OJK: Soal Bank Muamalat, kami memang mengundang Tahir

Kamis, 27 September 2018 | 17:17 WIB
OJK: Soal Bank Muamalat, kami memang mengundang Tahir
[ILUSTRASI. Teller Menghitung Uang di Bank Muamalat]
Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beredarnya nama Dato Sri Tahir, pendiri Grup Mayapada sebagai calon investor PT Bank Muamalat Indonesia Tbk membetot perhatian publik. Bahkan, keberadaan Tahir sebagai calon investor, kemudian dikait-kaitkan dengan donasi sang filantropi ini bagi program Bank Wakaf Mikro yang digagas Otoritas Jasa Keuangan (OJK) beberapa waktu lalu.

Pihak OJK menepis spekulasi tersebut. Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik OJK, Anto Prabowo menyatakan, dalam kasus Bank Muamalat, OJK memang mengundang banyak pihak. "Kami berbicara kepada banyak pihak untuk membantu Muamalat, termasuk pak Tahir," tutur Anto kepada Kontan.co.id, Kamis (27/9).

Anto bilang, saat berdiskusi dengan OJK, Tahir menyatakan siap membantu asalkan diminta dan memang masih terdapat kekurangan dana dari konsorsium yang ada saat ini, dibawah komando Ilham Habibie. OJK pun menyerahkan keputusan akhirnya kepada manajemen Bank Muamalat dengan para calon investor yang berminat, karena persoalan ini besifat business to business (B2B).

Bicara soal Bank Wakaf Mikro (BWM), Anto mengatakan memang Tahir menjadi donatur. Namun tidak patut juga kemudian ada dugaan, hal tersebut menjadi keistimewaan (previlege) bagi Tahir untuk masuk Bank Muamalat. "Pak Tahir seorang filantropi yang memang banyak menyumbang untuk kegiatan amal," kata Anto.

Sebelumnya Tahir menegaskan bahwa pihaknya tidak tertutup kemungkinan menyemplungkan dana ke Bank Muamalat. "Intinya kalau saya diminta, Saya oke. Tapi tidak untuk memiliki," ucap Tahir, kepada KONTAN, Jumat (21/9).

Tahir menegaskan, dirinya siap membantu permodalan Bank Muamalat yang memang sedang membutuhkan bantuan. Namun dia menegaskan bahwa hal tersebut tidak untuk jangka panjang dan hanya bersifat sementara karena dia yang diminta membantu. Kata Tahir, jika toh dirinya jadi membantu Muamalat, maka dia akan keluar setelah ada pemodal lain yang siap menggantikan dirinya.

Sementara Heru Kristiyana Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK akhir pekan lalu menegaskan bahwa terkait calon investor Bank Muamalat, OJK tidak memiliki kepentingan terhadap siapa investornya. Heru melanjutkan, ada tiga kritera yang menjadi dasar dalam pemilihan investor yang benar-benar layak.

Pertama, investor tersebut harus kredibel. Kedua, sang investor mempunyai dana untuk mengembangkan bank dan dibuktikan juga dengan menempatkan dananya di escrow account dengan jumlah yang dibutuhkan. Dan ketiga, "skema pengembangan bank yang diajukan benar-benar dapat membawa bank menjadi lebih baik ke depan," tutur Heru, Jumat (21/9).

Sebagai gambaran, Bank Wakaf Mikro (BWM) sendiri merupakan lembaga keuangan mikro syariah (LKMS) yang digagas OJK untuk menyalurkan pinjaman kepada pelaku usaha mikro. Nominal pinjaman yang bisa disalurkan lembaga ini berkisar Rp 1 juta hingga Rp 3 juta, dengan memungut imbal hasil hanya sebesar 3% saja.    

Dana BWM berasal dari donasi pribadi maupun perusahaan yang dikumpulkan oleh Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas). OJK menargetkan tahun ini akan berdiri sebanyak 50 BWM. Setiap BWM akan menerima modal minimal sebesar Rp 4 miliar dan maksimal Rp 8 miliar.

Bagikan

Berita Terbaru

Pinjaman Online Hanya Saat Kondisi Betul-Betul Darurat
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 16:06 WIB

Pinjaman Online Hanya Saat Kondisi Betul-Betul Darurat

Pinjaman online tak direkomendasikan untuk kebutuhan keuangan apapun. Tapi, bukan berarti haram memanfaatkan fasilitas ini.

Belajar dari Aster, Mengidentifikasi Wash Trading yang Bikin Investor Kripto Merugi
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 10:39 WIB

Belajar dari Aster, Mengidentifikasi Wash Trading yang Bikin Investor Kripto Merugi

Kewaspadaan dan literasi analisis tetap menjadi kunci utama untuk bertahan dan meraih keuntungan yang berkelanjutan di kripto.

Merger BUMN Karya, Ini Efeknya ke Saham ADHI dan PTPP
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 09:06 WIB

Merger BUMN Karya, Ini Efeknya ke Saham ADHI dan PTPP

Proses merger akan berlanjut pada penggabungan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dan PT PP Tbk (PTPP) yang diharapkan bisa selesai di 2026.

Menakar Prospek Kinerja dan Saham UNTR, Tertolong Emas tapi Masih Tertekan Batubara
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 08:08 WIB

Menakar Prospek Kinerja dan Saham UNTR, Tertolong Emas tapi Masih Tertekan Batubara

Harga emas yang lebih tinggi mendorong revisi naik estimasi laba bersih UNTR untuk tahun 2025–2027 sebesar 5%–7%.

IHSG Naik Kencang Setelah Mengalami Tekanan Pekan Lalu, Sinyal Pemulihan?
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 07:52 WIB

IHSG Naik Kencang Setelah Mengalami Tekanan Pekan Lalu, Sinyal Pemulihan?

Sejumlah faktor, yakni kondisi fiskal, daya beli, dan kinerja laba korporasi yang masih lesu menjadi perhatian investor institusi.

KAI dan PLN Menggarap Elektrifikasi Jalur Kereta
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 07:47 WIB

KAI dan PLN Menggarap Elektrifikasi Jalur Kereta

Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin menyebutkan elektrifikasi menjadi bagian dari upaya modernisasi perkeretaapian nasional.

Negosiasi Pertamina dan  SPBU Swasta Belum Tuntas
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 07:44 WIB

Negosiasi Pertamina dan SPBU Swasta Belum Tuntas

Negosiasi ini menggantikan mekanisme lelang yang semula digunakan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan BBM di SPBU swasta.

Hilirisasi Energi Jangan Setengah Hati dan Berhenti di Peta Jalan
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 07:38 WIB

Hilirisasi Energi Jangan Setengah Hati dan Berhenti di Peta Jalan

Selama puluhan tahun Indonesia terjebak dalam lingkaran "kutukan SDA". Kekayaan alam melimpah ruah, tetapi miskin nilai tambah dan  teknologi.

Babak Baru Diplomasi Ekonomi di Tengah Kecamuk Perang Dagang
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 07:31 WIB

Babak Baru Diplomasi Ekonomi di Tengah Kecamuk Perang Dagang

Pemerintah Indonesia kembali aktif dalam pergaulan internasional, termasuk negosiasi dagang dengan sejumlah negara

Setahun Pemerintahan Prabowo, Bisnis Tambang Bakrie dan Djokosoetono Gencar Ekspansi
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 07:15 WIB

Setahun Pemerintahan Prabowo, Bisnis Tambang Bakrie dan Djokosoetono Gencar Ekspansi

Di masa kampanye pemilihan umum (Pemilu) 2024 lalu, Aburizal Bakri duduk dalam jajaran Dewan Pembina Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo - Gibran.

INDEKS BERITA

Terpopuler