Oligarki Listrik Batubara

Jumat, 16 September 2022 | 08:05 WIB
Oligarki Listrik Batubara
[]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Fahriyadi .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia membuat kebijakan yang fenomenal sepekan terakhir dengan mewajibkan pemakaian kendaraan listrik secara massal.

Pertama, surat Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir  No S-565/MBU/09/2022 tentang Dukungan Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan pada 12 September 2022. Kedua, Instruksi Presiden Joko Widodo No 7/2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai sebagai Kendaraan Dinas  Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Alasan dua kebijakan ini untuk mempercepat pencapaian pengurangan emisi karbon di dalam negeri. Cekaknya demi ekonomi hijau yang ditargetkan bisa turun 30% pada  tahun 2030 dan 0% pada tahun 2060. Pemerintah pernah mengidentifikasi bahwa saat ini ada 106.000 kendaraan listrik yang sudah dipakai instansi pemerintah pusat dan daerah, TNI Polri. Bentuknya berupa 26.000 unit mobil (24,5%) dan 79.766 (75,3%) unit roda dua. Target 2025 total 891.870 unit baik mobil, motor dan bus.

Pemerintah memang belum memperinci berapa besar alokasi anggaran pembelian kendaraan listrik. Namun dengan asumsi persentase jenis kendaraan mobil dan motor masih sama, lalu menggunakan rerata harga mobil listrik Rp 1 miliar karena roda empat bisa berupa bus, plus harga motor rerata Rp 20 juta, maka butuh anggaran Rp 204,58 triliun. Artinya tiap tahun anggaran beli kendaraan listrik Rp 68,19 triliun.

Apakah kendaraan listrik ini bisa dicukupi dari pasokan produsen dalam negeri? Rasanya sulit, karena grup pabrikan asal Jepang pilih merakit mobil bensin yang ongkosnya murah dan laris manis di pasar. Dengan begitu solusinya ya impor.

Masih upaya meningkatkan penggunaan listrik ada rencana kebijakan orang miskin pelanggan listrik wajib konversi 450 VA ke 900 VA. Pertimbangannya untuk menyelamatkan PLN agar tidak terkena penalti lantaran tidak bisa membeli penuh pasokan lisrik dari pembangkit listrik independen. Tiap 1 giga setrum PLN wajib bayar Rp 3 triliun. Dari pada bayar penalti, ya paksa saja rakyat kecil pakai 900 VA. Toh nanti yang bayar juga rakyat karena masuk program subsidi negara.

Lalu siapa pemasok listrik PLN sehingga bisa memaksa pemerintah jualan listrik? Bukankah pemilik pembangkit listrik adalah produsen batubara atau grup usahanya? Lalu konglomerasi batubara ini juga duduk di pemerintahan dan parlemen. Mungkin ini yang disebut trading in influence dalam korupsi.           

Bagikan

Berita Terbaru

Aktif Tambah Armada, Layar Emiten Pelayaran Bakal Berkembang Tahun Depan
| Kamis, 13 November 2025 | 17:33 WIB

Aktif Tambah Armada, Layar Emiten Pelayaran Bakal Berkembang Tahun Depan

Sepanjang tahun ini, sejumlah emiten rajin menambah armada kapal baru untuk memperkuat lini bisnis pengangkutan barang curah hingga offshore.

Prospek Emiten Beras Terganjal Regulasi Harga dan Biaya Produksi
| Kamis, 13 November 2025 | 14:20 WIB

Prospek Emiten Beras Terganjal Regulasi Harga dan Biaya Produksi

Sepanjang periode sembilan bulan 2025, HOKI mencatat penurunan pendapatan 22,56% dari Rp 1,06 triliun menjadi Rp 824,69 miliar.

Rebound Saham GZCO, Kali Ini Bukan Lagi Didorong Rumor Masuknya Happy Hapsoro
| Kamis, 13 November 2025 | 08:27 WIB

Rebound Saham GZCO, Kali Ini Bukan Lagi Didorong Rumor Masuknya Happy Hapsoro

Gozco memiliki lima anak usaha dan total luas perkebunan tertanam mencapai 15.596 hektare per akhir 2024.

Genjot Ekspansi, Barito Pacific (BRPT) Rogoh Capex Rp 8 Triliun
| Kamis, 13 November 2025 | 08:04 WIB

Genjot Ekspansi, Barito Pacific (BRPT) Rogoh Capex Rp 8 Triliun

PT Barito Pacific Tbk (BRPT) telah menggelontorkan belanja modal US$ 480 juta, setara Rp 8,02 triliun selama periode Januari–September 2025. ​

Setelah Melonjak Tinggi Saham BEEF Masih Kuat naik, Sejumlah Aksi Korporasi Digadang
| Kamis, 13 November 2025 | 08:00 WIB

Setelah Melonjak Tinggi Saham BEEF Masih Kuat naik, Sejumlah Aksi Korporasi Digadang

Menyelami rencana ekspansi BEEF, mulai dari penambahan usaha baru hingga fasilitas kredit Rp 1,6 triliun.

Penjualan Mobil Melaju Kencang, Saham Emiten Otomotif Terbang
| Kamis, 13 November 2025 | 07:57 WIB

Penjualan Mobil Melaju Kencang, Saham Emiten Otomotif Terbang

Pertumbuhan penjualan mobil per Oktober 2025 ikut mendorong laju saham emiten otomotif dan komponen.

Laju Indeks Sektoral Semakin Menebal
| Kamis, 13 November 2025 | 07:50 WIB

Laju Indeks Sektoral Semakin Menebal

Kinerja indeks teknologi mengalami penguatan terbesar sejak awal 2025, dengan kenaikan 161,82% ke 10.467,24 pada perdagangan kemarin.​

Ketidakpastian di AS Berakhir, IHSG Masih Belum Aman
| Kamis, 13 November 2025 | 07:44 WIB

Ketidakpastian di AS Berakhir, IHSG Masih Belum Aman

Rebound IHSG didorong sentimen berakhirnya shutdown AS. Hal ini memicu aliran dana asing ke pasar berkembang, termasuk Indonesia. ​

Perintis Triniti (TRIN) Membalikkan Rugi Jadi Laba Bersih
| Kamis, 13 November 2025 | 07:30 WIB

Perintis Triniti (TRIN) Membalikkan Rugi Jadi Laba Bersih

TRIN membukukan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 28,48 miliar.

Sejumlah Bank Swasta Pilih Tak Ikut-ikutan Menaikkan Bunga Deposito Dollar
| Kamis, 13 November 2025 | 07:29 WIB

Sejumlah Bank Swasta Pilih Tak Ikut-ikutan Menaikkan Bunga Deposito Dollar

 Sejumlah bank swasta memilih untuk tidak ikut-ikutan dalam mengerek bunga deposito dolar Amerika Serikat (USD)​

INDEKS BERITA

Terpopuler