Pasien Nomor Satu, dalam Upaya Mengatasi Pandemi Corona

Minggu, 30 Mei 2021 | 10:05 WIB
Pasien Nomor Satu, dalam Upaya Mengatasi Pandemi Corona
[]
Reporter: Sumber: Tabloid Kontan | Editor: Hendrika

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rasanya tak ada yang membantah bahwa pandemi Covid-19 adalah ujian kemanusiaan dan peradaban terbesar pada abad  modern. Berbagai upaya sudah dilakukan oleh beragam pihak di segenap penjuru dunia, termasuk Indonesia, untuk mengatasi wabah yang sudah menelan nyawa jutaan orang. Vaksinasi adalah salah satu solusi jangka panjang yang paling bisa diharapkan. Walaupun jumlahnya masih terbilang jauh dari cukup, saat ini sudah tersedia ragam jenis vaksin Covid-19 dari beberapa negara yang sudah lulus dari persyaratan keampuhan (efficacy) dan keamanan (safety) WHO, untuk disuntikkan kepada segenap umat manusia.

Vaksin yang paling cepat selesai diteliti dan mendapatkan persetujuan penggunaan pada saat kondisi darurat (emergency use authorization) dari WHO adalah produk kolaborasi Pfizer dan BioNTech. Juga halnya, vaksin ini pun dinyatakan sebagai salah satu vaksin dengan tingkat keampuhan dan keamanan tertinggi. Penelitian dan pembuatan vaksin yang lazimnya ditempuh dalam waktu beberapa tahun, kali ini harus dikebut sedemikian rupa berkejaran dengan kedahsyatan penyebaran virus Covid-19. Tentunya, tanpa mengorbankan faktor keamanan sama sekali.

Dari luar, kita hanya bisa berdecak kagum atas kerjasama raksasa farmasi Amerika dan perusahaan bioteknologi Jerman tersebut, yang berhasil membuat vaksin bermutu dengan cepat. Namun, bagaimana cerita di dalam yang sesungguhnya?

Pada tanggal 19 Maret 2020, tatkala Covid-19 mulai menyebar ke seantero dunia, Albert Bourla, CEO Pfizer berkebangsaan Yunani, memberikan tantangan kepada segenap karyawannya untuk make the impossible possible, yakni membuat vaksin dengan kurun waktu yang tak biasa. Mereka ditantang untuk membuat vaksin hanya dalam waktu enam bulan. Yang jelas, tak boleh melewati akhir tahun 2020! Ugur Sahin, CEO BioNTech keturunan Turki, mitra riset Pfizer, juga mengajukan tantangan yang sama kepada segenap tim perusahaannya.

Dengan segala gerak cepat, antusiasme dan juga kekhawatiran, akhirnya pada tanggal 8 November 2020, mereka mendapatkan informasi yang menggembirakan. Empat tim penyelia data independen yang melakukan studi terhadap data-data riset Pfizer dan BioNTech memberikan jawaban bahwa proyek vaksin mereka dapat diteruskan alias diajukan untuk mendapatkan persetujuan penggunaan. Dari informasi rahasia yang beredar, tingkat keampuhan (efficacy) vaksin mereka mencapai 95.6%. Selanjutnya, pada bulan Desember 2020, 74 juta dosis vaksin pun sudah berhasil diproduksi, dan 46 juta dosis juga sudah didistribusikan. Inilah sedikit kisah vaksin Covid-19 hasil kerjasama Pfizer dan BioNTech, yang merupakan vaksin pertama yang mendapatkan pesetujuan penggunaan pada saat kondisi darurat  dari WHO.

Hanya ada superteam

Dalam tulisan reflektifnya di Harvard Business Review (May-June 2021) bertajuk How We Did It, Albert Bourla menggarisbawahi beberapa pembelajaran penting yang dapat dipetik dari keberhasilan proyek vaksin Covid-19 ini. Di antaranya, kesuksesan selalu merupakan buah dari keringat dan jerih payah seluruh anggota tim; bukan jasa individual orang per orang. Dalam proyek sebesar dan segenting ini, dalil tunggal yang berlaku adalah there is no superman, only super-team. Berikutnya, keharusan untuk berpikir “out of the box” dalam kondisi darurat yang tampak serba impossible. Inovasi adalah kata-kunci dalam untuk menemukan terobosan solusi, karena pendekatan konvensional niscaya hanya akan mendatangkan hasil yang biasa-biasa saja. Dan, pembelajaran terpenting yang disampaikan oleh Bourla adalah pentingnya kolaborasi antar lembaga pada masa krisis.

Bourla mencontohkan bahwa kerjasama antara Pfizer dan BioNTEch sudah dimulai secara intens, sekalipun draft kontrak kesepakatan di antara mereka belum selesai dibuat. Bahkan, hingga saat vaksin diluncurkan pada akhir tahun 2020, istilah “partnership” atawa kemitraan yang tercantum di kontrak pun belum tuntas dirumuskan. Namun, kedua perusahaan tersebut sama-sama telah membenamkan uang investasi dan juga berbagi informasi rahasia sejak Maret 2020, tatkala mereka mengawali kerjasama proyek besar ini. Landasan etika yang kokoh dan semangat untuk menghadirkan perbedaan (creating difference) yang kuat, membuat mereka membangun kerjasama yang erat demi menghasilkan vaksin penyelamat umat manusia.

Bagaimana dengan pertimbangan finansial dan komersial? Kata Bourla, dalam kondisi krisis dan darurat seperti ini, keselamatan manusia atawa pasien adalah nomor satu. Inilah pejuang kemanusiaan dalam arti yang sesungguhnya. Mereka bekerja dalam senyap dan membuahkan manfaat bagi banyak orang. Karena, bisnis memang bukan sekadar perkara uang.

---

Bagikan

Berita Terbaru

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas
| Selasa, 16 Desember 2025 | 10:00 WIB

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas

Dengan level harga yang sudah naik cukup tinggi, saham PT Indika Energy Tbk (INDY) rentan mengalami aksi ambil untung.

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:21 WIB

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer

Secara month-to-date, saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)  sudah mengalami penurunan 5,09%. ​

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:16 WIB

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan

Emiten perhotelan, PT Surya Permata Andalan Tbk (NATO) mengumumkan perubahan pemegang saham pengendali.

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:11 WIB

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar

Besaran nilai dividen ini mengacu pada laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk KKGI per akhir 2024 sebesar US$ 40,08 juta. 

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:06 WIB

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah

Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan menahan suku bunga acuannya pada bulan ini, namun tetap ada peluang penurunan

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:46 WIB

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus

Saham-saham big caps atau berkapitalisasi besar di Bursa Efek Indonesia berpotensi terpapar fenomena reli Santa Claus.

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:42 WIB

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri

Utang luar negeri Indonesia per akhir Oktober 2025 tercatat sebesar US$ 423,94 miliar               

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi
| Selasa, 16 Desember 2025 | 07:00 WIB

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi

Pada Senin (15/12), kurs rupiah di pasar spot turun 0,13% menjadi Rp 16.667 per dolar Amerika Serikat (AS).

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah

Penerbitan surat utang korporasi pada tahun 2025 melonjak ke rekor tertinggi sebesar Rp 252,16 triliun hingga November.

 Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan

Momentum Harbolnas yang berlangsung menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendorong permintaan layanan paylater

INDEKS BERITA

Terpopuler