KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumat (7/3), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tiga hari beruntun. IHSG naik 0,27% ke 6.636. Pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan beberapa konglomerat disebut jadi sentimen IHSG.
Namun, tanpa pertemuan tersebut, kemungkinan IHSG tetap menguat. Mengingat pada 28 Februari 2025, IHSG karam ke 6.270,6. Jadi trader atau investor pekan lalu membeli "barang" saat harga "sale".
Penguatan IHSG sepertinya masih harus diuji. Sejak awal 2025 atau year to date (ytd) investor asing mencatat jual bersih (net sell) Rp 20,91 triliun.
Indikator ekonomi lain juga tidak ada perbaikan. Kurs rupiah misalnya. Jumat (7/3) lalu di Rp 15.336 per dolar AS. Menguat dibanding 28 Februari lalu, saat rupiah berada di titik terlemah sejak krisis ekonomi 1998, yakni Rp 16.575 per dolar AS.
Intervensi Bank Indonesia (BI) menahan kejatuhan rupiah. Terlihat cadangan devisa Februari 2025 mencapai US$ 154,5 miliar. Turun dibanding akhir Januari 2025.
Lalu fenomena makan tabungan kelas menengah ke bawah berlanjut Fenomena ini akibat maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) dan kenaikan biaya hidup. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat, simpanan di bawah Rp 100 juta per Januari 2025 tumbuh 4,8% secara tahunan. Lebih lambat dari Desember 2024, yang tumbuh 5,1%.
Seorang pejabat di industri keuangan membenarkan fenomena makan tabungan ini. "Ada yang mengandalkan pinjol untuk bertahan hidup," bisiknya kepada saya. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pembiayaan fintech lending mencapai Rp 78,5 triliun per Januari 2025, tumbuh 29,94% secara tahunan.
Dari sisi politik, pekan lalu The Economist Intelligence Unit (EIU) mencatat, skor demokrasi Indonesia 2024 sebesar 6,44, masuk kategori negara demokrasi cacat atau flawed democracy, turun tiga peringkat menjadi 59. Dikutip dari Kompas.id, Jumat (7/3). tren penurunan berlangsung sejak tahun 2015.
Artinya sejak Joko Widodo (Jokowi) berkuasa. Pemilihan presiden Februari 2024 jadi sorotan. EIU menyebut, Prabowo mendapat dukungan Jokowi. Majunya putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka yang menurut aturan belum cukup umur sebagai pendamping Prabowo, berasal dari putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
Di lembaga ini Anwar Usman, ipar Jokowi dan paman Gibran, yang saat itu menjabat Ketua MK ikut memutus perkara kontroversi tersebut. Akhirnya Majelis Kehormatan MK (MKMK) memutuskan Anwar melanggar etik.
Lengkap negeri ini. Cacat ekonomi, cacat hukum dan cacat demokrasi.