NATO Terbelah, Hungaria Tolak Kirim Bantuan Militer ke Ukraina

Selasa, 08 Maret 2022 | 13:21 WIB
NATO Terbelah, Hungaria Tolak Kirim Bantuan Militer ke Ukraina
[ILUSTRASI. Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban saat berbicara dalam sebuah konferensi bisnis di Budapest, Hungaria (9/6/2021). Viktor Orban telah menandatangani dekrit yang melarang pengiriman bantuan senjata kepada Ukraina. REUTERS/Bernadett Szabo]
Reporter: Sumber: Russia Today | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - BUDAPEST. Negara-negara anggota NATO rupanya tak satu suara terkait pengiriman bantuan militer kepada Ukraina. Hungaria yang merupakan salah satu anggota NATO telah menolak untuk mengirimkan bantuan senjata kepada Ukraina. 

Langkah itu diputuskan Pemerintah Hungaria untuk mencegah negara itu terjerumus ke dalam perang dengan Rusia. 

Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban telah menandatangani dekrit yang melarang pasokan senjata ke Ukraina. Viktor Orban menjelaskan, keputusan itu sejalan dengan kebutuhan untuk mempertahankan keamanan negaranya sendiri.

Dalam sebuah pernyataan video, yang diterbitkan pada hari Senin di Facebook, PM Hongaria Viktor Orban mengatakan bahwa keputusan tersebut dirilis setelah pihaknya melakukan penilaian situasi di Ukraina. Karena aksi militer semakin dekat dengan perbatasan Hungaria, kata Orban, diputuskan untuk melarang pasokan senjata.

“Perintah tersebut memperjelas bahwa senjata tidak dapat diangkut dari wilayah Hungaria ke wilayah Ukraina,” kata Orban.

Baca Juga: Sanksi Baru dari Jepang Menyasar Ramzan Kadyrov, Wagner Group Hingga Presenter TV

Pengumuman tersebut menyusul pernyataan Menteri Luar Negeri Hungaria, Peter Szijjarto pada hari Minggu, yang mengatakan bahwa tujuan terpenting pemerintah adalah untuk mencegah Hungaria memasuki perang.

"Untuk tujuan ini, kami menolak tekanan dan tuntutan oposisi: Kami tidak akan mengirim tentara atau senjata ke Ukraina, kami juga tidak akan mengizinkan pengiriman senjata mematikan di wilayah kami," tulis Szijarto di Facebook.

Hungaria, tidak seperti banyak mitra Baratnya, mengutuk Rusia hanya dua hari setelah serangan dimulai. Presiden Hungaria Janos Ader mengatakan bahwa Hongaria berbagi posisi bersama Uni Eropa dan NATO.

Saat ini puluhan ribu pengungsi Ukraina melarikan diri dari konflik ke Hungaria. PM Orban telah menjanjikan dukungan untuk mereka, dengan mengatakan bahwa setiap orang yang melarikan diri dari Ukraina akan menemukan teman di negara Hungaria.

Baca Juga: Pengendali Selamat Sempurna Divestasi 156,15 Juta Saham SMSM Senilai Rp 203 Miliar

Rusia menyebut operasi militer khusus terhadap Ukraina untuk melakukan demiliterisasi negara itu, melindungi Donbass dan membela keamanan Rusia di tengah ekspansi NATO yang semakin agresif di eropa timur. 

Amerika Serikat dan sekutunya menanggapi serangan tersebut dengan menerapkan sanksi keras, menargetkan berbagai sektor ekonomi negara, pejabat tinggi dan pengusaha Rusia.

.

Bagikan

Berita Terbaru

Cadangan Devisa Terendah Dalam 9 Bulan, Termasuk Untuk Intervensi Rupiah
| Senin, 08 September 2025 | 14:39 WIB

Cadangan Devisa Terendah Dalam 9 Bulan, Termasuk Untuk Intervensi Rupiah

Bank Indonesia (BI) melaporkan, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2025 sebesar US$ 150,7 miliar.

Sri Mulyani Rombak Struktur Sekretariat KSSK
| Senin, 08 September 2025 | 09:10 WIB

Sri Mulyani Rombak Struktur Sekretariat KSSK

Hal ini diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 64 Tahun 2025 yang mulai berlaku sejak 4 September 2025

Cadangan Devisa Diramal Menyusut
| Senin, 08 September 2025 | 08:51 WIB

Cadangan Devisa Diramal Menyusut

Cadangan devisa akhir Agustus diperkirakan turun karena untuk kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan intervensi rupiah 

Waskita Karya (WSKT) Kebut Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B
| Senin, 08 September 2025 | 08:45 WIB

Waskita Karya (WSKT) Kebut Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B

Saat ini pengerjaan LRT Jakarta Fase 1B dalam tahap pemasangan komponen struktur atas (slab deck) dan jalur rel (trackwork rail).

Target Penerimaan Dikerek Lagi di Anggaran 2026
| Senin, 08 September 2025 | 08:41 WIB

Target Penerimaan Dikerek Lagi di Anggaran 2026

Kementerian Keuangan dan Banggar DPR sepakat untuk menaikkan target penerimaan bea cukai dan PNBP   

Phapros (PEHA) Bidik Pertumbuhan Pasar Ekspor
| Senin, 08 September 2025 | 08:20 WIB

Phapros (PEHA) Bidik Pertumbuhan Pasar Ekspor

Ke depan, Phapros akan terus menjajaki peluang pasar baru, menjalin kemitraan dengan beberapa partner strategis.

Mencoba Menjadi Investor Jangka Panjang
| Senin, 08 September 2025 | 07:39 WIB

Mencoba Menjadi Investor Jangka Panjang

Fakta menarik yang kedua adalah semakin lama jangka waktu investasi, maka semakin menguntungkan dan semakin kecil potensi risiko kerugian. 

Jumlah IPO Masih Seret, Target BEI Terancam Meleset
| Senin, 08 September 2025 | 07:13 WIB

Jumlah IPO Masih Seret, Target BEI Terancam Meleset

Hingga 4 September 2025, jumlah IPO di BEI baru ada 22 emiten baru dengan nilai emisi Rp 10,39 triliun. ​

Diprediksi Menguat, Simak Sejumlah Sentimen yang Akan Mewarnai IHSG Pekan Ini
| Senin, 08 September 2025 | 07:08 WIB

Diprediksi Menguat, Simak Sejumlah Sentimen yang Akan Mewarnai IHSG Pekan Ini

HSG pada minggu ini akan dipayungi oleh sentimen kondisi politik dalam negeri, terutama hasil dari pembatalan tunjangan rumah bagi anggota DPR.

Sertifikasi Koperasi
| Senin, 08 September 2025 | 07:05 WIB

Sertifikasi Koperasi

Sertifikasi diperlukan sebagai standar kompetensi dari koperasi desa/kelurahan Merah Putih agar pembiayaan yang didapat menjadi optimal.

INDEKS BERITA

Terpopuler