Pemegang Obligasi Tuntut Pelunasan Lebih Cepat, Saham Pengembang China Ini Anjlok

Senin, 10 Januari 2022 | 13:54 WIB
Pemegang Obligasi Tuntut Pelunasan Lebih Cepat, Saham Pengembang China Ini Anjlok
[ILUSTRASI. Pintu Hong Kong Exchanges & Clearing Ltd. (HKEX) tertutup di masa pandemi, di kawasan keuangan Hong Kong, China, 14 September 2020. REUTERS/Tyrone Siu]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - HONGKONG. Saham pengembang China Modern Land pada perdagangan Senin (10/1) anjlok nyaris 40% hingga posisi terendahnya sepanjang masa. Itu terjadi setelah perusahaan itu menyatakan telah memulai pembicaraan dengan pemegang obligasinya untuk merestrukturisasi obligasi dolar Amerika Serikat (AS) senilai $1,3 miliar.

Dalam keterbukaan informasi yang diajukan pada Senin (10/1), Modern Land mengatakan telah menerima pemberitahuan dari pemegang surat utang senior yang menuntut pelunasan lebih awal. Tuntutan itu muncul setelah perusahaan melewatkan pelunasan surat utang berbunga 12,85% yang jatuh tempo pada 25 Oktober 2021 lalu.

Saham Modern Land yang telah ditangguhkan sejak 21 Oktober, merosot hampir 40% di jam buka Asia menjadi HK$ 0,23, yang merupakan angka terendah dalam sejarah.

Baca Juga: Kalang Kabut Properti China Berlanjut, Terbaru Shimao Masuk Dalam Daftar Gagal Bayar

Pengembang mengatakan telah berdiskusi dengan kreditur untuk mendapatkan pengecualian, dan telah menunjuk penasihat keuangan untuk merumuskan rencana keseluruhan untuk tindakan remediasi yang layak.

Industri pengembang asal China menghadapi tekanan likuiditas yang belum pernah terjadi sebelumnya setelah Beijing memberlakukan aturan yang membatasi pinjaman properti pada tahun lalu. Aturan itu yang mengarah ke serangkaian default utang luar negeri, penurunan peringkat kredit dan penjualan saham dan obligasi pengembang.

Evergrande Group, pengembang paling berutang di dunia memikul kewajiban bernilai lebih dari $300 miliar, mencari penundaan enam bulan dalam penebusan dan pembayaran kupon obligasi 4,5 miliar yuan ($157 juta) dalam pertemuan dengan pemegang obligasi. Hasil pertemuan diharapkan Senin nanti.

Baca Juga: Analis Perkirakan Peralihan Investasi ke Asia Jika Non-farm Payrolls Kerek Bunga Fed

Perusahaan properti lain yang lebih kecil, Shimao Group Holdings, gagal membayar trust loan minggu lalu. Itu memaksa Shimao menjual semua proyek real estatnya, termasuk properti residensial dan komersial, Caixin melaporkan.

Pengembang properti yang berbasis di Shanghai telah mencapai kesepakatan awal dengan perusahaan milik negara China untuk menjual Shimao International Plaza Shanghai, properti komersial di Jalan Nanjing Shanghai, dengan harga lebih dari 10 miliar yuan, kata laporan itu.

Perusahaan tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Pada pukul 11.07 WIB, saham Evergrande turun 2,8%, sementara Shimao naik 5,3%.

Bagikan

Berita Terbaru

Emiten Harry Tanoe (IATA) Mau Rights Issue di Kala Kinerja Keuangan Turun Sejak 2022
| Selasa, 07 Januari 2025 | 15:33 WIB

Emiten Harry Tanoe (IATA) Mau Rights Issue di Kala Kinerja Keuangan Turun Sejak 2022

Cuaca ekstrem dituding sebagai salah satu penyebab tidak tercapainya target produksi batubara PT MNC Energy Investments Tbk (IATA).

Offering IPO RATU Selesai, Investor Dapat Jatah Rata-Rata 0,5% dari Jumlah Pesanan
| Selasa, 07 Januari 2025 | 12:04 WIB

Offering IPO RATU Selesai, Investor Dapat Jatah Rata-Rata 0,5% dari Jumlah Pesanan

Ada lebih dari 130 ribu investor yang melakukan pemesanan saham IPO PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU).

OJK Rancang Aturan Buat Investor Saham Warkat dan Saham Tak Bertuan, Simak Detilnya
| Selasa, 07 Januari 2025 | 09:17 WIB

OJK Rancang Aturan Buat Investor Saham Warkat dan Saham Tak Bertuan, Simak Detilnya

Emiten dan pemegang efek bersifat ekuitas dengan warkat wajib melakukan dematerialisasi efek paling lambat lima tahun setelah berlakunya POJK.

ASII Dibayangi Banyak Tekanan, tapi Tetap Ada Peluang Pertumbuhan
| Selasa, 07 Januari 2025 | 09:11 WIB

ASII Dibayangi Banyak Tekanan, tapi Tetap Ada Peluang Pertumbuhan

Bisnis otomotif PT Astra International Tbk menghadapi sederet persoalan, dari soal daya beli hingga aturan pajak

Kupon SBN Ritel Diprediksi Masih Tinggi
| Selasa, 07 Januari 2025 | 09:08 WIB

Kupon SBN Ritel Diprediksi Masih Tinggi

SBN ritel perdana tahun ini yakni ORI027 kemungkinan bisa menawarkan kupon sebesar 6,8% - 7%, menyingat yield obligasi Indonesia yang tertekan

Pemberton Asian Fund Borong Saham Sarimelati Kencana (PZZA)
| Selasa, 07 Januari 2025 | 09:07 WIB

Pemberton Asian Fund Borong Saham Sarimelati Kencana (PZZA)

Untuk mengakuisisi saham tersebut, Pemberton Asian Opportunities Fund merogoh kocek senilai Rp 3,61 miliar.

Saham Teknologi bisa Lebih Bergigi Tahun Ini
| Selasa, 07 Januari 2025 | 09:03 WIB

Saham Teknologi bisa Lebih Bergigi Tahun Ini

Setelah banyak terkoreksi di tahun lalu, prospek saham sektor teknologi berpeluang membaik pada tahun ini. 

IPO Mulai Menderu di Awal Tahun Ular Kayu
| Selasa, 07 Januari 2025 | 09:01 WIB

IPO Mulai Menderu di Awal Tahun Ular Kayu

Dalam pipeline IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI), masih terdapat 22 perusahaan yang antre untuk menggelar IPO.

Prospek PGAS Saat Harga Gas Industri Tak Disubsidi
| Selasa, 07 Januari 2025 | 08:31 WIB

Prospek PGAS Saat Harga Gas Industri Tak Disubsidi

Kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) belum ada tanda-tanda akan diperpanjang. Hal ini bisa berdampak ke kinerja PGAS

Saham Emiten Kesehatan Bakal Makin Bugar Pada 2025
| Selasa, 07 Januari 2025 | 08:09 WIB

Saham Emiten Kesehatan Bakal Makin Bugar Pada 2025

Kinerja saham emiten di sektor kesehatan bakal ketiban sederet sentimen positif di sepanjang tahun 2025.

INDEKS BERITA

Terpopuler