Pakuwon Jati (PWON) Bersiap Menambah Superblok

Jumat, 12 Juli 2019 | 09:25 WIB
Pakuwon Jati (PWON) Bersiap Menambah Superblok
[]
Reporter: Amalia Fitri | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pakuwon Jati Tbk bakal menambah koleksi proyek kawasan terintegrasi alias superblok. Pada akhir tahun 2019 nanti, Pakuwon Jati berencana mengembangkan superblok di Bekasi, Jawa Barat dengan kebutuhan anggaran hingga Rp 2 triliun​.

Menurut rencana rancang bangun, superblok Pakuwon mencakup satu pusat perbelanjaan dengan luas lahan 60.000 meter persegi (m²) dan empat menara apartemen. Bakal ada pula dua hotel yang masing-masing berstatus bintang 4 dan bintang 3.

Saat ini, manajemen Pakuwon Jati sedang dalam tahap mengajukan perizinan untuk mengolah lahan di sebelah Mall Revo, Bekasi. "Konsepnya akan seperti kawasan Kota Kasablanka di Jakarta," ungkap Stefanus Ridwan Suhendra, Presiden Direktur PT Pakuwon Jati Tbk, ditemui di Gandaria City Mall, Jakarta Kamis (11/7).

Setelah mengantongi izin pembangunan dari pemerintah daerah, Pakuwon menargetkan pembangunan rampung dalam dua tahun. Perusahaan berkode saham PWON di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut menyasar segmen menengah atas.

Superblok di Bekasi nanti, bakal melengkapi empat superblok atau township yang sudah beroperasi. Tiga di antaranya ada di Surabaya, Jawa Timur yakni Tunjungan City, Pakuwon City dan Pakuwon Mall. Satu lagi Kota Kasablanka di Jakarta.

Mengintip materi paparan publik Juni 2019 kemarin, masing-masing superblok berisi sejumlah proyek. Hingga kuartal I tahun ini, Pakuwon City menjadi superblok yang menyisakan satu proyek belum terjual penuh, yakni kondominium Amor. Sementara empat proyek lain sudah 100% terjual.

Selain kategori superblok, Pakuwon juga mengoperasikan tujuh pusat perbelanjaan, yakni Tunjungan Plaza, Kota Kasablanka Mall dan Gandaria City Mall. Empat yang lain meliputi Pakuwon Mall, Pakuwon Trade Center, Royal Plaza dan Blok M Plaza. Hingga kuartal pertama kemarin, masing-masing tingkat ketersian alias okupansi di atas 90%.

Meskipun portofolio proyek bejibun, tahun ini Pakuwon hanya menargetkan pertumbuhan pendapatan high single digit. Alasannya, tren pasar properti semester I-2019 masih lesu. "Pasar properti ke depan akan bagus tetapi memang di sisi office masih kurang bagus karena sering sekali kelebihan pasokan," terang Stefanus.

Recurring income

Kembali mengintip materi paparan publik, Pakuwon sudah mendekap sejumlah tenant atau penyewa besar di proyek perkantoran. Beberapa di antaranya seperti ICBC, Huawei, LG Electronics, Prudential, Sheraton, The Westin dan The Ascott.

Adapun Pakuwon lebih mengandalkan pendapatan berulang alias recurring income dalam mengejar target pendapatan tahun ini. Pilihannya itu berkaca dari pencapaian kinerja kuartal I-2019.

Selama tiga bulan pertama tahun ini, Pakuwon mengantongi pertumbuhan pendapatan 3,64% year-on-year (yoy) menjadi Rp 1,71 triliun. Sebanyak Rp 658,20 miliar merupakan penjualan kondominium dan kantor. Selebihnya adalah pendapatan berulang dari berbagai lini usaha.

Kalau target pendapatan pra penjualan alias marketing sales Pakuwon tahun ini sebesar Rp 2,22 triliun. Target tersebut tidak terpaut jauh ketimbang raihan marketing sales tahun lalu yakni Rp 2,2 triliun. Realisasi pendapatan pra penjualan kuartal I tahun ini Rp 356 miliar.

Sejauh ini Pakuwon memiliki landbank 445.400 hektare (ha) di Jakarta, Bekasi dan Surabaya. "Mungkin ke depan kami juga akan menjajal apartemen khusus mahasiswa," kata Stefanus.

Bagikan

Berita Terbaru

Investor Pertanyakan Tender Wajib ANJT, ini Penjelasan Bursa Efek Indonesia (BEI)
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 14:30 WIB

Investor Pertanyakan Tender Wajib ANJT, ini Penjelasan Bursa Efek Indonesia (BEI)

Penwaran tender wajib akan dilaksanakan untuk membeli sisa kepemilikan saham maksimum 296.193.312 saham atau sekitar 8,83% saham ANJT.

Tutup Empat Gerai Sepanjang 2025, ini Prospek Saham Ramayana Lestari Sentosa (RALS)
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 14:00 WIB

Tutup Empat Gerai Sepanjang 2025, ini Prospek Saham Ramayana Lestari Sentosa (RALS)

Meski efisiensi operasional terus dijalankan, namun laba usaha RALS pada semester I-2025 masih turun 10,33% menjadi Rp 213,99 miliar.

Saham HRUM Dinilai Murah, Prospek dan Target Bisnis Nikel akan Kerek Harga Sahamnya
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 13:30 WIB

Saham HRUM Dinilai Murah, Prospek dan Target Bisnis Nikel akan Kerek Harga Sahamnya

Sampai dengan semester I-2025, volume penjualan nikel HRUM melonjak 49% year on year (YoY) menjadi 33.385 ton.

Melihat Upaya Revitalisasi dan Beuatifikasi Pusat Gaya Hidup Jakarta
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 13:00 WIB

Melihat Upaya Revitalisasi dan Beuatifikasi Pusat Gaya Hidup Jakarta

PWON selaku pengelola Plaza Blok M juga terus mengembangkan malnya di lokasi yang berdekatan dengan destinasi gaya hidup.

Pasokan Gas SSWJ Seret Tak Cuma Soal PGAS dan MEDC, Efeknya Menjalar ke Banyak Emiten
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 11:26 WIB

Pasokan Gas SSWJ Seret Tak Cuma Soal PGAS dan MEDC, Efeknya Menjalar ke Banyak Emiten

Pasokan yang berkurang dan faktor harga menekan operasional banyak perusahaan yang terkoneksi dengan jaringan gas SSWJ.

Pangkas Target Pertumbuhan Pendapatan dan Laba Bersih, Begini Rekomendasi Saham KLBF
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 08:32 WIB

Pangkas Target Pertumbuhan Pendapatan dan Laba Bersih, Begini Rekomendasi Saham KLBF

KLBF kini memprioritaskan investasi di produk farmasi spesialis bernilai tinggi seperti onkologi, terapi sel, dan biosimilar.

Tren Arus Masuk Dana Asing ke Pasar Saham Dinilai Baru Tahap Awal, Masih bisa Lanjut?
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 08:20 WIB

Tren Arus Masuk Dana Asing ke Pasar Saham Dinilai Baru Tahap Awal, Masih bisa Lanjut?

Investor ritel bisa menerapkan buy on weakness, dengan memanfaatkan koreksi wajar pasca reli untuk masuk di harga yang lebih menarik.

Anomali, Harga Timah Bertahan di Level Tinggi tapi Saham TINS Cenderung Terkoreksi
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 08:03 WIB

Anomali, Harga Timah Bertahan di Level Tinggi tapi Saham TINS Cenderung Terkoreksi

Produksi bijih timah TINS pada semester I-2025 cuma sebanyak 6.997 ton Sn, turun 32% dibandingkan semester 1 2024 yang sebanyak 10.279 ton Sn.

Suplai Gas Seret Menghambat Kinerja Industri
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 07:04 WIB

Suplai Gas Seret Menghambat Kinerja Industri

Sistem distribusi dan infrastruktur gas di Indonesia lambat dibangun, sehingga ketika ada gangguan pasokan berakibat pada sektor industri

Pelita Air Membuka Rute Penerbangan ke Singapura
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 07:00 WIB

Pelita Air Membuka Rute Penerbangan ke Singapura

Lita Air memilih Singapura karena negara ini merupakan pusat konektivitas udara strategis di kawasan Asia Tenggara,

INDEKS BERITA

Terpopuler