Nilai Investasi Pengembangan Blok Masela Disepakati Mencapai US$ 20 Miliar

Selasa, 28 Mei 2019 | 07:00 WIB
Nilai Investasi Pengembangan Blok Masela Disepakati Mencapai US$ 20 Miliar
[]
Reporter: Azis Husaini, Filemon Agung | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nasib pengembangan Blok Masela di Laut Arafuru, Maluku, mulai lebih terang. Setelah negosiasi lebih dari dua dekade, Pemerintah Indonesia dan Inpex Corporation mencapai kata sepakat dalam pengembangkan Blok Masela. Nilai investasi di blok migas tersebut ditaksir mencapai US$ 20 miliar.

Skema bagi hasil disepakati kedua pihak sebagai win-win solution. Pemerintah mendapat bagian 50%. Sempat tarik ulur soal porsi bagi hasil, Inpex pernah meminta bagi hasil 85% dan 15% untuk negara. Sedangkan pemerintah berharap bisa mendapat jatah 30%.

Kesepakatan itu terjadi dalam pertemuan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dan CEO Inpex Corporation Takayuki Ueda di Tokyo, Senin (27/5). Kedua pihak menyepakati sejumlah poin strategis, yang memungkinkan lapangan gas raksasa ini bisa segera dikembangkan.

Di pertemuan ini, Menteri Jonan didampingi Duta Besar RI untuk Jepang Arifin Tasrif, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, Wakil Kepala SKK Migas Sukandar serta Deputi Perencanaan SKK Migas Jafee Suardin.

Pertemuan kemarin merupakan kelanjutan dari pertemuan Jonan dan Ueda pada 16 Mei, juga di Tokyo. Pada pertemuan tersebut, kedua pihak menyepakati kerangka final plan of development (PoD) Blok Masela. Sementara di pertemuan terakhir, pemerintah Indonesia dan Inpex membahas negosiasi detail dari kerangka PoD.

Dengan demikian, perjanjian antara Pemerintah Indonesia dan Inpex bisa segera diteken. "Akhirnya, Ipex dan SKK Migas sepakat atas pokok-pokok pengembangan Blok Masela di Tokyo. Pembahasan berlangsung sejak 18 tahun lalu lo. Nilai investasi antara US$ 18 miliar - US$ 20 miliar dengan pembagian yang fair bagi Indonesia dan kontraktor," ungkap Menteri Jonan kepada KONTAN, kemarin.

Kesepakatan final nan bersejarah tersebut ditandai dengan penandatanganan Minute of Meeting oleh Dwi Soetjipto dan Takayuki Ueda dan  disaksikan Menteri ESDM.
Sedangkan penandatanganan perjanjian antara Pemerintah Indonesia dan Inpex direncanakan berlangsung pada pertemuan G20 di Jepang, dalam waktu dekat.

Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menilai, bagi hasil 50%:50% cukup realistis, sesuai prinsip gross split bahwa modal dan risiko sepenuhnya ditanggung oleh investor. "Kesepakatan ini membuktikan iklim investasi migas di Indonesia semakin kondusif," ungkap dia.

Fahmy menambahkan, kesepakatan itu menguntungkan kedua pihak karena Blok Masela segera berproduksi setelah sekian lama tertunda. Cadangan di Blok Masela ditaksir 10,73 trillion cubic feet. Proyek Blok Masela ditargetkan mulai berproduksi kuartal II 2027. Estimasi produksi puncak dari Lapangan Abadi sebesar 9,5 juta ton per tahun dan 150 mmscfd.

Bagikan

Berita Terbaru

Bitcoin Terus Tertekan Hingga di Bawah US$ 120.000/btc, Saatnya Akumulasi Bertahap?
| Jumat, 07 November 2025 | 15:04 WIB

Bitcoin Terus Tertekan Hingga di Bawah US$ 120.000/btc, Saatnya Akumulasi Bertahap?

Di saat bitcoin melemah, beberapa altcoin menunjukkan performa yang apik, meski trader harus tetap melakukan manajemen risiko.

Kabar Superbank IPO Rp 5,35 Triliun, Begini Kinerja Keuangannya yang Melesat Tinggi
| Jumat, 07 November 2025 | 13:21 WIB

Kabar Superbank IPO Rp 5,35 Triliun, Begini Kinerja Keuangannya yang Melesat Tinggi

Kinerja Superbank melesat jelang IPO 2025, profitabilitas dan rasio-rasio keuangan membaik, NPL juga makin oke.

Laba Bersih ANJT Melonjak di Tangan Pengendali Baru
| Jumat, 07 November 2025 | 08:42 WIB

Laba Bersih ANJT Melonjak di Tangan Pengendali Baru

Di bawah pengendali baru, yakni First Resources Limited, ANJT mengantongi laba bersih sebesar US$ 24,28 juta, naik 1.520,39% yoy

Laba Grup Astra Turun, Prospek ASII Masih Ditopang Otomotif dan Diversifikasi Bisnis
| Jumat, 07 November 2025 | 08:23 WIB

Laba Grup Astra Turun, Prospek ASII Masih Ditopang Otomotif dan Diversifikasi Bisnis

Divisi alat berat PT Astra International Tbk (ASII) melemah, namun otomotif dan jasa keuangan masih resilient.

Laba Anjlok 47%, Begini Prospek Bisnis Nikel dan Batubara PT Harum Energy Tbk (HRUM)
| Jumat, 07 November 2025 | 08:08 WIB

Laba Anjlok 47%, Begini Prospek Bisnis Nikel dan Batubara PT Harum Energy Tbk (HRUM)

Diversifikasi menjadi kunci bagi PT Harum Energy Tbk (HRUM) mengelola risiko di tengah volatilitas harga komoditas.

Bisnis Elevator Terangkat Segmen Rumah Pribadi
| Jumat, 07 November 2025 | 07:05 WIB

Bisnis Elevator Terangkat Segmen Rumah Pribadi

Sektor bisnis yang paling banyak menyerap produk elevator Shanghai Mitsubishi datang dari rumah pribadi dan bisnis rumah toko (ruko) 

Suku Bunga Kredit Masih Tinggi, Laba Emiten Otomotif dan Komponen Mini
| Jumat, 07 November 2025 | 06:51 WIB

Suku Bunga Kredit Masih Tinggi, Laba Emiten Otomotif dan Komponen Mini

Pendapatan dan laba emiten otomotif dan komponen masih lemah di sepanjang Sembilan bulan tahun 2025. ​

Saham UVCR Terbang 92,54% Tanpa Aba-Aba, Manajemen Beberkan Rencana Bisnis ke Depan
| Jumat, 07 November 2025 | 06:48 WIB

Saham UVCR Terbang 92,54% Tanpa Aba-Aba, Manajemen Beberkan Rencana Bisnis ke Depan

Per September 2025 utang bank jangka pendek PT Trimegah Karya Pratama Tbk (UVCR) melonjak hingga 58%.

Pyridam Farma (PYFA) Genjot Kinerja di Sisa Tahun
| Jumat, 07 November 2025 | 06:45 WIB

Pyridam Farma (PYFA) Genjot Kinerja di Sisa Tahun

Hingga kuartal III-2025, PYFA tercatat membukukan pendapatan sebesar Rp 2,06 triliun, meningkat 77,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu

Saham Masuk Radar MSCI, Dana Asing Siap Menghampiri
| Jumat, 07 November 2025 | 06:43 WIB

Saham Masuk Radar MSCI, Dana Asing Siap Menghampiri

Tak hanya aliran dana ke saham-saham yang mejeng di indeks MSCI, efek domino dari reblancing juga akan menjalar ke kepemilikan saham.

INDEKS BERITA

Terpopuler