Pacu Bisnis Organik, GMFI Siapkan Belanja Modal US$ 86 Juta

Rabu, 20 Februari 2019 | 11:18 WIB
Pacu Bisnis Organik, GMFI Siapkan Belanja Modal US$ 86 Juta
[]
Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Dian Pertiwi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk atau GMF AeroAsia menyiapkan dana belanja modal sebesar US$ 86 juta untuk mendukung agenda bisnis di tahun 2019. Anggaran itu lebih kecil ketimbang tahun lalu yang mencapai US$ 127 juta.

Sumber dana belanja modal alias capital expenditure (capex) berasal dari keuntungan tahun lalu. "Kami juga akan mencari KMK (kredit modal kerja) serta partnership dan financing," kata Fidiarta Andika, Corporate Communications PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk kepada KONTAN, Selasa (19/2).

GMF AeroAsia akan menggunakan capex untuk mendukung pengembangan bisnis organik. Sebut saja, peningkatan infrastruktur information and communication technology (ICT). Mereka juga akan menggunakan capex untuk mengerek kemampuan bengkel maintenance, repair and overhaul (MRO) dalam merawat Airbus A320 Neo dan Boeing B737 Max.

Tahun ini, GMF AeroAsia memang berniat memacu bisnis organik. Makanya, perusahaan berkode saham GMFI di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut berniat meningkatkan kemampuan dan melebarkan target pasar. Selain pasar perawatan pesawat komersial, mereka mulai membidik pasar perawatan pesawat militer.

Sambil jalan, GMF AeroAsia mendorong percepatan bisnis dua anak usaha baru, yakni PT Garuda Daya Pratama Sejahtera dan PT Garuda Energi Logistik dan Komersial. Garuda Daya Pratama yang resmi berdiri pada 25 Januari 2019 lalu, merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan sumber daya manusia (SDM) untuk industri penerbangan. Cakupannya adalah SDM jasa perawatan pesawat, layanan darat dan keamanan penerbangan.

Sementara Garuda Energi Logistik yang berdiri per 6 Februari 2019, menggeluti bisnis perdagangan suku cadang dan mesin pesawat udara. Perusahaan tersebut juga bakal menyediakan sewa guna usaha suku cadang dan mesin pesawat udara, perdagangan umum, penyediaan energi listrik, distribusi bahan bakar minyak dan pengelolaan limbah.

GMF AeroAsia berharap, diversifikasi bisnis dari dua anak usaha baru itu bisa mendukung kegiatan usaha utama GMF AeroAsia. "Tak hanya kami tapi juga untuk induk usaha yakni Garuda Indonesia Group," harap Andika.

 

Target anorganik

Selain pengembangan organik, GMF AeroAsia juga mencari potensi pengembangan bisnis anorganik. Dalam catatan KONTAN, awal tahun ini mereka telah menjalin kerjasama dengan PT Indopelita Aircraft Services untuk periode 10 tahun. Lingkup kerjasama pada tahap pertama meliputi pemanfaatan fasilitas hangar serta peningkatan kompetensi karyawan serta peningkatan kapabilitas lewat penambahan alat.

Agenda bisnis anorganik lain dalam bentuk pembangunan pabrik ban dengan mitra perusahaan asing. Sejauh ini GMF AeroAsia masih menjajaki beberapa calon mitra bisnis asal Amerika Serikat dan Eropa. Sementara sumber pendanaan kerjasama, kemungkinan besar dari China. Target memulai konstruksi pabrik ban pada akhir kuartal I 2019.

Sembari mengawal sejumlah agenda bisnis, GMF AeroAsia berharap bisa mengantongi pendapatan di atas US$ 500 juta. "Anorganik diharapkan berkontribusi sampai dengan 10% terhadap pendapatan," kata Andika.

Sepanjang tahun lalu, GMF AeroAsia membukukan pendapatan usaha senilai US$ 470,02 juta atau tumbuh 6,99% year on year(yoy). Namun laba tahun berjalannya turun sebesar 40,06% yoy menjadi US$ 30,54 juta.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Dekonsolidasi Tokopedia Tekan Kerugian GOTO di Semester Pertama 2025
| Minggu, 17 Agustus 2025 | 19:29 WIB

Dekonsolidasi Tokopedia Tekan Kerugian GOTO di Semester Pertama 2025

Beban kerugian dari Tokopedia tergerus seiring dengan keputusan GOTO menjual 75,01% saham ‘aplikasi hijau’ ini kepada TikTok Pte Ltd.

Raih ATH Baru, Harga Bitcoin Berpotensi Capai US$ 250.000 dalam Jangka Pendek
| Minggu, 17 Agustus 2025 | 17:36 WIB

Raih ATH Baru, Harga Bitcoin Berpotensi Capai US$ 250.000 dalam Jangka Pendek

Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menyebutkan secara teknikal, level US$ 125.000 menjadi resistance psikologis utama.

Ekspansi Luar Jawa Bakal Mendongkrak Kinerja Midi Utama Indonesia (MIDI)
| Minggu, 17 Agustus 2025 | 15:16 WIB

Ekspansi Luar Jawa Bakal Mendongkrak Kinerja Midi Utama Indonesia (MIDI)

Sepanjang tahun 2025, perusahaan menargetkan pembukaan 200 gerai baru, sebagian ekspansi agresif itu akan berfokus pada wilayah luar Pulau Jawa.

ESG Elnusa (ELSA): Siapkan Investasi Agar Berbuah Pengurangan Emisi
| Minggu, 17 Agustus 2025 | 09:00 WIB

ESG Elnusa (ELSA): Siapkan Investasi Agar Berbuah Pengurangan Emisi

Menengok upaya keberlanjutan bisnis PT Elnusa Tbk (ELSA) dalam pengelolaan finansial dan operasional.

Riuh Potensi Industri Musik dan Audio Digital
| Minggu, 17 Agustus 2025 | 07:15 WIB

Riuh Potensi Industri Musik dan Audio Digital

Musik dan konten audio sudah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat di era digital. Prospek platform streaming musik dan audio pun cerah.

Menangkap Cuan dari Perluasan Pengguna QRIS
| Minggu, 17 Agustus 2025 | 07:00 WIB

Menangkap Cuan dari Perluasan Pengguna QRIS

Tren transaksi non-tunai bakal semakin meningkat seiring pengguna QRIS yang semakin meluas.          

Menko Pangan: Kami Ingin Desa Menjadi Pusat Kegiatan Ekonomi
| Minggu, 17 Agustus 2025 | 06:30 WIB

Menko Pangan: Kami Ingin Desa Menjadi Pusat Kegiatan Ekonomi

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan membeberkan rencana pengembangan Koperasi Desa Merah Putih kepada KONTAN.

Menampung Jelantah, Alfamart Menyelam Sambil Investasi
| Minggu, 17 Agustus 2025 | 06:15 WIB

Menampung Jelantah, Alfamart Menyelam Sambil Investasi

Sembari menyelam minum air. Inilah strategi PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart) menjalankan praktik ESG sekaligus menjadi strategi investasi.

 
Banyak Peminat, Gurih Laba usaha Roti Rumahan Makin Nikmat
| Minggu, 17 Agustus 2025 | 06:10 WIB

Banyak Peminat, Gurih Laba usaha Roti Rumahan Makin Nikmat

Tren konsumsi roti makin gurih. Peluang usaha ini menjadi santapan legit bagi pelaku usaha roti rumahan. Seperti apa cara kerja bisnisnya?

 
Potensi Sangat Besar, Tren Green Jobs di Indonesia bakal Terus Meningkat
| Minggu, 17 Agustus 2025 | 06:00 WIB

Potensi Sangat Besar, Tren Green Jobs di Indonesia bakal Terus Meningkat

Potensi green jobs di Indonesia sangat besar. Pemerintah pun sudah menyiapkan peta jalan untuk pengembangan tenaga kerja hijau.

INDEKS BERITA

Terpopuler