Pemerintah Belum Juga Merespons Proposal Divestasi INCO

Kamis, 28 Februari 2019 | 07:56 WIB
Pemerintah Belum Juga Merespons Proposal Divestasi INCO
[]
Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.IDJAKARTA. Manajemen PT Vale Indonesia Tbk (INCO) siap melaksanakan divestasi 20% saham, sesuai ketentuan. Meski kewajiban itu baru jatuh tempo Oktober tahun ini, INCO berkomitmen dengan melayangkan surat kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sejak akhir tahun lalu.

Direktur Utama PT Vale Indonesia Tbk, Nicolas Kanter, menjelaskan hingga kini surat tersebut belum mendapatkan jawaban dari Kementerian ESDM. Padahal INCO sudah siap menjalankan proses divestasi lebih cepat dari batas waktu yang ditentukan.

"Belum ada kemajuan, sampai saat ini kami belum mendapatkan jawaban pemerintah. Kami punya kewajiban sampai Oktober, kalau bisa lebih cepat, kenapa tidak? Bagi kami, lebih cepat lebih baik," kata Nico, Rabu (27/2).

Lantaran surat INCO belum mendapatkan respons Kementerian ESDM, proses divestasi masih menggantung. Pasalnya, belum ada mekanisme divestasi yang disepakati dengan pemerintah, termasuk kejelasan kepada siapa 20% saham Vale Indonesia ini akan terserap dan ditawarkan.

Alhasil, manajemen INCO juga belum melakukan valuasi 20% saham yang akan mereka jual. "Kami belum valuasi karena pemerintah belum (menjawab). Kami juga belum tahu pihak mana (yang akan menyerap saham divestasi)," jelas Nico.

Fajar Harry Sampurno, Deputi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media mengatakan, pihaknya masih menunggu keputusan Kementerian ESDM mengenai proses divestasi saham INCO sebelum memberikan penugasan.

Kementerian BUMN membuka peluang memberikan penugasan kepada holding industri pertambangan BUMN untuk menyerap 20% saham INCO. Opsi penugasan tersebut ditujukan kepada PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) atau PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).

"Belum tahu, kami menunggu penugasan dari Kementerian ESDM. Kalau mereka sudah membuka, Grup Inalum, Antam, atau lainnya bisa mendapatkan penugasan," ujar Fajar, belum lama ini.

Masih evaluasi

Saat dimintai konfirmasi, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar enggan memberikan tanggapan. Ia tak menjawab saat ditanya mengenai respons pemerintah atas kesiapan INCO untuk bisa menuntaskan proses divestasi lebih cepat sebelum Oktober 2019.

"Hari ini (kemarin) kami bicara CEO Forum, kok malah bicara yang lain, ini saja dulu," kilah Arcandra selepas membuka acara CEO Forum 2019 Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia, Rabu (27/2).

Namun Kementerian ESDM tidak menghalangi jika INCO menggelar pembicaraan secara business to business (B to B) dalam proses divestasi tersebut.

Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Yunus Saefulhak sebelumnya bilang, saat ini proses divestasi masih merupakan aksi korporasi INCO yang harus dilaporkan kepada pemerintah.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono juga mengaku masih mengevaluasi surat Vale Indonesia.

Atas dasar itu, Kementerian ESDM belum bisa memastikan kapan surat INCO itu akan dibalas. "Vale pokoknya sebelum Oktober, nanti kami balas," kata dia.

Bagikan

Berita Terbaru

Aturan Panas Bumi Sedang Direvisi, Bakal Ada Kepastian PJBL Hingga Harga Jual Listrik
| Senin, 07 Juli 2025 | 08:06 WIB

Aturan Panas Bumi Sedang Direvisi, Bakal Ada Kepastian PJBL Hingga Harga Jual Listrik

Proses revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 2017 diharapkan bisa rampung pada September 2025.

JP Morgan Rajin Borong Saham GOTO di Awal Juli 2025, Harganya bisa Terus Rebound?
| Senin, 07 Juli 2025 | 07:24 WIB

JP Morgan Rajin Borong Saham GOTO di Awal Juli 2025, Harganya bisa Terus Rebound?

Selain JP Morgan, akumulasi saham GOTO di awal Juli 2025 juga dilakoni Credit Agricole Group dan State Street Corp..

Mengantisipasi Perubahan Penguasa Market Cap Bursa
| Senin, 07 Juli 2025 | 07:07 WIB

Mengantisipasi Perubahan Penguasa Market Cap Bursa

 Dominasi saham-saham perbankan di daftar 10 besar kapitalisasi pasar (market capitalization) mulai memudar.

IHSG Melemah pada Paruh Pertama 2025, di Semester II Ketidakpastian Masih Menghantui
| Senin, 07 Juli 2025 | 07:02 WIB

IHSG Melemah pada Paruh Pertama 2025, di Semester II Ketidakpastian Masih Menghantui

Perang dagang, tensi geopolitik, dan kondisi ekonomi domestik RI kurang mendukung pasar saham Indonesia. 

Kinerja Perbankan Digital Tampil Lebih Menarik
| Senin, 07 Juli 2025 | 06:30 WIB

Kinerja Perbankan Digital Tampil Lebih Menarik

Di saat bank-bank konvensional perlu memutar otak menjaga profitabilitas, bank digital justru lebih tenang dengan pertumbuhan laba tinggi. ​

Tantangan Emiten Nikel Semakin Berat
| Senin, 07 Juli 2025 | 06:25 WIB

Tantangan Emiten Nikel Semakin Berat

Di tengah harga komoditas yang cenderung melemah, emiten nikel berpotensi terdampak kebijakan bea masuk antidumping dari China

Bisnis Pengelolaan Kas Masih Tumbuh
| Senin, 07 Juli 2025 | 06:20 WIB

Bisnis Pengelolaan Kas Masih Tumbuh

Perbankan terus mendorong pertumbuhan usaha pengelolaan kas alias cash management system bagi nasabah bisnis lewat peningkatan layanan. ​

Awal Pekan Bursa, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Senin (7/7) dari Para Analis
| Senin, 07 Juli 2025 | 06:19 WIB

Awal Pekan Bursa, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Senin (7/7) dari Para Analis

Sepanjang pekan lalu, investor asing mencaratkan asli jual bersih alias net sell sebesar Rp 2,78 triliun. 

Investor Wait and See, Penjualan Kawasan Industri Bisa Melambat
| Senin, 07 Juli 2025 | 06:18 WIB

Investor Wait and See, Penjualan Kawasan Industri Bisa Melambat

Emiten sektor properti kawasan industri dinilai cukup sensitif terhadap sentimen global yang saat ini masih tertekan

Bitcoin Masih Akan Terangkat Hingga Akhir Tahun
| Senin, 07 Juli 2025 | 06:15 WIB

Bitcoin Masih Akan Terangkat Hingga Akhir Tahun

Berdasarkan data Coinmarketcap, harga bitcoin (BTC) sudah turun 3% sejak mencetak rekor terbarunya pada 23 Mei 2025

INDEKS BERITA

Terpopuler