Pasar Mengantisipasi Data AS, Begini Proyeksi IHSG Selasa (11/1)
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) gagal terbang dan mencetak rekor tertinggi baru. Senin (10/1), indeks saham akhirnya merosot 0,15% ke level 6.691,12.
Analis Jasa Utama Capital Cheryl Tanuwijaya mengatakan, pelaku pasar masih wait and see lantaran mengantisipasi berbagai data ketenagakerjaan dan inflasi Amerika Serikat (AS). Data-data tersebut akan jadi bahan pertimbangan bank sentral The Federal Reserve dalam membuat kebijakan.
Analis Phillips Sekuritas, Helen menambahkan, indeks saham utama di Wall Street akhir pekan lalu juga turun, tertekan kekhawatiran The Fed menaikkan suku bunga acuan Maret ini. Alhasil, IHSG juga tertekan. "Dengan berbagai kondisi ini, tidak mengherankan jika IHSG terkoreksi tipis 0,15%," ujar Cheryl, Senin (10/1).
Hari ini, Cheryl melihat ada potensi IHSG bergerak konsolidasi karena akan ada pidato Gubernur The Fed Jerome Powell. Pelaku pasar akan mencermati pernyataan petinggi The Fed ini untuk mencari sinyal arah kebijakan The Fed ke depan.
Cheryl memperkirakan IHSG hari ini akan bergerak di rentang 6.650-6.730. Saham-saham yang menarik masih di sektor kesehatan, berkaitan dengan isu vaksinasi booster dan omicron, seperti IRRA, KAEF, PRIM.
Sementara Helen memperkirakan IHSG bergerak di rentang 6.675-6.735. "Investor masih akan mengambil sikap hati-hati menjelang rilis data inflasi AS dan China pada Rabu nanti, sebagai bahan pertimbangan prospek ekonomi global di tengah lonjakan harga energi dan gangguan pada rantai pasok, serta penyebaran cepat varian omicron," terang Helen.
Secara teknikal, Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menyampaikan, IHSG diperkirakan sideways dengan kecenderungan koreksi dalam rentang 6.660-6.720. Kecenderungan koreksi diindikasikan oleh sinyal overbought pada stochastic RSI dan terbentuknya pola inverted hammer pasca, menguji resistance 6.720 pada pergerakan kemarin.
Adapun sentimen dari dalam negeri yang menjadi perhatian pasar yaitu penurunan indeks kepercayaan konsumen (IKK) periode Desember dibanding bulan sebelumnya. IKK turun karena kekhawatiran peningkatan kasus baru Covid-19.