Pabrik Baja Anyar Krakatau Steel (KRAS) Beroperasi Usai Lebaran 2019

Selasa, 05 Maret 2019 | 07:55 WIB
Pabrik Baja Anyar Krakatau Steel (KRAS) Beroperasi Usai Lebaran 2019
[]
Reporter: M Imaduddin | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - CILEGON. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk menyiapkan dana US$ 432 juta untuk mendukung agenda ekspansi pada tahun ini. Sebanyak US$ 293 juta untuk pengembangan bisnis baja dan sisanya untuk bisnis non baja.

Salah satu rencana ekspansi dalam bisnis baja yakni menyelesaikan pembangunan pabrik hot strip mill (HSM) 2 di Cilegon, Banten. Bulan April nanti, Krakatau Steel menjadwalkan pabrik tersebut masuk tahap mechanical completion atau tahap akhir konstruksi proyek.

Kalau lolos mechanical completion, tahap selanjutnya yakni commissioning yang untuk memastikan kinerja pabrik berjalan sesuai dengan standar. "Full produksinya mulai setelah Lebaran, sekitar bulan Juni," terang Silmy Karim, Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Kantor Pusdiklat Krakatau Steel, Cilegon, Banten, Senin (4/3).

Asal tahu, pembangunan pabrik HSM 2 adalah bagian dari ikhtiar Krakatau Steel mengoperasikan pabrik dengan total kapasitas 10 juta ton per tahun. Perusahaan berkode saham KRAS di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut berharap bisa merealisasikannya dalam empat tahun ke depan.

Sementara sejauh ini, Krakatau Steel mengoperasikan pabrik dengan kapasitas produksi antara 6 juta ton sampai 7 juta ton per tahun. Sekitar 4,6 juta ton per tahun merupakan kapasitas produksi sendiri. Sisanya, adalah kapasitas produksi dari pabrik patungan dengan mitra bisnis.

Kembali mengingatkan, pada 26 Agustus 2010 Krakatau Steel dan perusahaan Korea Selatan yakni Pohang Iron and Steel Corporation (Posco), membentuk PT Krakatau Posco. Hingga 30 September 2018, porsi kepemilikannya terdiri dari 30% Krakatau Steel dan 70% Posco. Pabrik Krakatau Posco tahap I berkapasitas 3 juta ton per tahun sudah beroperasi sejak 2014.

Lalu dengan perusahaan Jepang yaitu Nippon Steel & Sumitomo Metal Corporation, Krakatau Steel mendirikan PT Krakatau Nippon Steel Sumikin pada 27 Desember 2012. Krakatau Steel mengempit 20% dan selebihnya milik mitra bisnis. Sejak Juli 2017, perusahaan patungan mengoperasikan pabrik baja galvanising dan annealing.

Restrukturisasi utang

Manajemen Krakatau Steel mengatakan, proyek kerjasama dengan mitra bisnis tersebut menguntungkan. "Bahkan yang dengan Posco tahun 2018 untung sekitar US$ 30 juta," kata Silmy.

Tak heran jika kerjasama dengan Posco maupun Nippon Steel & Sumitomo kemungkinan akan berlanjut. Selain itu, Krakatau Steel juga berencana menjalin kongsi baru dengan perusahaan BUMN dalam produk besi beton atau baja tulangan,. Target realisasinya semester II 2019. Hanya, mereka belum bersedia menyebutkan calon mitra bisnis yang dimaksud.

Yang pasti, sambil mengembangkan kapasitas produksi, Krakatau Steel berencana melakukan konsolidasi internal dan restrukturisasi utang. Dengan menyelesaikan utang, perusahaan tersebut ingin menyehatkan pasar baja.

Target penyelesaian proses restrukturisasi utang pada akhir bulan ini. "Sedangkan konsolidasi itu konsolidasi internal, yang bagi kami penting dalam menghadapi dinamika pasar dan industri baja," jelas Silmy.

Hingga kini belum ketahuan kinerja Krakatau Steel 2018. Perusahaan pelat merah tersebut berjanji akan menyampaikannya dalam sebuah acara paparan publik. Sementara selama sembilan bulan 2018, mereka masih menanggung rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias rugi bersih US$ 37,38 juta.

Bagikan

Berita Terbaru

Surono Subekti Masuk Daftar Pemegang Saham Brigit Biofarmaka di Tengah Koreksi Harga
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 16:30 WIB

Surono Subekti Masuk Daftar Pemegang Saham Brigit Biofarmaka di Tengah Koreksi Harga

Surono menjadi satu-satunya pemegang saham individu di luar afiliasi dan manajemen yang punya saham OBAT lebih dari 5%.

Menengok Portofolio Grup Djarum yang Baru Masuk ke Saham RS Hermina (HEAL)
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 15:00 WIB

Menengok Portofolio Grup Djarum yang Baru Masuk ke Saham RS Hermina (HEAL)

Grup Djarum pada 25 Juni 2025 mencaplok 3,63% PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), emiten yang mengelola jaringan Rumah Sakit Hermina.

Kinerjanya Paling Bontot di ASEAN Pada 23-26 Juni, Gimana Prospek IHSG Ke Depan?
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 15:00 WIB

Kinerjanya Paling Bontot di ASEAN Pada 23-26 Juni, Gimana Prospek IHSG Ke Depan?

Tercapainya gencatan senjata antara Israel dan Iran, bisa berimbas pada meningkatkan risk appetite investor atas aset berisiko di emerging markets

Ada Normalisasi Permintaan, Serapan Semen Nasional Melemah per Mei 2025
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 14:13 WIB

Ada Normalisasi Permintaan, Serapan Semen Nasional Melemah per Mei 2025

Volume penjualan semen domestik pada lima bulan pertama tahun 2025 turun 2,1% year on year (YoY) menjadi 22,27 ton.

Pabrik Baterai EV Terintegrasi Pertama Berdiri Akhir Juni , Ini Mereka yang Terlibat
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 13:26 WIB

Pabrik Baterai EV Terintegrasi Pertama Berdiri Akhir Juni , Ini Mereka yang Terlibat

Indonesia akan memiliki pabrik baterai EV pertama pada akhir Juni 2026 ini. Selain China, sejumlah perusahaan lokal terlibat. Ini detailnya.

Dugaan Korupsi Pengadaan EDC BRI, Oknum Rekanannya Juga Tersandung di Kasus Pertamina
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 08:22 WIB

Dugaan Korupsi Pengadaan EDC BRI, Oknum Rekanannya Juga Tersandung di Kasus Pertamina

PT Pasifik Cipta Solusi (PCS) dalam situs webnya mengaku sebagai partner BRI sejak tahun 2020 dalam pengadaan mesin EDC agen BRILink.

Waspada Risiko Kontraksi Setoran Pajak
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 07:21 WIB

Waspada Risiko Kontraksi Setoran Pajak

Penerimaan pajak semester I-2025 berisiko terkontraksi 35%-40% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Wajib Pajak UMKM Masih Bisa Bebas PPh Final
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 07:01 WIB

Wajib Pajak UMKM Masih Bisa Bebas PPh Final

Ditjen Pajak menegaskan bahwa kebijakan PPh final usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tidak menambah beban pajak baru

Ada Hermanto Tanoko, Begini Prospek Emiten Merry Riana (MERI) Pasca IPO
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 06:51 WIB

Ada Hermanto Tanoko, Begini Prospek Emiten Merry Riana (MERI) Pasca IPO

Secara valuasi, harga saham IPO MERI masih tergolong wajar. Tapi, investor tetap harus mencermati fundamental perusahaan. 

Siap-siap Anggaran 2025 Jebol
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 06:50 WIB

Siap-siap Anggaran 2025 Jebol

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membuka peluang memperbesar penerbitan surat berharga negara (SBN) pada tahun ini

INDEKS BERITA

Terpopuler