Pasar Membaik, Dana Kelolaan Reksadana Naik

Selasa, 11 Desember 2018 | 13:03 WIB
Pasar Membaik, Dana Kelolaan Reksadana Naik
[ILUSTRASI. Ilustrasi Reksadana]
Reporter: Dimas Andi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Membaiknya kondisi pasar keuangan Indonesia turut mendongkrak industri reksadana dalam negeri. Buktinya, dana kelolaan atau assets under management (AUM) industri reksadana ikut melesat sepanjang November lalu.

Berdasarkan data Infovesta Utama, nilai dana kelolaan industri reksadana tercatat tumbuh Rp 6,95 triliun di November menjadi Rp 475,41 triliun. Perlu diingat, jumlah tersebut tidak termasuk reksadana penyertaan terbatas dan reksadana berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS).
 
Reksadana pendapatan tetap berhasil mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan cukup signifikan. AUM naik Rp 3,62 triliun jadi Rp 103,88 triliun sebulan silam.
 
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menjelaskan, AUM reksadana pendapatan tetap naik karena sentimen meningkatnya harga surat utang negara (SUN) sepanjang November kemarin. Alhasil, nilai aset reksadana tersebut juga bertambah.
 
Peningkatan dana kelolaan reksadana ini juga sejalan dengan membaiknya kinerja reksadana itu. Bulan lalu, kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap, yang tercermin dari pergerakan Infovesta Fixed Income Fund Index, tumbuh 2,80% (mom).
 
Di sisi lain, dana kelolaan reksadana saham justru turun tipis sebesar Rp 790 miliar menjadi Rp 142,14 triliun. Menurut Wawan, hal ini karena aksi ambil untung ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami rally hampir sepanjang bulan lalu.
 
Window dressing
 
Serupa, AUM reksadana terproteksi bulan lalu juga terkikis. Padahal, sejak bulan Juli hingga Oktober silam, AUM reksadana tersebut terus terkerek walau kondisi pasar tengah volatil.
 
Wawan menilai, penurunan ini disebabkan ada sejumlah reksadana terproteksi yang jatuh tempo di bulan lalu. Alhasil, aksi  redemption tak terhindarkan.
 
Untungnya, di bulan yang sama, produk-produk reksadana terproteksi baru masih terus bermunculan. Hal itu membuat penurunan AUM reksadana ini terbatas.
 
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto juga menilai AUM reksadana terproteksi pada dasarnya masih dalam tren kenaikan. Apalagi, tren kenaikan suku bunga acuan masih berlanjut. Ini berujung pada meningkatnya nilai indikasi return yang diperoleh dari reksadana tersebut.
 
Dari situ, dana kelolaan reksadana terproteksi berpeluang tumbuh akibat banyaknya investor yang membeli instrumen tersebut, utamanya dari investor institusi. "Pajak reksadana terproteksi yang hanya 5% atau lebih rendah dari deposito dan obligasi biasa juga menjadi nilai lebih di mata investor," terang dia.
 
Secara umum, nilai dana kelolaan industri reksadana masih berpotensi kembali tumbuh di sisa tahun ini. Terlebih bulan ini, AUM terbantu aksi window dressing di pasar saham dan obligasi.
 
Wawan optimistis AUM industri reksadana bisa melampaui level Rp 480 triliun di akhir tahun nanti, dengan kontributor utama berasal dari reksadana saham, pendapatan tetap dan terproteksi.
 
Sementara Rudiyanto menyebut, peluang bertambahnya AUM di tahun depan juga cukup terbuka. Ini seiring dengan berkurangnya sentimen negatif yang menerpa pasar keuangan dalam negeri. Salah satunya adalah potensi intensitas kenaikan suku bunga acuan AS yang berkurang.
 
Kehadiran agenda politik pun dinilai tidak akan terlalu mempengaruhi pertumbuhan dana kelolaan reksadana, terutama reksadana saham.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Xerox Holdings Bakal Akuisisi Lexmark Senilai US$ 1,5 Miliar
| Senin, 23 Desember 2024 | 19:48 WIB

Xerox Holdings Bakal Akuisisi Lexmark Senilai US$ 1,5 Miliar

Lexmark perusahaan yang berbasis di Lexington, Kentucky dibentuk sebagai bentuk spin off dari IBM pada bulan Maret 1991.

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya
| Senin, 23 Desember 2024 | 15:51 WIB

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya

CBDK meminta harga IPO 19x-26x P/E sepanjang tahun 2025, lebih tinggi dibandingkan perusahaan sejenis di sektornya yang hanya 6x-9x P/E.

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir
| Senin, 23 Desember 2024 | 14:21 WIB

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir

Mirae Asset minta waktu hingga 16 Januari 2025 untuk memberikan tanggapan karena proposal penggugat harus dirapatkan melibatkan seluruh direksi.

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang
| Senin, 23 Desember 2024 | 13:58 WIB

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang

Saham-saham dengan kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) besar tak melulu jadi pilihan tepat untuk investasi jangka panjang.

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga
| Senin, 23 Desember 2024 | 09:00 WIB

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga

PALM mencetak laba bersih Rp 464,63 miliar di Januari-September 2024, dibandingkan periode sebelumnya rugi bersih sebesar Rp 1,94 triliun.

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:52 WIB

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik

Sejumlah sektor usaha dinilai masih prospektif dan berpotensi sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia ke depan, setidaknya dalam jangka menengah

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:47 WIB

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025

Tantangan pemerintah Indonesia untuk memacu perekonomian semakin berat pada tahun depan, termasuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:36 WIB

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan

Bila mendapatkan insentif pajak, maka PPnBM untuk kendaraan hybrid akan dibanderol sebesar 3% hingga 4%.

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:35 WIB

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli

Miten yang bergerak di bisnis barang konsumsi dibayangi sentimen kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%.

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:25 WIB

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun

Sudah tidak banyak lagi ruang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menguat di sisa tahun ini. 

INDEKS BERITA

Terpopuler