Pasokan Bahan Baku Bermasalah, Pasar Ban Indonesia Sulit Menggelinding

Rabu, 07 Agustus 2019 | 07:44 WIB
Pasokan Bahan Baku Bermasalah, Pasar Ban Indonesia Sulit Menggelinding
[]
Reporter: Agung Hidayat, Kenia Intan | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belum reda risiko perang dagang antara Amerika Serikat (AS) kontra Tiongkok, industri ban dalam negeri sudah menghadapi tantangan lain. Pasokan bahan baku ban di dalam negeri berpotensi terganggu pasca serangan penyakit gugur daun di perkebunan karet.

Dua kondisi tersebut menyebabkan pelaku industri ban domestik ketar-ketir. "Industri ban dalam negeri, terutama yang berbentuk penanaman modal dalam negeri atau (PMDN) agak takut," kata Aziz Pane, Ketua Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI), kepada KONTAN, Selasa (6/8).

Berdasarkan catatan KONTAN, seluas 381.900 hektare (ha) atau sekitar 10%-11% dari total perkebunan karet terserang penyakit gugur daun. Kemungkinan, serangan penyakit tersebut akan menurunkan produksi karet dalam negeri minimal 15%.

Seperti diketahui, industri ban merupakan penyerap terbesar karet dalam negeri. Demi mencegah gangguan pasokan karet, para produsen ban yang tergabung dalam APBI berkonsolidasi dengan petani karet di bawah payung Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo).

Sementara, konflik dagang Amerika Serikat (AS)-China masih terus mengganjal aktivitas ekspor para produsen ban di dalam negeri. Pasalnya, kondisi ekonomi sejumlah negara tujuan ekspor menjadi tidak kondusif lantaran terdampak kisruh kedua negara tersebut. Tujuan ekspor yang terganggu, seperti negara-negara di kawasan di Timur Tengah dan di kawasan Pasifik.

Meskipun, di sisi lain perang dagang AS-China juga memunculkan peluang bisnis. APBI melihat, peluang ekspor ke negeri Paman Sam sejatinya justru meningkat karena negara itu memboikot produk-produk ban bikinan China dan India. Namun tentu saja, persaingan memenangkan peluang ekspor ke sana juga sangat ketat.

Alarm was-was APBI sejalan dengan proyeksi PT Goodyear Indonesia Tbk. Perusahaan berkode saham GDYR di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut mengakui, bisnis tahun ini cukup berat.

Hingga Juni 2019, penjualan bersih Goodyear Indonesia turun 17,69% year on year (yoy) menjadi US$ 65,13 juta. Pada periode itu mereka mencatatkan rugi tahun berjalan sebesar US$ 2,32 juta. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, GDYR masih mengantongi cuan US$ 1,02 juta.

Namun Goodyear Indonesia tidak patah arang. Rencana produksi tahun ini jalan terus. Sambil jalan, mereka melakukan penyesuaian bisnis pada semester II-2019. "Secara komprehensif mulai dari sisi strategi penjualan, jalur distribusi sampai efisiensi," kata Wicaksono Soebroto, Head of Communication PT Goodyear Indonesia Tbk.

Serapan ban lokal

Sementara itu, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) masih melihat peluang pertumbuhan industri ban sebesar 5% pada tahun ini. Mereka yakin, efek perang dagang AS vs China perlahan akan mencapai titik jenuh. Lagipula, prospek investasi dalam negeri masih menjanjikan.

Namun perkembangan industri ban dalam negeri memang perlu campur tangan pemerintah. Kadin menyoroti mayoritas mobil impor yang masih menggunakan ban buatan pabrikan asalnya. "Padahal, kalau banyak produksi dalam negeri yang dipakai tentu berdampak bagi penjualan lokal ban keseluruhan," ujar Uthan M. Arief Sadikin, anggota Kadin.

Bagikan

Berita Terbaru

Mengupas Kinerja Hingga Prospek Emiten Anggota MIND ID di 2026: ANTM dan TINS (Bag 1)
| Senin, 08 Desember 2025 | 09:32 WIB

Mengupas Kinerja Hingga Prospek Emiten Anggota MIND ID di 2026: ANTM dan TINS (Bag 1)

Di luar harga komoditas, faktor struktural lain bakal memengaruhi prospek PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Timah Tbk (TINS).

Laba ACES Diproyeksi Turun 20% di 2025, bisa Rebound Berkat Low Base Effect di 2026
| Senin, 08 Desember 2025 | 07:57 WIB

Laba ACES Diproyeksi Turun 20% di 2025, bisa Rebound Berkat Low Base Effect di 2026

Strategi rejuvenasi PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) meliputi revamp flagship store dan gerai Neka.

Asing Rajin Borong Saham TLKM, JP Morgan hingga Invesco Serok Ratusan Juta Lembar
| Senin, 08 Desember 2025 | 07:30 WIB

Asing Rajin Borong Saham TLKM, JP Morgan hingga Invesco Serok Ratusan Juta Lembar

Mayoritas analis berdasarkan konsensus Bloomberg masih memandang bullish saham PT Telkom Indonesia Tbk.

Awal Pekan Sambil Menanti Data Ekonomi, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Senin, 08 Desember 2025 | 07:07 WIB

Awal Pekan Sambil Menanti Data Ekonomi, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pasar mencermati rilis sejumlah data ekonomi domestik pekan ini. Mulai  penjualan sepeda motor, IKK serta data penjualan ritel bulan Oktober. 

Kinerja Emiten Rumah Sakit Masih Akan Bertumbuh di 2026
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:45 WIB

Kinerja Emiten Rumah Sakit Masih Akan Bertumbuh di 2026

Kenaikan kinerja seiring permintaan layanan kesehatan yang terus meningkat dan pertumbuhan kuat dari segmen pasien pribadi.

Rupiah di Awal Pekan Menanti Arah Angin Fed
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:30 WIB

Rupiah di Awal Pekan Menanti Arah Angin Fed

Rupiah pada awal pekan ini akan dipengaruhi sentimen pasar yang mulai fokus ke keputusan FOMC pada 9-10 Desember 2025. 

Banjir Turut Menggerus Pertumbuhan Ekonomi
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:25 WIB

Banjir Turut Menggerus Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini berpotensi di bawah 5%                                 

Tata Kelola BPD Dipertanyakan
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:20 WIB

Tata Kelola BPD Dipertanyakan

Terbaru, terjadi kasus tindak pidana perbankan di Bank kaltimtara yang melibatkan pimpinan kantor cabang dan kantor wilayah bank ​

Bank Kecil Prediksi Tahun Depan Masih Menantang
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:20 WIB

Bank Kecil Prediksi Tahun Depan Masih Menantang

Kinerja pembiayaan bank-bank kecil di jajaran kelompok bank berdasarkan modal inti (KBMI) 1 semakin melempem.​

Harga Logam Mulia Tersengat Sentimen The Fed
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:15 WIB

Harga Logam Mulia Tersengat Sentimen The Fed

Belakangan ini, harga logam mulia bergerak variatif, Harga emas terkoreksi tipis, sementara perak justru mencatat penguatan cukup tinggi. 

INDEKS BERITA

Terpopuler