Pelunasan Utang Pemerintah Menggerus Cadangan Devisa per Akhir Mei

Jumat, 14 Juni 2019 | 06:30 WIB
Pelunasan Utang Pemerintah Menggerus Cadangan Devisa per Akhir Mei
[]
Reporter: Grace Olivia | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cadangan devisa tergerus US$ 4 miliar sepanjang Mei 2019. Mengutip Bank Indonesia (BI), cadangan devisa per akhir Mei 2019 senilai US$ 120,3 miliar.

Posisi itu mendekati angka terendah sejak awal tahun, yaitu US$ 120,1 miliar per akhir Januari 2019. Sebagai pembanding, per akhir April 2019 cadangan devisa Indonesia sebesar US$ 124,3 miliar.

Cadangan devisa selama Mei merosot seiring dengan pelunasan utang luar negeri (ULN) pemerintah. BI juga menyatakan, penempatan valas milik perbankan dalam negeri di BI berkurang.

Rupanya bank lokal tengah mengantisipasi kebutuhan permintaan likuiditas valas.  "Ini berkaitan dengan siklus pembayaran dividen beberapa perusahaan asing, dan menjelang libur Lebaran," kata Onny Widjanarko, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Kamis (13/6).

Kendati cadangan devisa turun drastis, BI optimistis devisa mencukupi dan mampu mendukung ketahanan terhadap gejolak sektor eksternal, serta menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan. Hitungan BI, posisi  cadangan devisa ini cukup  untuk membiayai impor impor selama hampir tujuh bulan, serta pembayaran utang luar negeri pemerintah. Posisi ini berada di atas standar kecukupan internasional yakni sekitar tiga bulan impor.

Dampak ke rupiah

Posisi cadangan devisa yang tergerus berujung ke penurunan nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan di pasar spot Kamis (13/6).Rupiah melemah 0,32% dibanding penutupan perdagangan sehari sebelumnya di  level Rp 14.275 per dollar AS. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga merosot 3,09 poin atau 0,05% ke posisi 6.273,08. Investor asing menutup perdagangan kemarin dengan aksi jual bersih (net sell) Rp 696,59 miliar.

Head of Economic & Research UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja melihat bahwa  cadangan devisa turun lantaran BI agresif mengintervensi pasar valas saat rupiah tertekan hingga melampaui Rp 14.500 per dollar AS di pekan terakhir Mei.

Enrico berharap, penurunan cadangan devisa ini tidak berlanjut. Apalagi ada sentimen positif perbaikan peringkat utang luar negeri, sehingga bisa membawa dampak pada masuknya arus modal asing di portofolio keuangan. "Kepercayaan investor membaik dengan naiknya rating kredit Indonesia menjadi BBB oleh S&P, juga kepastian politik pasca pengumuman hasil pemilu," kata dia.

Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memproyeksikan, cadangan devisa bisa naik ke US$ 125 miliar-US$ 130 miliar pada akhir tahun 2019. Posisi ini di atas posisi akhir tahun 2018 yang sebesar US$ 120,7 miliar.

Pemicu perbaikan tersebut, kata Andry, di antaranya karena tekanan pasar keuangan global relatif melunak ketimbang tahun lalu. Misalnya, The Fed yang lebih dovish memberikan katalis positif untuk aliran modal masuk. Namun ia melihat potensi risiko yang datang dari melemahnya pertumbuhan ekonomi global dan meningkatnya ketegangan perang perdagangan AS-China.

Bagikan

Berita Terbaru

Reli TRIN Mulai Patah, Analis: Kenaikan Masih Didominasi Sentimen Non Fundamental
| Senin, 15 Desember 2025 | 10:00 WIB

Reli TRIN Mulai Patah, Analis: Kenaikan Masih Didominasi Sentimen Non Fundamental

Reli saham TRIN terpicu kehadiran Rahayu Saraswati Djojohadikusumo sebagai calon pemegang saham strategis dan Komisaris Utama.

Bencana Sumatra dan Peran Investor Dalam Menjaga Lingkungan
| Senin, 15 Desember 2025 | 09:12 WIB

Bencana Sumatra dan Peran Investor Dalam Menjaga Lingkungan

Sebagai investor dan pengelola dana yang rasional maka konsep ESG investing akan sangat penting diperhatikan.

Ramai Penerbitan Obligasi ESG Sampai Akhir Tahun
| Senin, 15 Desember 2025 | 08:49 WIB

Ramai Penerbitan Obligasi ESG Sampai Akhir Tahun

Korporasi getol meluncurkan obligasi bertema ESG di tahun ini. Nilai penerbitannya melampaui tahun 2024 lalu.

Mencari Reksadana Terbaik Tahun 2025 dengan Jensen Alpha
| Senin, 15 Desember 2025 | 08:36 WIB

Mencari Reksadana Terbaik Tahun 2025 dengan Jensen Alpha

Namun dalam pemilihan investasi, investor hendaknya tetap memperhatikan faktor risiko yang harus ditanggung. 

ESG & Keberlanjutan HMSP:  Mengepul Dengan Produk Bebas Asap
| Senin, 15 Desember 2025 | 08:32 WIB

ESG & Keberlanjutan HMSP: Mengepul Dengan Produk Bebas Asap

Isu kesehatan dan dampak sosial melekat di perusahaan rokok. PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) terus bertransisi untuk mengatasi isu tersebut.

Cadangan Devisa Akhir Tahun Berpotensi Menguat
| Senin, 15 Desember 2025 | 08:23 WIB

Cadangan Devisa Akhir Tahun Berpotensi Menguat

BI mencatat, pada periode 8 hingga 11 Desember 2025, nonresiden beli neto sebesar Rp 1,14 triliun di pasar saham dan Rp 2,85 triliun di pasar SBN

Nataru Jadi Momentum Bagi Industri Ritel, Cek Target Harga Saham AMRT, ACES, dan MAPI
| Senin, 15 Desember 2025 | 08:17 WIB

Nataru Jadi Momentum Bagi Industri Ritel, Cek Target Harga Saham AMRT, ACES, dan MAPI

Kinerja keuangan emiten peritel seperti AMRT, ACES, dan MAPI diprediksi bisa membaik di kuartal IV-2025.

Panca Anugrah Wisesa (MGLV) Siap Menambah Lini Produk Baru
| Senin, 15 Desember 2025 | 08:05 WIB

Panca Anugrah Wisesa (MGLV) Siap Menambah Lini Produk Baru

Perusahaan akan menambah lini produk baru berupa outdoor furnitur dari salah satu nama beken asal Italia.

Manuver Keluarga Presiden Prabowo: Arsari Caplok COIN, Rahayu Saraswati Borong TRIN
| Senin, 15 Desember 2025 | 07:55 WIB

Manuver Keluarga Presiden Prabowo: Arsari Caplok COIN, Rahayu Saraswati Borong TRIN

Ekspansi bisnis keluarga Prabowo diterjemahkan pasar sebagai sinyal arah kebijakan ekonomi masa depan.

Pajak Bisa Pantau Properti WNI di Luar Negeri
| Senin, 15 Desember 2025 | 07:48 WIB

Pajak Bisa Pantau Properti WNI di Luar Negeri

Pertukaran data properti dengan negara-negara OECD ditargetkan mulai berlaku di 2030                

INDEKS BERITA

Terpopuler