Optimis, AKR Corporindo Pasang Target Pertumbuhan 20%

Rabu, 09 Januari 2019 | 07:20 WIB
Optimis, AKR Corporindo Pasang Target Pertumbuhan 20%
[]
Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dian Pertiwi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bertepatan dengan tahun politik 2019, PT AKR Corporindo Tbk yakin masih mampu meningkatkan kinerja bisnisnya. Perusahaan yang bergerak dalam industri kimia dan distribusi bahan bakar minyak (BBM) tersebut menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 20% di sepanjang tahun ini.

Proyeksi AKR Corporindo memang berkebalikan dengan prediksi sejumlah perusahaan lain. Perusahaan berkode saham AKRA di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu justru menaksir, tahun politik tak akan menimbulkan gejolak yang bisa mempengaruhi kondisi perekonomian nasional.

Manajemen AKR Corporindo lebih memilih optimistis dengan berpegang pada sejumlah variabel ekonomi pemerintah. "Kalau kami lihat, pertumbuhan ekonomi ditargetkan pemerintah tumbuh 5,1% dibandingkan tahun lalu itu masih stabil, rupiah menguat, suku bunga stabil," ujar Ricardo Silaen, Corporate Secretary and Head of Investor Relations PT AKR Corporindo Tbk kepada KONTAN, Senin (7/1) lalu.

Adapun target pertumbuhan pendapatan sebesar 20% pada tahun ini mengacu pada target tahunan. Saban tahun, AKR Corporindo menetapkan pendapatan tumbuh 15%–20%.

Meski valuasi masih positif, AKR Corporindo tak lantas lenggang kangkung menunggu pendapatan masuk. Mereka berencana memacu bisnis petroleum atau BBM dan bisnis kimia dasar. Maklum, secara historis dua bisnis tersebut masih mendominasi perolehan pendapatan.

Berkaca dari kinerja periode 30 September 2018 misalnya, penjualan BBM dari pihak berelasi dan pihak ketiga mencapai Rp 12,08 triliun atau setara dengan 71,78% terhadap total pendapatan Rp 16,83 triliun. Adapun kontribusi penjualan barang kimia dasar dan lainnya berada di posisi kedua dengan nilai Rp 3,94 triliun.

Untuk bisnis BBM, AKR Corporindo mendamba campur tangan pasar global. Harapannya, bisnis petroleum bisa ditopang kenaikan harga komoditas seperti batubara dan minyak mentah.

Sementara untuk meningkatkan bisnis kimia dasar, AKR Corporindo berencana membangun smelter. Mereka tak sabar menanti sentimen positif atas implementasi kebijakan penggunaan bahan bakar biodiesel 20% (B20) oleh pemerintah.

 

Alokasi capex

Tak cuma itu, AKR Corporindo juga berharap bisnis kawasan industri bisa mendapatkan efek positif dari penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). "Di Gresik kami punya ekspektasi dengan penguatan rupiah dan pemerintah juga sedang mendorong investasi, maka kami mengharapkan adanya permintaan untuk kawasan industri," ungkap Ricardo.

Agar bisnis berjalan lancar, AKR Corporindo menyiapkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 25 juta hingga US$ 40 juta. Mereka akan menggunakannya untuk perawatan dan pemeliharaan mesin.

Capex tersebut di luar biaya investasi untuk mendukung rencana bisnis AKR Corporindo dengan mitra perusahaan lain. Sebut saja, kongsi mereka dengan BP dalam pengembangan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Keduanya akan membangun SPBU di 30 lokasi.

Ada pula rencana pembangunan satu SPBU dalam Program BBM Satu Harga. Tahun lalu, AKR Corporindo sudah membangun tiga SPBU BBM Satu Harga.

AKR Corporindo dan mitra bisnis juga melanjutkan pembangunan tangki penyimpanan BBM di Jakarta dengan target penyelesaian akhir tahun ini. Nanti, kapasitas tangki mereka akan bertambah 100.000 kiloliter (kl).

 

Bagikan

Berita Terbaru

Nasib Gamang Proyek PSEL di Tangerang Selatan Antara Lanjut atau Harus Lelang Ulang
| Jumat, 21 November 2025 | 18:25 WIB

Nasib Gamang Proyek PSEL di Tangerang Selatan Antara Lanjut atau Harus Lelang Ulang

Nasib proyek Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) di Tangerang Selatan hingga kini belum jelas.

Peluang Bisnis Benih Sawit, Binasawit Makmur Jaga Kualitas & Distribusi
| Jumat, 21 November 2025 | 08:52 WIB

Peluang Bisnis Benih Sawit, Binasawit Makmur Jaga Kualitas & Distribusi

Anak usaha SGRO, BSM, menargetkan pasar benih sawit dengan DxP Sriwijaya. Antisipasi kenaikan permintaan, jaga kualitas & pasokan. 

Benahi Kinerja Keuangan, Timah (TINS) Genjot Produksi dan Penjualan
| Jumat, 21 November 2025 | 08:35 WIB

Benahi Kinerja Keuangan, Timah (TINS) Genjot Produksi dan Penjualan

PT Timah Tbk (TINS) optimistis dapat memperbaiki kinerja operasional dan keuangannya sampai akhir 2025. 

Berakhirnya Kisah Keluarga Sampoerna di Lantai Bursa
| Jumat, 21 November 2025 | 08:30 WIB

Berakhirnya Kisah Keluarga Sampoerna di Lantai Bursa

Langkah Grup Sampoerna melepas PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO), meninggalkan catatan sejarah dalam dunia pasar modal di dalam negeri. ​

Outflow Masih Jadi Penyebab Defisit NPI
| Jumat, 21 November 2025 | 08:29 WIB

Outflow Masih Jadi Penyebab Defisit NPI

NPI kuartal III-2025 mengalami defisit US$ 6,4 miliar, sedikit di bawah kuartal sebelumnya yang defisit sebesar US$ 6,7 miliar

Timbang-Timbang Kenaikan Gaji ASN Tahun Depan
| Jumat, 21 November 2025 | 08:23 WIB

Timbang-Timbang Kenaikan Gaji ASN Tahun Depan

Kemkeu telah menerima surat dari Menteri PANRB terkait pertimbangan kenaikan gaji ASN di 2026       

Tambah Penempatan Dana SAL Rp 76 T Dorong Transmisi Kredit
| Jumat, 21 November 2025 | 08:09 WIB

Tambah Penempatan Dana SAL Rp 76 T Dorong Transmisi Kredit

Tambahan penempatan dana ini lanjutan dari penempatan dana pemerintah senilai Rp 200 triliun akhir Oktober lalu​

Waspada IHSG Jumat (21/11) Bisa Berbalik Arah
| Jumat, 21 November 2025 | 07:56 WIB

Waspada IHSG Jumat (21/11) Bisa Berbalik Arah

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir pekan ini rawan koreksi dengan support 8.399 dan resistance 8.442. 

Shortfall Pajak Tahun Ini, Bisa Sentuh Rp 300 Triliun
| Jumat, 21 November 2025 | 07:54 WIB

Shortfall Pajak Tahun Ini, Bisa Sentuh Rp 300 Triliun

Dalam dua bulan, pemerintah harus mengumpulkan penerimaan pajak Rp 730,27 triliun lagi untuk mencapai target dalam APBN

Caplok Sampoerna Agro (SGRO), Posco International Rogoh Kocek Rp 9,4 Triliun
| Jumat, 21 November 2025 | 07:47 WIB

Caplok Sampoerna Agro (SGRO), Posco International Rogoh Kocek Rp 9,4 Triliun

Grup Sampoerna melepas seluruh kepemilikannya di PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) 1,19 juta saham atau setara 65,72% kepada Posco International.​

INDEKS BERITA