Paylater dan Utang

Kamis, 05 Oktober 2023 | 05:24 WIB
Paylater dan Utang
[ILUSTRASI. TAJUK - Haris Hadinata]
Reporter: Harris Hadinata | Editor: Lamgiat Siringoringo

KONTAN.CO.ID - Bertahun-tahun lalu, KONTAN pernah melakukan peliputan soal orang-orang yang terjerat utang kartu kredit.

Di masa itu, bank mulai mempermudah permohonan pembuatan kartu kredit. "Cukup pakai KTP," demikian yang diungkapkan para agen pemasar kartu kredit kala itu.

Salah satu sumber KONTAN kala itu berkisah, ia sampai bisa memiliki kartu kredit dari 10 bank berbeda. Tentu saja, pada akhirnya si sumber ini kesulitan membayar utang kartu kreditnya dan dikejar-kejar oleh para debt collector. Ini sebelum regulator di bidang keuangan membuat sistem BI Checking, yang sekarang menjadi Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK).

Kini, dengan adanya SLIK, bank bisa lebih berhati-hati menyalurkan kredit ke nasabah perorangan, termasuk untuk urusan kredit tanpa agunan. Kalau status utang Anda di bank tidak lancar, jangan berharap bisa mudah mendapat utangan.

Tapi, nasabah kini beralih ke alternatif lain, perusahaan teknologi finansial alias fintech yang menyediakan layanan dana. Istilah bekennya, pinjaman online atawa pinjol. Salah satu fitur fintech yang banyak digunakan nasabah untuk memenuhi kebutuhan konsumtifnya adalah layanan buy now pay later, atau singkatnya paylater.

Secara bisnis, peluang paylater memang menarik. Tak heran, selain perusahaan fintech, perbankan pun mulai tergiur masuk bisnis paylater. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kontrak pengguna BNPL tumbuh 33,25% secara tahunan per Mei 2023. Jumlah kontrak di Mei 2022 masih 54,7 juta kontrak dan menjadi 72,88 kontrak di Mei 2023.

Sementara, Bank Indonesia (BI) mencatat volume transaksi kartu kredit pada Mei 2023 tumbuh sekitar 13,5% secara tahunan, mencapai 32,19 juta transaksi. Pertumbuhannya melambat dibandingkan setahun sebelumnya, yang mencapai 20,9% secara tahunan.

Tapi di sisi lain, ancaman gagal bayar paylater juga tinggi. OJK mencatat, NPL paylater mencapai 9,7% per April 2023. Ini di atas batas aman 5%. Sekitar 48% NPL tersebut berasal dari pinjaman ke debitur dengan rentang usia 20-30 tahun.

Jadi, dari sisi sosial, bisnis paylater ini memiliki risiko cukup besar. Bila penyedia layanan paylater hanya getol menyalurkan pinjaman ke nasabah, bisa jadi orang-orang yang akhirnya terjerat utang paylater makin banyak Ada kewajiban moral bagi penyedia layanan paylater untuk ikut mengedukasi debitur dan calon debitur agar bijak memanfaatkan layanan ini.                    

Bagikan

Berita Terbaru

Penanaman Modal Asing (PMA) Terus Naik, Penyerapan Tenaga Kerja Masih Minim
| Minggu, 27 April 2025 | 10:00 WIB

Penanaman Modal Asing (PMA) Terus Naik, Penyerapan Tenaga Kerja Masih Minim

Investasi pada proyek hilirisasi tambang, sebagai porsi terbesar dalam total PMA, cenderung memiliki serapan tenaga kerja yang tidak besar.

Serap Kembali Dana IPO, Bukalapak Tambah Modal Entitas Anak Lebih dari Rp 500 Miliar
| Minggu, 27 April 2025 | 09:00 WIB

Serap Kembali Dana IPO, Bukalapak Tambah Modal Entitas Anak Lebih dari Rp 500 Miliar

Secara rinci, dana IPO yang sudah terealisasi paling banyak diperuntukkan untuk modal kerja BUKA sebesar Rp 6,9 triliun.

Profit 36,80% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (27 April 2025)
| Minggu, 27 April 2025 | 08:45 WIB

Profit 36,80% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (27 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (27 April 2025) 1 gram Rp 1.965.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 36,80% jika menjual hari ini.

Bijak Belanja saat Ekonomi Sedang Merana
| Minggu, 27 April 2025 | 08:00 WIB

Bijak Belanja saat Ekonomi Sedang Merana

Masyarakat ada baiknya menahan pembelian barang-barang yang tidak perlu di tengah kondisi ekonomi yang lesu seperti sekarang.

Harga Emas Meroket, Momentum Beli Bertahap atau Ambil Untung
| Minggu, 27 April 2025 | 07:05 WIB

Harga Emas Meroket, Momentum Beli Bertahap atau Ambil Untung

Harga emas Antam sempat tembus rekor Rp 2 juta per gram. Simak potensi harga di sisa tahun ini dan saran memanfaatkan momentum bullish.

Goldman Sachs Prediksi BI Bisa Pangkas Suku Bunga 100 bps, Begini Efeknya ke Saham
| Minggu, 27 April 2025 | 07:00 WIB

Goldman Sachs Prediksi BI Bisa Pangkas Suku Bunga 100 bps, Begini Efeknya ke Saham

Goldman Sachs memprediksi Bank Indonesia (BI) bakal memangkas suku bunga sebesar 100 bps menjadi 4,75%.

Potensi Cuan Besar, Konglomerasi Ramai-ramai Terjang Bisnis Air Minum Dalam Kemasan
| Minggu, 27 April 2025 | 06:30 WIB

Potensi Cuan Besar, Konglomerasi Ramai-ramai Terjang Bisnis Air Minum Dalam Kemasan

Sebanyak 40% masyarakat Indonesia mengandalkan air kemasan sebagai sumber air minum. Seberapa menariknya bisnis AMDK di

Efek BI Pertahankan Suku Bunga di 5,75% untuk Pasar
| Minggu, 27 April 2025 | 06:16 WIB

Efek BI Pertahankan Suku Bunga di 5,75% untuk Pasar

Menahan BI Rate dapat membantu menjaga daya tarik aset keuangan domestik dan meredam potensi aliran modal keluar yang bisa menekan rupiah.

Pengendali Getol Tambah Kepemilikan, Free Float Saham Tempo Scan (TSPC) Kian Tergerus
| Minggu, 27 April 2025 | 05:43 WIB

Pengendali Getol Tambah Kepemilikan, Free Float Saham Tempo Scan (TSPC) Kian Tergerus

Besaran free float PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC) saat ini menunjukkan bahwa saham ini sudah kurang likuid dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Pancing Optimisme Lokal
| Minggu, 27 April 2025 | 05:00 WIB

Pancing Optimisme Lokal

​Lewat World Economic Outlook edisi April 2025, IMF memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini dari sebesar 3,3% menjadi 2,8%.

INDEKS BERITA

Terpopuler