasi lima tahun, yaitu nasabah dapat men-download mutasi rekening hingga lima tahun lewat dari BRImo tanpa harus ke kantor cabang. Selain itu, ada fitur QR pedagang di mana nasabah UMKM dapat memiliki fitur QR untuk memudahkan transaksi digital.

Bagikan

Berita Terbaru

Sempat Dikoleksi Asing, Saham SMGR Mulai Terkoreksi di Tengah Pemulihan Kinerja
| Rabu, 26 November 2025 | 08:59 WIB

Sempat Dikoleksi Asing, Saham SMGR Mulai Terkoreksi di Tengah Pemulihan Kinerja

SMGR sudah pulih, terutama pada kuartal III-2025 terlihat dari pencapaian laba bersih setelah pada kuartal II-2025 perusahaan masih merugi.

KRIS dan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Bikin Prospek Emiten Rumah Sakit Makin Solid
| Rabu, 26 November 2025 | 08:53 WIB

KRIS dan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Bikin Prospek Emiten Rumah Sakit Makin Solid

Simak analisis prospek saham rumah sakit HEAL, SILO, dan MIKA) tahun 2026 yang berpotensi disulut kenaikan iuran BPJS dan implementasi KRIS.

Setelah Cetak Rekor & Koreksi, Arah IHSG Menanti Data Penting dari Indonesia dan AS
| Rabu, 26 November 2025 | 08:45 WIB

Setelah Cetak Rekor & Koreksi, Arah IHSG Menanti Data Penting dari Indonesia dan AS

Pelaku pasar juga menunggu rilis sejumlah data makroekonomi penting seperti indeks harga produsen, penjualan ritel dan produksi industri AS.

Tunggu Lima Tahun, Eks Pegawai Jadi Konsultan Pajak
| Rabu, 26 November 2025 | 08:22 WIB

Tunggu Lima Tahun, Eks Pegawai Jadi Konsultan Pajak

Dirjen Pajak Bimo Wijayanto mengungkapkan rencananya untuk memperketat syarat bagi mantan pegawai pajak untuk menjadi konsultan pajak

Bea Cukai Bakal Pangkas Kuota Kawasan Berikat
| Rabu, 26 November 2025 | 08:17 WIB

Bea Cukai Bakal Pangkas Kuota Kawasan Berikat

Ditjen Bea dan Cukai bakal memangkas kuota hasil produksi kawasan berikat yang didistribusikan ke pasar domestik

Akhir November, Belanja Masyarakat Naik
| Rabu, 26 November 2025 | 08:10 WIB

Akhir November, Belanja Masyarakat Naik

Mandiri Spending Index (MSI) per 16 November 2025, yang naik 1,5% dibanding minggu sebelumnya ke level 312,8

PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) Kejar Target Home Passed Via Akuisisi LINK
| Rabu, 26 November 2025 | 07:53 WIB

PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) Kejar Target Home Passed Via Akuisisi LINK

Keberhasilan Akuisisi LINK dan peluncuran FWA IRA jadi kunci pertumbuhan bisnis PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI).

Wajib Pajak Masih Nakal, Kebocoran Menganga
| Rabu, 26 November 2025 | 07:51 WIB

Wajib Pajak Masih Nakal, Kebocoran Menganga

Ditjen Pajak menemukan dugaan praktik underinvoicing yang dilakukan 463 wajib pajak                 

Menguak Labirin Korupsi Pajak
| Rabu, 26 November 2025 | 07:10 WIB

Menguak Labirin Korupsi Pajak

Publik saat ini tengah menantikan langkah tegas Kejaksaan Agung dalam memberantas korupsi sektor pajak.​

Pembunuh UMKM
| Rabu, 26 November 2025 | 07:00 WIB

Pembunuh UMKM

Jaringan ritel modern kerap dituding sebagai pembunuh bisnis UMKM dan ditakutkan bisa menjalar ke Kopdes yang bermain di gerai ritel.

INDEKS BERITA

Terpopuler