Panorama (PANR) Rajin Menggali Sumber Pendanaan

Jumat, 08 Maret 2019 | 08:01 WIB
Panorama (PANR) Rajin Menggali Sumber Pendanaan
[]
Reporter: Nur Pehatul Janna | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) menyiapkan sejumlah rencana bisnis untuk menggenjot kinerja pada tahun ini. Untuk memuluskan rencana ekspansi di sepanjang 2019, manajemen Panorama akan menerbitkan obligasi senilai Rp 400 miliar.

Emiten ini telah mendapatkan restu dari rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang berlangsung pada Rabu (6/3) lalu. Dari agenda RUPSLB tersebut, tampaknya Panorama sedang mencari banyak pendanaan. Bukan hanya penerbitan obligasi yang menjadi agenda utama RUPSLB Panorama Sentrawisata.

Direktur Independen PT Panorama Sentrawisata Tbk, Daniel Martinus, mengatakan ada beberapa agenda yang mereka bahas, di antaranya meminta persetujuan untuk mengajukan pinjaman sejumlah dana kepada lembaga keuangan, bank dan lembaga non-keuangan. Kemudian melakukan corporate guarantee dan meminta restu untuk menerbitkan obligasi.

"Semua mata acara sudah direstui. Untuk obligasi, kami akan menerbitkan sebanyak-banyaknya Rp 400 miliar dengan jangka waktu hingga tahun 2021, baik penerbitan baru, penerbitan berkelanjutan maupun perpanjangan," ungkap dia kepada KONTAN, Rabu (6/3) lalu.

Selain rencana penerbitan obligasi, Daniel menjelaskan, agenda RUPSLB PANR juga untuk mengantongi restu penjaminan kekayaan perusahaan, baik berupa benda tetap maupun benda bergerak kepada lembaga keuangan perbankan dan lembaga lainnya.

Namun Manajemen Panorama tidak memerinci tujuan pencarian dana tersebut serta berapa besar target dana yang ingin mereka peroleh dari sejumlah aksi korporasi itu. Ia masih enggan buka-bukaan. "Nanti saja, tunggu keterangan resminya," kilah Daniel.

Berdasarkan catatan KONTAN, PANR menargetkan pendapatan tumbuh 15% hingga 20% pada tahun ini. Sebab itu, Panorama akan terus melanjutkan ekspansi bisnis dan mengoptimalkan keenam pilar bisnis yang digeluti Panorama Group yakni inbound, travel & leisure, media, transportasi, perhotelan dan e-commerce.

PANR harus melecut performa perusahaan agar bisa memperbaiki laporan keuangan yang masih merah. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di BEI, Panorama masih membukukan kerugian pada tahun lalu.

Per akhir kuartal III-2018, PANR mencatatkan kerugian senilai Rp 13,34 miliar, sementara di periode yang sama tahun 2017 mencatatkan laba sebesar Rp 27,95 miliar.

Meski begitu, tercatat pendapatan bersih pada kuartal III-2018 tumbuh 18,49% menjadi Rp 1,73 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,46 triliun. Adapun kinerja jelek bottom line disebabkan berbagai faktor, salah satunya adalah kurs rupiah terhadap dollar AS.

Di sisi lain, kunjungan wisatawan menurun karena beberapa destinasi wisata di Tanah Air terimbas bencana alam. Meski demikian, PANR optimistis kinerja di kuartal akhir 2018 akan positif.

Bagikan

Berita Terbaru

Cara Pemerintah Menutup Hilangnya Pendapatan Dividen BUMN
| Selasa, 27 Mei 2025 | 22:47 WIB

Cara Pemerintah Menutup Hilangnya Pendapatan Dividen BUMN

Kemenkeu mengaku telah menghitung penurunan ini dan akan mencoba mengoptimalkan penerimaan negara sesuai target APBN. 

Profit 33,16% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Tipis (27 Mei 2025)
| Selasa, 27 Mei 2025 | 08:41 WIB

Profit 33,16% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Tipis (27 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (27 Mei 2025) Rp 1.923.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,16% jika menjual hari ini.

Konsumen Menahan Diri, Kinerja Emiten Properti Lesu
| Selasa, 27 Mei 2025 | 08:37 WIB

Konsumen Menahan Diri, Kinerja Emiten Properti Lesu

Kecenderungan konsumen untuk menahan belanja mulai kentara dari kinerja sejumlah emiten properti, terutama segmen kelas menengah ke atas. 

Sentimen Positif Menaungi Saham ELSA, dari Dividen Jumbo Hingga Ekspansi Bisnis
| Selasa, 27 Mei 2025 | 07:53 WIB

Sentimen Positif Menaungi Saham ELSA, dari Dividen Jumbo Hingga Ekspansi Bisnis

ELSA punya peluang menjaga pertumbuhan jangka panjang, tidak hanya dari sektor migas konvensional tapi juga dari inovasi dan transisi energi.

Mewaspadai Gelembung Saham yang Berbahaya
| Selasa, 27 Mei 2025 | 07:37 WIB

Mewaspadai Gelembung Saham yang Berbahaya

Pelaku pasar cenderung mencari cara mudah dalam memilih saham, yakni pilih saham yang sedang populer, diminati banyak orang.

Investor Mulai Profit Taking, IHSG Rawan Tertekan
| Selasa, 27 Mei 2025 | 06:57 WIB

Investor Mulai Profit Taking, IHSG Rawan Tertekan

Koreksi IHSG terjadi menjelang libur panjang pekan ini. Banyak investor yang mulai merealisasikan keuntungan (profit taking).​

Sejumlah Investor Institusi Bakal Jadi Pengendali Baru Emiten
| Selasa, 27 Mei 2025 | 06:55 WIB

Sejumlah Investor Institusi Bakal Jadi Pengendali Baru Emiten

Perubahan pengendali ini diprediksi akan menjadi sentimen penggerak saham-saham emiten bersangkutan.

Dapat Pasokan Gas Baru, Margin PGAS Bisa Lebih Stabil
| Selasa, 27 Mei 2025 | 06:53 WIB

Dapat Pasokan Gas Baru, Margin PGAS Bisa Lebih Stabil

PGAS meneken Domestic Swap Agreement dan Gas Sales Agreement dengan West Natuna Group di ajang Indonesia Petroleum Association (IPA) Convex 2025 

Meski Sebaran Yield Menyempit, SBN Masih Cukup Menarik
| Selasa, 27 Mei 2025 | 06:52 WIB

Meski Sebaran Yield Menyempit, SBN Masih Cukup Menarik

Menurut analis, penurunan yield obligasi domestik akan semakin mempersempit spread dengan yield US Treasury. 

Banyak Ekspansi, ANTM Mengincar Pinjaman Baru
| Selasa, 27 Mei 2025 | 06:51 WIB

Banyak Ekspansi, ANTM Mengincar Pinjaman Baru

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dikabarkan tengah melakukan penjajakan pinjaman sindikasi berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS). 

INDEKS BERITA

Terpopuler