Pelancong Makin Mudah Cek Status Halal

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wisata ramah Muslim atawa wisata halal semakin diminati. Hal ini didukung oleh populasi Muslim yang semakin banyak serta peningkatan daya beli oleh umat Islam.
Wisata halal merujuk pada wisata yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi wisatawan Muslim. Seperti memastikan pengalaman pelesiran sesuai prinsip-prinsip agama Islam di segala aktivitas, layanan, dan produk.
Perkembangan industri wisata halal pun pesat dan menyimpan potensi ekonomi yang cerah. Terlihat dari makin banyak negara yang mempromosikan wisata halal mereka.
Tentunya, semakin banyak juga destinasi wisata yang meningkatkan daya tariknya ke wisatawan dengan mengintegrasikan fasilitas ramah Muslim, mulai dari pilihan makanan halal, fasilitas salat, hingga lingkungan yang peka terhadap budaya, dan norma Islam.
Bahkan, kian banyak negara yang menyadari potensi wisatawan Muslim yang jumlahnya terus meningkat. Beberapa negara Asia Timur, misalnya, sudah mengembangkan wisata halal melalui pemetaan kuliner halal. Tak heran, sudah ada makanan khas suatu negara yang sudah dimodifikasi untuk menjadi makanan halal.
Dari segi jumlah, wisatawan Muslim memang terus meningkat. Berdasarkan laporan Global Muslim Travel Index (GMTI), pada 2023, jumlah pengunjung Muslim internasional hampir kembali pada level sebelum pandemi Covid-19, dengan sekitar 145 juta pelancong Muslim internasional.
Dalam risetnya, GMTI memproyeksikan, kedatangan wisatawan Muslim internasional bisa mencapai 230 juta orang di 2028 dan disertai dengan perkiraan pengeluaran total sebesar US$ 225 miliar. Proyeksi ini juga didukung dengan potensi peningkatan populasi Muslim yang meningkat dari 26% menjadi 28% dari populasi global.
Kesadaran halal
Sepanjang 2024, GMTI juga mengamati profil demografi populasi Muslim di seluruh dunia yang menjadi pendorong utama pertumbuhan perjalanan Muslim. Ternyata, populasi Muslim yang gemar berwisata, sebanyak 70% di antaranya berusia di bawah 40 tahun.
Tentunya, kelompok demografi ini paham teknologi, aktif secara sosial, dan tertarik menjelajahi destinasi internasional. Aktivitas wisata Muslim usia muda, akhirnya membentuk tren permintaan perjalanan.
Salah satu tren yang GMTI sorot adalah pemanfaatan teknologi digital. Misalnya, bagaimana teknologi dan kecerdasan buatan (AI) membentuk perjalanan yang dipersonalisasi bagi wisatawan Muslim. Seperti aplikasi yang menemukan tempat makan halal, petunjuk arah kiblat, dan waktu salat.
Begitupun platform digital yang bisa memastikan produk atau layanan yang mereka konsumsi sesuai dengan prinsip-prinsip agama Islam, menjadi semakin dibutuhkan. Apalagi, kesadaran tentang pilihan halal di industri pariwisata juga tumbuh secara signifikan.
Dalam hal ini, konektivitas digital turut memberdayakan konsumen untuk mencari pilihan halal dan tentunya yang mematuhi standar, mulai dari akomodasi hingga aplikasi perjalanan yang memandu para wisatawan ke layanan ramah Muslim di seluruh dunia.
Pengamat sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan, keberadaan aplikasi yang menyatukan informasi mengenai halal, akan memudahkan para wisatawan Muslim untuk mendapatkan informasi mengenai wisata halal di suatu negara.
"Ketika wisatawan Muslim jumlahnya terus naik, maka aplikasi-aplikasi rekomendasi halal berpotensi memiliki banyak pengguna," katanya.
Selain itu, wisatawan Muslim juga diproyeksi akan cenderung tidak hanya menggunakan aplikasi rekomendasi halal, tetapi beberapa platform yang saling menunjang, seperti itinerary terkait wisata halal.
Tapi, Huda melihat, para pengembang aplikasi rekomendasi halal akan mendapat tantangan dalam memperoleh informasi halal di negara yang memang tidak mengenal kewajiban halal. "Bagi aplikasi, tentu informasi tersebut sangat berharga untuk bisa digunakan pengguna aplikasi itu," ujarnya.
Kemudian, dari sisi persaingan, menurut Huda, bukan datang dari sesama aplikasi sejenis, melainkan dengan AI yang semakin bisa melakukan apa saja. Misalnya, membuat itinerary melalui ChatGPT yang bisa lebih memudahkan.
Kini, yuk, menelusuri fitur-fitur dari sejumlah aplikasi rekomendasi halal berikut ini.
Baca Juga: Fitur Semakin Lengkap, Transaksi Aplikasi Super Perbankan Melesat
Halalin
Memilih produk makanan halal, cukup sulit dilakukan di negara yang tidak memiliki mayoritas umat beragama Muslim seperti Taiwan. Tapi, aplikasi Halalin bisa menjadi solusi untuk bisa mencari produk makanan halal di Taiwan.
Aplikasi Halalin dikembangkan oleh Robihamanto pada 2020. Latar belakang Robi, panggilan akrab Robihamanto, menciptakan aplikasi ini berdasar pada pengalamannya yang kesulitan mencari makanan halal di Taiwan saat ia menempuh kuliah pascasarjana.
"Aplikasi Halalin saya ciptakan untuk membantu mencari makanan halal di Taiwan," kata Robi, Selasa (8/4) lalu.
Fitur unggulan Halalin adalah pindai komposisi produk yang bisa menunjukkan halal dan tidaknya suatu produk. Aplikasi ini juga menyatukan informasi mengenai daftar produk yang sudah terkonfirmasi halal.
"Kami juga melakukan konfirmasi halal atau tidaknya suatu produk ke produsen produk tersebut," sebut Robi.
Selain informasi halal pada produk makanan, Halalin juga menyediakan rekomendasi tempat ramah Muslim, seperti restoran halal dan tempat salat, serta informasi arah kiblat.
Aplikasi ini juga dilengkapi dengan fitur belanja bahan makanan halal secara daring.
Halalin membatasi fitur dengan layanan premium. Pengguna harus membayar biaya langganan untuk bisa terus menggunakan aplikasi ini.
Sementara bagi pengguna gratis, akan ada kemunculan iklan di aplikasi Halalin. Di sisi lain, Robi menjelaskan, dari iklan dan biaya langganan, aplikasi Halalin bisa terus beroperasi dalam jangka panjang.
Robi pun melihat potensi bisnis dari aplikasi Halalin cerah, sebab minat dan kesadaran umat Muslim mengenai produk halal semakin meningkat.
Dalam lapak Google Playstore, per Kamis (10/4), Halalin sudah diunduh oleh 10.000 lebih pengguna. Aplikasi ini juga tersedia di App Store.
Dalam jangka panjang, Robi ingin mengembangkan aplikasi ini untuk bisa memberikan informasi produk halal di Jepang dan juga Korea Selatan.
Baca Juga: Gunakan Lagi Aplikasi e-Faktur Desktop
HalalTrip
Aplikasi asal Singapura ini memberikan panduan dan rekomendasi tempat ramah Muslim serta produk halal dari berbagai negara. Pelancong Muslim yang memanfaatkan platform ini bisa mendapat lebih dari 16.000 daftar dan panduan di berbagai kategori terkait halal. Contoh, restoran halal, masjid terdekat, panduan kota, panduan bandara, tempat wisata halal terdekat, dan halal travel blog atau blog perjalanan halal.
Di aplikasi ini, pengguna juga bisa mendapatkan inspirasi dalam merencanakan perjalanan liburan yang ramah Muslim dalam beberapa paket tur yang ditawarkan. Tentunya, HalalTrip juga dilengkapi dengan waktu salat dan arah kiblat, baik di darat maupun saat berada di dalam pesawat.
Zabihah
Zabihah adalah platform digital yang bisa membantu para pengguna untuk mencari makanan halal dan menyediakan layanan pesan antar. Platform ini dikembangkan oleh Shahed Amanullah dan Arman Khwaja sejak 1998 silam.
Kini, platform ini menjadi alat yang sangat diperlukan dan memandu wisatawan Muslim ke tempat halal terbaik dari Singapura hingga San Francisco, Amerika Serikat. Para pelancong pun menyukai platform digital yang juga bisa diakses dalam bentuk aplikasi.
Dari awal bekerjasama dengan 200 restoran halal, kini Zabihah telah memetakan lebih dari 45.000 restoran halal dan mengumpulkan lebih dari 750.000 unduhan.
Fitur pemberian ulasan dan rating dari para pengguna menjadi fitur utama dari Zabihah. Ya, aplikasi ini mempermudah pengguna untuk menemukan tempat makanan halal di berbagai lokasi dengan mengandalkan komunitas untuk memberikan ulasan dan rating mengenai halal suatu tempat makan.
Aplikasi ini juga memiliki peta interaktif yang sangat membantu pelancong Muslim yang ingin menemukan tempat makanan halal, dengan melihatnya secara visual lokasi itu.