Pasar Pilih Dolar Sebagai Safe Haven, Harga Emas Tergelincir

Selasa, 17 Agustus 2021 | 11:54 WIB
Pasar Pilih Dolar Sebagai Safe Haven, Harga Emas Tergelincir
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: Emas batangan yang dipajang di kantor GoldSilver Central di Singapura, 19 Juni 2017. REUTERS/Edgar Su]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - BENGALUR. Pamor emas sebagai aset safe haven tertutup penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Harga emas, Selasa (17/8), bergerak melandai karena meluasnya wabah varian Delta virus corona serta meredanya kekhawatiran Federal Reserve akan mempercepat pemangkasan pelonggaran.

Harga emas di pasar spot turun 0,1% menjadi US$ 1.785,80 per ons pada 10.47 WIB, tertahan di bawah harga puncak sepekannya, yaitu US$1.788,97 yang tercapai pada Senin.

Emas dalam bentuk kontrak berjangka alias derivatif turun 0,1% menjadi US$ 1.788,00 per ons.

Di sisi lain, dolar AS, yang juga dianggap pasar sebagai valuta safe-haven utama, naik 0,1%.

Baca Juga: Harga minyak rebound, setelah terkoreksi tiga hari berturut-turut

Stephen Innes, Managing Partner di SPI Asset Management, mengatakan, permintaan atas dolar, tidak menutup emas seluruhnya. “Namun kenaikan emas akan relatif terbatas,” tambahnya.

Data terbaru menunjukkan penurunan tajam dalam kepercayaan konsumen AS dan penurunan lebih besar dari perkiraan dalam indeks bisnis manufaktur di New York telah meredakan kekhawatiran tentang kemungkinan pengetatan yang lebih awal.

Fokus pasar sekarang adalah data penjualan ritel AS yang akan dirilis hari ini, serta risalah pertemuan Fed Juli pada hari Rabu. Dari kedua data itu, pasar mencari isyarat tentang pengurangan stimulus bank sentral.

Baca Juga: Tiga ekonom ini sepakat pertumbuhan ekonomi tahun depan bisa tembus di atas 5%

"SItuasi penyebaran virus tetap menjadi pertimbangan utama Fed dalam mengambil  keputusan, dan risalah pertemuan Juli akan memberikan wawasan lebih lanjut tentang perdebatan di Fed tentang pengurangan,” demikian kutipan dari laporan ANZ Research.

Di kelompok logam mulia, perak naik 0,1% menjadi US$ 23,85 per ons, sementara platinum turun 0,2% menjadi US$1.020,69 per ons.

Palladium turun 0,1% menjadi US$ 2.603,51, setelah mencapai level terendah satu bulan di sesi sebelumnya di US$2.575,40 per ons.

Selanjutnya: Harga Minyak Tertahan Ekspektasi Pasokan Tidak Akan Meningkat

 

Bagikan

Berita Terbaru

CEO Generali Indonesia Rebecca Tan: Misi Menjadi Teman Bagi Nasabah
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 11:29 WIB

CEO Generali Indonesia Rebecca Tan: Misi Menjadi Teman Bagi Nasabah

Melihat perjalanan karier Rebecca Tan di industri keuangan hingga menjadi Presiden Direktur Generali Indonesia

Terdorong Sentimen Kesepakatan AS-China, IHSG Menguat Dalam Sepekan
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:38 WIB

Terdorong Sentimen Kesepakatan AS-China, IHSG Menguat Dalam Sepekan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,94% pada Jumat (16/5). Dalam sepekan, IHSG mengakumulasi kenaikan 2,60%.​

Pembukaan Hutan untuk Ketahanan Pangan Bertahap
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:28 WIB

Pembukaan Hutan untuk Ketahanan Pangan Bertahap

Kementerian Kehutanan menegaskan rencana pembukaan 20,6 juta hektare (ha) lahan untuk proyek ketahanan pangan tidak akan dilakukan sekaligus

Kartu Prakerja Tunggu Peralihan ke Kemnaker
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:23 WIB

Kartu Prakerja Tunggu Peralihan ke Kemnaker

Pemerintah akan mengalihkan Program Kartu Prakerja ke Kementerian Ketenagkerjaan dari sebelumnya di bawah Kemko Perekonomian

Setoran PNBP SDA Juga Masih Rentan
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:03 WIB

Setoran PNBP SDA Juga Masih Rentan

PNBP SDA akan dipengaruhi oleh beberapa faktur, termasuk realisasi lifting migas dan pergerakan nilai tukar

Profit 27,7% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambleg (17 Mei 2025)
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:00 WIB

Profit 27,7% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambleg (17 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (17 Mei 2025) 1 gram Rp 1.871.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 27,7% jika menjual hari ini.

Belum Ada Insentif Baru untuk Dorong Konsumsi
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 08:50 WIB

Belum Ada Insentif Baru untuk Dorong Konsumsi

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai kondisi perekonomian domestik masih kuat

Bikin Resah, Daya Pungut Pajak Semakin Merosot
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 08:28 WIB

Bikin Resah, Daya Pungut Pajak Semakin Merosot

Angka tax buoyancy Indonesia pada tahun 2024 turun ke bawah 1 dan menjadi negatif pada kuartal I-2025

Mitra Angksa sejahtera (BAUT) Mengencangkan Pendapatan di Tahun Ini
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 08:00 WIB

Mitra Angksa sejahtera (BAUT) Mengencangkan Pendapatan di Tahun Ini

BAUT membidik pendapatan sebesar Rp 160,60 miliar di sepanjang tahun ini. Adapun tahun lalu BAUT membukukan pendapatan sebesar Rp 153,95 miliar.

Imbal Hasil Tinggi, Duit Asing Masuk Pasar Obligasi Indonesia
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 06:30 WIB

Imbal Hasil Tinggi, Duit Asing Masuk Pasar Obligasi Indonesia

Sejak awal tahun ini, asing melakukan aksi beli bersih atau net buy di pasar surat berharga negara (SBN) sebesar Rp 29,1 triliun di pasar SBN.

INDEKS BERITA

Terpopuler