Masih Andalkan Deposito, Kinerja Reksadana Pasar Uang Positif

Jumat, 07 Desember 2018 | 09:00 WIB
Masih Andalkan Deposito, Kinerja Reksadana Pasar Uang Positif
[]
Reporter: Dimas Andi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja rata-rata reksadana pasar uang tahun ini masih positif, di tengah tren kenaikan suku bunga. Hanya saja, return reksadana ini berpotensi tersaingi reksadana berbasis saham dan obligasi, seiring membaiknya pasar keuangan dalam negeri.

Hingga akhir November, return rata-rata reksadana pasar uang, yang tercermin dari pergerakan Infovesta Money Market Fund Index, mencapai 3,79% (ytd). Hal tersebut membuat reksadana pasar uang menjadi satu-satunya instrumen reksadana yang mencetak kinerja positif.
 
Namun, secara bulanan, kinerja reksadana pasar uang hanya naik 0,38% di November lalu. Angka ini lebih rendah ketimbang kinerja rata-rata reksadana lainnya yang tumbuh di atas 2%.
 
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, kinerja reksadana pasar uang kembali diuntungkan oleh kenaikan suku bunga Bank Indonesia BI 7-DRR, yang naik jadi 6% pada bulan lalu.
 
Pasalnya, sebagian besar produk reksadana pasar uang yang beredar saat ini mengandalkan deposito sebagai aset dasar portofolio. "Kinerja reksadana pasar uang meningkat seiring langkah sejumlah bank menaikkan bunga deposito," imbuh Wawan.
 
Senada, Direktur Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo menyebut, saat ini likuiditas perbankan berkurang dan memicu peningkatan persaingan antarbank memperebutkan dana pihak ketiga. Untuk itu, perbankan berlomba mengerek suku bunga deposito yang kemudian berdampak positif bagi kinerja reksadana pasar uang.
 
Masih positif
 
Bahana sendiri memiliki produk reksadana pasar uang yang terbilang mentereng kinerjanya, yaitu Bahana Liquid Priority Fund. Imbal hasil reksadana ini mencapai 10,21% hingga November. Bahana menerapkan strategi fokus pada deposito. "Belum waktunya bagi kami untuk berpindah ke obligasi tenor kurang dari satu tahun," terang Soni.
 
Di sisi lain, Soni menuturkan bahwa perbaikan kinerja pasar saham dan obligasi kemungkinan akan mempengaruhi dana kelolaan reksadana pasar uang. Ia memprediksi bakal terjadi peralihan dana dari reksadana pasar uang ke reksadana lainnya.
 
Meski begitu, jumlah dana yang berpindah tidak akan besar. "Kemungkinan switching ada tapi hanya sebagian kecil saja," kata Soni.
 
Wawan memperkirakan, reksadana pasar uang masih bisa mencatatkan imbal hasil sekitar 4% hingga akhir tahun ini. Sedangkan di tahun depan, ada peluang reksadana ini mencatatkan imbal hasil di kisaran 5%–5,5%.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Mencermati Tiga Fase Perencanaan Keuangan Bagi Orang Dewasa
| Selasa, 24 Desember 2024 | 09:48 WIB

Mencermati Tiga Fase Perencanaan Keuangan Bagi Orang Dewasa

Ada tiga fase yang dihadapi orang dewasa. Ketiganya yaitu fase akumulasi, fase konsolidasi dan fase pensiun.

Emiten Saham EBT Menggeber Ekspansi
| Selasa, 24 Desember 2024 | 08:16 WIB

Emiten Saham EBT Menggeber Ekspansi

Perusahaan di bidang industri energi baru dan terbarukan (EBT) berlomba menangkap peluang dari misi transisi energi

Masih Ada Kado Dividen Akhir Tahun
| Selasa, 24 Desember 2024 | 08:13 WIB

Masih Ada Kado Dividen Akhir Tahun

Menjelang pergantian tahun, pelaku pasar masih bisa memburu cuan dari emiten yang menebar dividen interim ataupun saham bonus. 

KSEI Bidik Dua Juta Investor Baru di 2025
| Selasa, 24 Desember 2024 | 08:08 WIB

KSEI Bidik Dua Juta Investor Baru di 2025

Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) membidik pertumbuhan investor pasar modal sebanyak 2 juta SID pada tahun 2025. 

Saham Berkapitalisasi Jumbo Tak Selalu Memberikan Cuan Yang Besar
| Selasa, 24 Desember 2024 | 07:17 WIB

Saham Berkapitalisasi Jumbo Tak Selalu Memberikan Cuan Yang Besar

Dari 30 saham berkapitalisasi besar, ada beberapa emiten yang memberikan hasil negatif dalam tiga tahun. 

Indonesia Masih Impor Jagung hingga 1,3 Juta Ton
| Selasa, 24 Desember 2024 | 07:15 WIB

Indonesia Masih Impor Jagung hingga 1,3 Juta Ton

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor komoditas jagung sepanjang tahun ini sampai November melonjak cukup tinggi.

Kisruh Upah Sektoral 2025 Hampir Selesai
| Selasa, 24 Desember 2024 | 07:05 WIB

Kisruh Upah Sektoral 2025 Hampir Selesai

Serikat pekerja membatalkan aksi demo menuntut kejelasan kenaikan upah sektoral lantaran sudah ada titik temu.

Pemodal Asing Masih Melirik Investasi di IKN
| Selasa, 24 Desember 2024 | 07:00 WIB

Pemodal Asing Masih Melirik Investasi di IKN

Otorita IKN mengklaim masih banyak surat minat investasi di IKN yang berasal dari sejumah investor manca negara.

Menjelang Libur Natal, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini dari Para Analis
| Selasa, 24 Desember 2024 | 06:55 WIB

Menjelang Libur Natal, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini dari Para Analis

Sebelum Hari Natal di awal pekan, investor asing mencatatkan aksi jual asing atau net sell Rp 395,28 miliar.

Simpan Duit di Bank Digital Masih Menggiurkan
| Selasa, 24 Desember 2024 | 06:35 WIB

Simpan Duit di Bank Digital Masih Menggiurkan

Rata-rata bunga deposito bank digital saat ini masih di kisaran 6%-8%. Sedangkan bunga deposito bank umum konvensional hanya 3%-4%​

INDEKS BERITA

Terpopuler