Berita Market

Pandemi Hilang, Jumlah Pasien Rumah Sakit Naik

Senin, 30 Mei 2022 | 04:10 WIB
Pandemi Hilang, Jumlah Pasien Rumah Sakit Naik

Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyebaran Covid-19 mulai mereda. Bahkan, status pandemi Covid-19 akan diubah menjadi endemi. Ini jadi sentimen positif bagi emiten pengelola rumahsakit. Performa harga saham emiten rumahsakit pun tampak terus naik di tahun ini. 

Secara year to date, harga saham PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) telah naik hingga 36,45%. Sementara harga saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) berhasil menguat hingga 26,79%. Saham PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) dan PT Siloam Hospitals International Tbk (SILO) masih bisa menguat masing-masing 7,49% dan 0,17%.

Performa saham emiten rumahsakit yang apik ini, menurut analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya, justru merupakan efek dari melandainya kasus Covid-19 akhir-akhir ini. Pasalnya, tingkat kunjungan pasien rawat jalan maupun rawat inap kembali meningkat.

Baca Juga: Kasus Rendah, Fasilitas Covid-19 di RS Tetap Ada

Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei menambahkan, beberapa emiten rumahsakit dalam pantauan Henan Putihrai Sekuritas, seperti MIKA, HEAL, dan SILO, sejak kuartal IV-2021 mencatatkan jumlah volume pasien melebihi level sebelum Covid. "Artinya, bisnis dasar rumahsakit mulai pulih, setelah permintaan perawatan atau operasi sempat tertunda selama pandemi," kata Jono kepada KONTAN, Jumat (27/5). 

Cheryl menyebut, dengan makin rendahnya kasus Covid-19 saat ini, tren berobat masyarakat akan terus berlanjut, sehingga mendorong volume kunjungan pasien pada tahun ini. Kondisi ini jadi katalis positif bagi emiten.

Tapi, Analis CGS CIMB Sekuritas Patricia Gabriella, dalam risetnya menuliskan, pertumbuhan volume pasien industri rumahsakit pada tahun ini diprediksi cuma mencapai 16% secara year on year. Volume pasien tersebut masih 6% di bawah level sebelum pandemi Covid-19. 

Menurut Patricia, masih terdapat beberapa pasien yang perawatannya tertunda akibat adanya Covid-19. Normalisasi volume pasien baru akan terjadi pada 2023. Patricia memproyeksikan pertumbuhan volume pasien pada 2023 mencapai 8%.

Volume pasien

Secara jangka panjang, Jono menilai, emiten rumahsakit masih menarik. Pasalnya, penetrasi kesehatan di Indonesia masih rendah dibandingkan negara lain. Alhasil, ini berpotensi menjadi faktor pendorong kinerja emiten rumahsakit secara jangka panjang.

Baca Juga: Siapkan Rp 750 Miliar, RS Mitra Keluarga Terus Menambah Jaringan Rumah Sakit Baru

Selain itu, kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan semakin meningkat. Terlebih, pasca pandemi Covid-19, beberapa penyakit varian baru lainnya muncul, seperti hepatitis, cacar monyet dan sebagainya.

Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio meyakini, kesadaran masyarakat akan kesehatan menjadi faktor penting pertumbuhan kinerja emiten rumahsakit, serta ditunjang naiknya penjualan obat. "Jadi, saham rumahsakit tetap menarik. Terlebih jumlah pasien naik, begitu pula emiten rumahsakit kian ekspansif untuk layanan pengobatan dan teknologi kesehatannya," imbuh dia.

Frankie menyebut, menariknya prospek emiten rumahsakit terlihat dari aksi korporasi Grup Lippo yang menambah kepemilikan saham SILO serta strategi grup Astra menyerap saham HEAL yang dilepas di private placement. 

Tapi, Patricia memprediksi pertumbuhan pendapatan emiten rumahsakit hanya sekitar 1%. Ini karena effect high base pada tahun sebelumnya. Lalu, pada 2023 pendapatan sektor rumahsakit diproyeksikan tumbuh 10%. 

Cheryl menyebut, emiten rumahsakit masih harus menghadapi risiko fluktuasi rupiah, mengingat obat-obatan dan peralatan emiten rumahsakit masih impor. 

Para analis sependapat HEAL menjadi top pick sektor ini. HEAL mendapat suntikan dana dari grup Astra yang bisa digunakan untuk ekspansi.

Baca Juga: Pemilik RS Omni Hospitals (SAME) Dikabarkan Siap Akuisisi Jakarta Eye Center

Terbaru