Harga Minyak Tertahan Ekspektasi Pasokan Tidak Akan Meningkat

Selasa, 17 Agustus 2021 | 11:49 WIB
Harga Minyak Tertahan Ekspektasi Pasokan Tidak Akan Meningkat
[ILUSTRASI. Pompa minyak mentah di lapangan Permian Basin, Loving County, Texas, Amerika Serikat, 24 November 2019. REUTERS/Angus Mordant/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak, Selasa (17/8), berbalik arah seiring aksi bargain hunting investor, yang berekspektasi produsen utama tidak akan segera meningkatkan pasokan. Namun harga tidak bergerak lebih tinggi lagi, karena pasar masih merisaukan melemahnya permintaan.

Minyak mentah Brent naik US$ 0,13 atau 0,2%, menjadi US$ 69,64 per barel pada perdagangan sesi pagi di Asia. Brent melemah 1,5% pada hari Senin.

Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menguat US$ 0,14 atau 0,2% menjadi US$ 67,43 per barel, setelah merosot 1,7% pada hari sebelumnya.

Baca Juga: Ini kata Pertamina soal peluang dan tantangan bisnis LNG

Empat sumber mengatakan kepada Reuters bahwa OPEC dan sekutunya, termasuk Rusia, percaya pasar minyak tidak membutuhkan lebih banyak pasokan, daripada yang sudah mereka untuk beberapa bulan mendatang. Kendati, pemerintah Amerika Serikat (AS) membujuk OPEC+ untuk menambah pasokan, agar harga minyak terkendali.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden, pekan lalu mendesak kelompok produsen untuk meningkatkan produksi minyak guna mengatasi kenaikan harga bensin yang dinilai bisa menghambat pemulihan ekonomi global.

"WTI memiliki support di sekitar US$ 65 per barel, dan investor cenderung melakukan bargain hunting setiap kali minyak acuan mendekati level seperti yang telah kita lihat pada hari Senin dan minggu lalu," kata Toshitaka Tazawa, seorang analis di Fujitomi Securities Co Ltd.

Pasar mengabaikan kenaikan produksi minyak serpih AS, imbuh dia.

Produksi minyak serpih AS diperkirakan akan meningkat menjadi 8,1 juta barel per hari (bph) pada September, yang merupakan produksi tertingginya sejak Mei 2020, menurut laporan produktivitas pengeboran bulanan Administrasi Informasi Energi pada Senin.

"Tetapi setiap kenaikan harga minyak kemungkinan akan terbatas karena lonjakan infeksi varian Delta virus corona di seluruh dunia memicu kekhawatiran atas perlambatan permintaan bahan bakar global," kata Tazawa.

Baca Juga: Harga minyak rebound, setelah terkoreksi tiga hari berturut-turut

Kekhawatiran atas permintaan yang lebih lemah di China, importir minyak terbesar dunia, menyeruak di pasar, Senin. Pemicunya, data harian penyulingan minyak mentah di negara itu, bulan lalu, turun ke level terendahnya sejak Mei 2020. Penyebab penurunan itu adalah pemangkasan produksi yang dilakukan pabrik swasta, stok yang masih tinggi, dan laba yang melemah.

Output pabrik dan pertumbuhan penjualan ritel China juga melambat tajam dan meleset dari ekspektasi pada Juli, karena wabah Covid-19 baru dan banjir mengganggu operasi bisnis. Ini menambah tanda-tanda pemulihan ekonomi di China kehilangan momentum.

Hedge fund menjual minyak bumi pekan lalu untuk keenam kalinya dalam delapan minggu karena infeksi virus corona yang bangkit kembali di China, Eropa, dan Amerika Utara. Gelombang baru infeksi mengurangi harapan pembukaan kembali penerbangan penumpang jarak jauh dalam waktu dekat.

Selanjutnya: China Siapkan Rancangan Aturan untuk Cegah Persaingan Tidak Sehat di Bisnis Digital

 

Bagikan

Berita Terbaru

Bunga KUR Dipatok Flat 6% Mulai 2026, UMKM Bisa Ajukan KUR Tanpa Batas
| Senin, 17 November 2025 | 17:38 WIB

Bunga KUR Dipatok Flat 6% Mulai 2026, UMKM Bisa Ajukan KUR Tanpa Batas

Menteri UMKM Maman Abdurrahman umumkan perubahan signifikan KUR: bunga flat 6% dan pengajuan tanpa batas mulai 2026. 

Pemerintah Siap Patok Bea Keluar Emas, Targetkan Penerimaan Hingga Rp 2 Triliun
| Senin, 17 November 2025 | 16:35 WIB

Pemerintah Siap Patok Bea Keluar Emas, Targetkan Penerimaan Hingga Rp 2 Triliun

Besaran tarif dalam usulan ini bersifat progresif, mengikuti perkembangan harga emas dunia atau harga mineral acuan (HMA)

Kinerja BBCA Oktober: Pertumbuhan Laba Melambat Tapi Masih Sesuai Proyeksi Analis
| Senin, 17 November 2025 | 13:17 WIB

Kinerja BBCA Oktober: Pertumbuhan Laba Melambat Tapi Masih Sesuai Proyeksi Analis

BCA catat laba Rp 48,26 triliun di Oktober 2025, naik 4,39% secara tahunan dan sesuai proyeksi analis

Membedah Dampak Redenominasi Rupiah untuk Perekonomian
| Senin, 17 November 2025 | 10:33 WIB

Membedah Dampak Redenominasi Rupiah untuk Perekonomian

Situasi ekonomi suatu negara sangat mempengaruhi keberhasilan redenominasi. Ada beberapa aspek yang membuat kebijakan ini gagal.

Pelemahan Harga Properti, CTRA dan SMRA Tahan Banting dan Lebih Bisa Beradaptasi
| Senin, 17 November 2025 | 09:57 WIB

Pelemahan Harga Properti, CTRA dan SMRA Tahan Banting dan Lebih Bisa Beradaptasi

Survei harga properti BI menunjukkan pertumbuhan harga properti residensial di pasar primer melambat, hanya naik 0,84% YoY hingga kuartal III-2025

Strategi Transformasi ASSA Berbuah Manis: Laba Melonjak, Saham Direkomendasikan Buy
| Senin, 17 November 2025 | 08:30 WIB

Strategi Transformasi ASSA Berbuah Manis: Laba Melonjak, Saham Direkomendasikan Buy

Laba bersih PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) melompat didorong bisnis logistik dan penjualan kendaraan bekas.

Daya Beli Konsumen bisa Menguat, Saham Ritel AMRT dan MIDI Siap Tancap Gas?
| Senin, 17 November 2025 | 08:09 WIB

Daya Beli Konsumen bisa Menguat, Saham Ritel AMRT dan MIDI Siap Tancap Gas?

Menjelang momen musiman Nataru, kinerja emiten ritel modern seperti PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) diprediksi menguat.

Dana Kelolaan Reksadana Pecah Rekor Rp 621 Tiliun, Aset Defensif jadi Andalan
| Senin, 17 November 2025 | 08:00 WIB

Dana Kelolaan Reksadana Pecah Rekor Rp 621 Tiliun, Aset Defensif jadi Andalan

Tujuh tahun mentok di sekitar Rp 500-an triliun, akhirnya dana kelolaan industri reksadana tembus level Rp 600 triliun.  

Investor Ritel Lebih Mengincar ST015 Tenor Dua Tahun
| Senin, 17 November 2025 | 06:45 WIB

Investor Ritel Lebih Mengincar ST015 Tenor Dua Tahun

Berdasarkan catatan salah satu mitra distribusi, Bibit, ST015 tenor dua tahun ST015T2 mencatatkan penjualan lebih banyak

Prospek Ekonomi Global Mendongkrak Logam Industri
| Senin, 17 November 2025 | 06:30 WIB

Prospek Ekonomi Global Mendongkrak Logam Industri

Harga logam industri terangkat oleh kombinasi sentimen makro yang membaik serta tekanan pasokan global yang belum mereda.

INDEKS BERITA

Terpopuler