Pembuat Mainan Mencari Pabrik di Luar China

Selasa, 16 Januari 2024 | 23:06 WIB
Pembuat Mainan Mencari Pabrik di Luar China
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: A Monopoly board game by Hasbro Gaming is seen in this illustration photo August 13, 2017. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD]
Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - LONDON. Produsen mainan dunia tengah berjuang mencari lokasi baru untuk memproduksi mainan di luar China. Pasalnya, biaya produksi di China, termasuk biaya tenaga kerja, melesat tinggi.

Salah satunya Bandai. "Kami berupaya mengurangi risiko dari China, Biaya bahan baku telah naik tinggi, jadi kami mencari lokasi lain di mana kami bisa mendapatkan harga yang lebih masuk akal," kata Nic Aldridge, Managing Director Bandai UK, seperti dikutip Reuters, kemarin.

Sebagian besar produksi Bandai saat ini masih dijalankan di China dan sebagian kecil produk diproduksi di Taiwan, Jepang dan Vietnam. Perusahaan produsen Tamagochi ini kini mempertimbangkan India dan Thailand sebagai lokasi produksi lain.

Baca Juga: Perang dan Cuaca Menjadi Tantangan Berat Bisnis Pengirim via Laut pada 2024

Hasbro juga sudah mulai menjauh dari China. Perusahaan ini sudah menyatakan risiko ketergantungan terhadap China dalam laporan keuangan 2018. Produsen mainan ini juga melirik India.

Di India, Hasbro antara lain bekerjasama dengan Aequs sebagai subkontraktor. Aequs juga bekerjasama dengan perusahaan mainan lain, seperti Spin Master. Perusahaan ini telah memiliki fasilitas produksi seluas 350.000 kaki persegi di Belgaum, India. 

Sulit menandingi

Mattel juga berupaya mengurangi ketergantungan terhadap China. Produsen boneka Barbie ini dilaporkan sudah mulai menjauh dari China sejak 2007, saat skandal boneka Barbie dengan cat yang mengandung timbal di 2007.

India jadi salah satu tujuan bagi perusahaan yang memindahkan pusat produksi dari China. Kendati begitu, produsen juga menilai India sejatinya belum bisa menandingi China.

Rohit Hedge, Head of Consumer Verticals Aequs, menilai India masih banyak kekurangan. "Kami tidak memiliki fasilitas pelabuhan seperti China. Kami tidak punya fasilitas jalan seperti China. Level efisiensi mereka jauh lebih baik dari kami," kata dia.

MGA Entertainment, produsen seri boneka Bratz dan LOL Surprise, menilai infrastruktur di luar China, termasuk di antaranya di India dan Vietnam, menghambat upaya diversifikasi. "Masalah di India itu sulitnya berpindah dari satu negara bagian ke negara bagian lain. Ada sangat banyak aturan yang memusingkan," kata Isaac Larian, CEO MGA Entertainment.

Baca Juga: Inflasi, Cokelat Jadi Hadiah Paling Populer

Karena itu, meski bertekad menjauh, Chris Rogers, Head of Supply Chain Research S&P Global Market Intelligence menilai produsen mainan sulit mengurangi ketergantungan pada negara tersebut. Alasannya, bisnis mainan bersifat musiman, sehingga mensyaratkan inventori aman sepanjang tahun.

Bagikan

Berita Terbaru

Prabowo Tunjuk Rosan Jadi Nakhoda Danantara, Pandu & Dony Oskaria Jabat CIO & COO
| Minggu, 23 Februari 2025 | 15:01 WIB

Prabowo Tunjuk Rosan Jadi Nakhoda Danantara, Pandu & Dony Oskaria Jabat CIO & COO

Kabar yang masuk KONTAN, Menteri Investasi dan BKPM Rosan Roslani akan menjadi nakhoda BPI Danantara.

Nasib Pembudidaya eFishery di Ujung Tanduk, Gibran: Saya Tidak Menggelapkan Dana
| Minggu, 23 Februari 2025 | 14:12 WIB

Nasib Pembudidaya eFishery di Ujung Tanduk, Gibran: Saya Tidak Menggelapkan Dana

Co-Founder sekaligus CEO eFishery Gibran Huzaifah menyatakan tidak pernah menggelapkan dana eFishery sepeser pun.

Platform Mobkas Tangkap Peluang Pasar Kendaraan
| Minggu, 23 Februari 2025 | 14:00 WIB

Platform Mobkas Tangkap Peluang Pasar Kendaraan

Industri otomotif bergerilya tangkap pasar yang besar dari mobil bekas, melalui platform digital mereka tawarakan layanan mobil bekas.

Mengekas Protein dari Ternak Ayam Sendiri
| Minggu, 23 Februari 2025 | 13:00 WIB

Mengekas Protein dari Ternak Ayam Sendiri

Tren memelihara ayam di rumah kian digemari. Proses pemeliharaan yang mudah membuat banyak orang keranjingan melakukannya.

10 SWF Dengan Aset Terbesar, Ada Danantara
| Minggu, 23 Februari 2025 | 12:32 WIB

10 SWF Dengan Aset Terbesar, Ada Danantara

Indonesia segera meluncurkan SWF terbaru dengan aset jumbo yakni Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

Wakil Menteri Investasi: Pemerintah Dorong Peluang Investasi Energi Terbarukan
| Minggu, 23 Februari 2025 | 12:31 WIB

Wakil Menteri Investasi: Pemerintah Dorong Peluang Investasi Energi Terbarukan

Pemerintah telah menyiapkan berbagai insentif, kemudahan perizinan, dan skema feed-in tariff agar investasi energi hijau semakin menarik.

Saham Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) Jadi Perhatian di Awal Tahun 2025
| Minggu, 23 Februari 2025 | 12:01 WIB

Saham Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) Jadi Perhatian di Awal Tahun 2025

Direktur dan Chief Investor Relations Officer BRMS Herwin Hidayat mengerek target produksi emas pada tahun 2025 sebanyak 26,67% YoY.

Perang Bunga KPR Murah Membara di Awal Tahun
| Minggu, 23 Februari 2025 | 12:00 WIB

Perang Bunga KPR Murah Membara di Awal Tahun

Langsung tancap gas di awal tahun, bank gencar menawarkan promo bunga KPR untuk meningkatkan pembiayaan kredit rumah.

Kiat Memangkas Emisi dari Semburat Gas Bumi dan Juga Produksi Metana
| Minggu, 23 Februari 2025 | 09:00 WIB

Kiat Memangkas Emisi dari Semburat Gas Bumi dan Juga Produksi Metana

Tahun 2024, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) meraih rating ESG lebih baik. Namun awal tahun ini, PGN terseret kasus dugaan korupsi. 

 
Nakhoda Danantara
| Minggu, 23 Februari 2025 | 06:10 WIB

Nakhoda Danantara

​Pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) terus menjadi sorotan publik. Kenapa?

INDEKS BERITA

Terpopuler