Optimisme Kesepakatan Dagang AS-China Bikin Harga Emas Hari Ini Turun Tipis

Selasa, 22 Oktober 2019 | 23:05 WIB
Optimisme Kesepakatan Dagang AS-China Bikin Harga Emas Hari Ini Turun Tipis
[ILUSTRASI. Petugas menunjukkan sampeli emas batangan di Butik Emas Logam Mulia Mall Ambasador, Jakarta, Senin (24/6/2019).]
Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Harga emas hari ini (22/10) beringsut turun, lantaran prospek perjanjian perdagangan AS-China. Tapi, pemungutan suara penting oleh Parlemen Inggris atas kesepakatan Brexit membatasi penurunan harga emas.

Mengacu Bloomberg pukul 23.59 WIB, harga emas hari ini di pasar spot tutun tipis 0,3% menjadi US$ 1.484,04 per ons troi, setelah mencapai level terendah selama satu pekan di posisi US$ 1.480,44.

Wakil Menteri Luar Negeri Cina Le Yucheng pada Selasa (22/10) mengatakan, China dan AS telah mencapai beberapa kemajuan dalam pembicaraan perdagangan mereka.

Baca Juga: Jelang Pemungutan Suara Brexit, Harga Emas Hari Ini Mendaki Coba Tembus US$ 1.490

Komentar itu muncul sehari setelah Presiden AS Donald Trump berbicara tentang optimisme tentang kesepakatan. Sementara Penasihat Gedung Putih Larry Kudlow bilang, pemberlakuan tarif tambahan atas barang-barang China pada Desember bisa batal jika pembicaraan berjalan baik.

"Pelaku pasar melihat semua berita Brexit dan itu adalah kekhawatiran baru, dan kekhawatiran baru menambah dukungan untuk emas," kata George Gero, Managing Director RBC Wealth Management, kepada Reuters.

"Dan, alasan mengapa emas tidak mengalami reli yang lebih kuat adalah karena (optimisme) perundingan tarif AS-China," ujar dia.

Baca Juga: Harga emas stabil di level US$ 1.484,51 per ons troi, ini sentimennya

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menghadapi dua pemungutan suara penting di parlemen pada Selasa (22/10) yang akan memutuskan, apakah ia bisa memenuhi janjinya untuk memimpin Inggris keluar dari Uni Eropa dalam waktu sembilan hari.

Parlemen Inggris memberikan suara pada pukul 18.00 waktu setempat terhadap RUU Perjanjian Penarikan setebal 115 halaman dan kemudian dengan jadwal yang sangat ketat dari pemerintah untuk menyetujui undang-undang itu.

"Ada ketidakpastian tentang Brexit dan beberapa orang menyadari bahwa masih ada penghalang di depan," kata Analis Quantitative Commodity Research Peter Fertig kepada Reuters.

Baca Juga: Harga emas Antam hari ini turun Rp 4.000 menjadi Rp 752.000

"Kami mengalami rebound dalam harga obligasi pemerintah, termasuk di Jerman dan Italia, yang mengarah ke penerbangan kembali ke safe havens (emas)," ujar Fertig yang menambahkan, penurunan yield mendukung harga emas.

Yield obligasi pemerintah zona euro turun sebelum pemungutan suara di Parlemen Inggris yang penting untuk menentukan, apakah Inggris bisa meninggalkan Uni Eropa secara tertib pada akhir bulan ini.

Dan, "Logam mulia (emas) sedang menunggu tema besar berikutnya atau peristiwa penggerak pasar yang akan memengaruhi sentimen global dan selera risiko," kata Analis FXTM Lukman Otunuga dalam sebuah catatan.

Baca Juga: Harga emas terus melemah di tengah penantian arah suku bunga The Fed

"Sampai sesuatu yang segar dibawa ke dalam gambar, emas diposisikan untuk diperdagangkan dalam kisaran sederhana dalam jangka pendek hingga menengah," tambah Otunuga.

Bagikan

Berita Terbaru

Partisipasi Investor Milenial dan Gen Z di Pasar Saham Makin Semarak
| Minggu, 14 Desember 2025 | 10:04 WIB

Partisipasi Investor Milenial dan Gen Z di Pasar Saham Makin Semarak

Reli IHSG yang beberapa kali menembus rekor tertinggi, tak lepas dari meningkatnya aktivitas investor ritel, termasuk dari kelompok usia muda

Jantra Grupo (KAQI) Genjot Ekspansi Usai Raih Dana IPO
| Minggu, 14 Desember 2025 | 09:59 WIB

Jantra Grupo (KAQI) Genjot Ekspansi Usai Raih Dana IPO

Sebagian besar dana IPO terserap untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk pembangunan infrastruktur fisik. 

BEI Siapkan Pemberlakuan Periode Non Cancellation
| Minggu, 14 Desember 2025 | 09:43 WIB

BEI Siapkan Pemberlakuan Periode Non Cancellation

Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menerapkan periode non-cancellation pada sesi pra-pembukaan dan pra-penutupan mulai 15 Desember 2025

Berkah Kenaikan Trafik Data Telekomunikasi
| Minggu, 14 Desember 2025 | 09:39 WIB

Berkah Kenaikan Trafik Data Telekomunikasi

Meskipun trafik data naik, emiten sektor telekomunikasih masih dibayangi persaingan harga yang ketat

IHSG Pekan Ini Tembus Rekor Baru, Waspada Sentimen Global
| Minggu, 14 Desember 2025 | 06:00 WIB

IHSG Pekan Ini Tembus Rekor Baru, Waspada Sentimen Global

IHSG mengakumulasi kenaikan 0,32% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat 22,33%.

Animo Investor Saham
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:50 WIB

Animo Investor Saham

​Kenaikan IHSG terdorong oleh peningkatan investor pasar modal di dalam negeri yang semakin melek berinvestasi saham.

Keandalan Menara MTEL Diuji Bencana Sumatera
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:35 WIB

Keandalan Menara MTEL Diuji Bencana Sumatera

Banjir dan longsor membuat layanan telekomunikasi di sejumlah wilayah Sumatera lumpuh. Dalam situasi ini, keandalan peru

Memutar Roda Bisnis yang Terhuyung di Pulau Andalas
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:10 WIB

Memutar Roda Bisnis yang Terhuyung di Pulau Andalas

Banjir dan longsor yang melanda Sumatera akhir November bukan hanya merenggut ratusan nyawa, tapi bikin meriang perdagangan.

 
Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:11 WIB

Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak

BI menargetkan volume transaksi QRIS tahun 2025 mencapai 15,37 miliar atau melonjak 146,4% secara tahunan dengan nilai Rp 1.486,8 triliun 

CIMB Niaga Syariah Jajaki Konsolidasi dengan BUS
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:07 WIB

CIMB Niaga Syariah Jajaki Konsolidasi dengan BUS

Bank CIMB Niaga berpotensi memiliki bank syariah beraset jumbo. Pasalnya, bank melakukan penjajakan untuk konsolidasi dengan bank syariah​

INDEKS BERITA

Terpopuler