Optimisme Negosiasi Dagang AS-China Mengantarkan Harga Emas Hari Ini Ke US$ 1.480

Jumat, 11 Oktober 2019 | 22:52 WIB
Optimisme Negosiasi Dagang AS-China Mengantarkan Harga Emas Hari Ini Ke US$ 1.480
[ILUSTRASI. Petugas menunjukkan sampeli emas batangan di Butik Emas Logam Mulia Mall Ambasador, Jakarta, Senin (24/6/2019).]
Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Harga emas hari ini turun hampir 1%, membawa ke jalur kerugian mingguan. Optimisme atas pembicaraan perdagangan Amerika Serikat (AS)-China dan kemungkinan kesepakatan Brexit mengurangi minat safe-haven di bullion.

Mengacu Blommberg pukul 22.45 WIB, harga emas spot turun 0,84% ke level US$ 1.481,43 per ons troi, setelah sempat menyentuh level terendah pekan ini US$ 1.479,31 dan menuju penurunan mingguan sekitar 1%.

Sementara harga emas berjangka AS anjlok 1,16% menjadi US$ 1.483,50 per ons troi.

Baca Juga: Harga emas Antam turun Rp 8.000, Jumat (11/10)

"Optimisme atas situasi perdagangan AS-China telah memicu reli pasar saham, yang merupakan alasan untuk emas berkinerja buruk dalam beberapa hari terakhir," kata Fawad Razaqzada, Analis Pasar Forex.com, kepada Reuters.

"Tapi, saya tidak melihat aksi jual besar-besaran emas. Jika kesepakatan dagang ada, itu akan benar-benar positif dalam jangka panjang. Bila China mendapat kesepakatan, permintaan China untuk emas harus naik karena merupakan konsumen emas terbesar di dunia," ujar dia.

Hari ini, bursa saham global bermandikan optimisme setelah ada tanda-tanda perang dagang AS-China bakal berakhir, dan harapan Inggris semakin dekat dengan jalan keluar yang mulus dari Uni Eropa.

Pembicaraan antara negosiator AS dan Tiongkok memberi harapan bahwa kedua belah pihak bisa mengurangi ketegangan selama 15 bulan terakhir, dan menunda kenaikan tarif AS yang akan berlaku minggu depan.

"Logam mulia berada di bawah tekanan dari optimisme perdagangan. Lebih lanjut, ketika Brexit mendekati resolusi, rasa ketidakpastian pasar mungkin berkurang dan melemahkan minat safe haven dari logam mulia," kata TD Securities dalam sebuah catatan.

Kepala negosiator Brexit dari Uni Eropa dan Inggris bertemu pada Jumat (11/10), beberapa jam setelah Perdana Menteri Boris Johnson dan mitranya dari Irlandia secara tak terduga mengatakan, mereka telah menemukan jalan menuju kemungkinan kesepakatan pada pembicaraan terakhir.

Baca Juga: Pasca melorot di bawah US$ 1.500, apa kabar emas siang ini?

Emas dalam mata uang Poundsterling merosot dalam, sekitar 2,5% menjadi 1.168,35 pound per ons troi.

Investor emas juga mengawasi dugaan serangan terhadap kapal tanker minyak milik Iran pada Jumat pagi, yang menambah ketidakpastian geopolitik global. Dua rudal disebut menghantam kapal itu saat berada di Laut Merah, di lepas pantai Arab Saudi.

"Orang-orang berinvestasi sangat panjang dan mereka masih membeli saat ini, di bawah US$ 1.500," sebut Analis ABN Amro Georgette Boele yang menambahkan, insiden kapal tanker Iran menambah sedikit ketidakpastian dan memberikan dukungan kepada emas.

Bagikan

Berita Terbaru

Prabowo Akan Siapkan Rp 1,2 Triliun Per Tahun Buat Bayar Utang Whoosh
| Selasa, 04 November 2025 | 14:57 WIB

Prabowo Akan Siapkan Rp 1,2 Triliun Per Tahun Buat Bayar Utang Whoosh

Prabowo tekankan tidak ada masalah pembayaran utang Whoosh, namun belum jelas sumber dana dari APBN atau dari BPI Danantara.

Faktor Biaya dan Kurs Rupiah Membebani Mayora, Begini Proyeksi Arah Saham MYOR
| Selasa, 04 November 2025 | 09:09 WIB

Faktor Biaya dan Kurs Rupiah Membebani Mayora, Begini Proyeksi Arah Saham MYOR

Hingga akhir 2025 MYOR menargetkan laba bersih sebesar Rp 3,1 triliun atau cuma naik sekitar 0,8% dibandingkan tahun lalu.​

Bursa Efek Indonesia (BEI) Meluncurkan Tiga Indeks Baru
| Selasa, 04 November 2025 | 08:49 WIB

Bursa Efek Indonesia (BEI) Meluncurkan Tiga Indeks Baru

Investor diharapkan bisa berinvestasi pada saham profit tinggi, valuasi harga dan volatilitas rendah.

Investasi Saham dan Efek Buntung, Saratoga Investama Sedaya (SRTG) Cetak Kerugian
| Selasa, 04 November 2025 | 08:45 WIB

Investasi Saham dan Efek Buntung, Saratoga Investama Sedaya (SRTG) Cetak Kerugian

Saratoga juga mencatat kerugian bersih atas instrumen keuangan derivatif lainnya Rp 236 juta per 30 September 2025.

Invesco dan Allianz Konsisten Borong Saham UNTR Hingga Oktober, Blackrock Beda Arah
| Selasa, 04 November 2025 | 08:16 WIB

Invesco dan Allianz Konsisten Borong Saham UNTR Hingga Oktober, Blackrock Beda Arah

Sepanjang Oktober 2025 investor asing institusi lebih banyak melakukan pembelian saham UNTR ketimbang mengambil posisi jual.

Penjualan Nikel Melejit, Laba PAM Mineral (NICL) Tumbuh Tiga Digit
| Selasa, 04 November 2025 | 08:02 WIB

Penjualan Nikel Melejit, Laba PAM Mineral (NICL) Tumbuh Tiga Digit

PT PAM Mineral Tbk (NICL) meraih pertumbuhan penjualan dan laba bersih per kuartal III-2025 di tengah tren melandainya harga nikel global.

Laba Emiten Farmasi Masih Sehat Sampai Kuartal III-2025
| Selasa, 04 November 2025 | 07:52 WIB

Laba Emiten Farmasi Masih Sehat Sampai Kuartal III-2025

Mayoritas emiten farmasi mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba di periode Januari hingga September 2025.

Kinerja Emiten FMCG Bervariasi, Prospek di Kuartal IV-2025 Berpotensi Lebih Seksi
| Selasa, 04 November 2025 | 07:42 WIB

Kinerja Emiten FMCG Bervariasi, Prospek di Kuartal IV-2025 Berpotensi Lebih Seksi

Ramadan yang jatuh pada pertengahan Maret 2026 berpotensi mendorong permintaan distributor terhadap barang konsumsi mulai kuartal IV-2025.

Rogoh Kocek Rp 2 Triliun,  Astra International (ASII) Menggelar Buyback Saham
| Selasa, 04 November 2025 | 07:42 WIB

Rogoh Kocek Rp 2 Triliun, Astra International (ASII) Menggelar Buyback Saham

Jadwal buyback PT Astra International Tbk (ASII) direncanakan mulai 3 November 2025 hingga 30 Januari 2026. ​

Kondisi Ekonomi Tak Baik-Baik Saja, Bisnis Emiten Konglomerasi Tertekan
| Selasa, 04 November 2025 | 07:09 WIB

Kondisi Ekonomi Tak Baik-Baik Saja, Bisnis Emiten Konglomerasi Tertekan

Penyebabnya beragam. Mulai dari pelemahan daya beli, depresiasi nilai tukar rupiah, hingga koreksi harga sejumlah komoditas.

INDEKS BERITA

Terpopuler