Pemerintah Telisik Kembali Aturan yang Menghambat Minat Berusaha

Jumat, 22 Februari 2019 | 06:15 WIB
Pemerintah Telisik Kembali Aturan yang Menghambat Minat Berusaha
[]
Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah terus berupaya mengerek peringkat kemudahan berusaha atau ease of doing business (EODB) dari posisi sekarang, di 73 menjadi 40. Tujuannya agar Indonesia bisa menarik pemodal masuk lebih banyak lagi.

Untuk bisa merealisasikan target tersebut, pemerintah mulai intensif menggelar rapat antarkementerian. Kementerian Koordinator Perekonomian, Kamis kemarin (21/1), menggelar rapat dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) untuk menyisir lagi aturan-aturan yang dianggap masih menjadi ganjalan untuk kehadiran investasi di berbagai daerah.

Dari rapat tersebut, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Hamongan Laoly menjelaskan, semua pihak yang terlibat bakal melakukan peran dan tugas masing-masing untuk bisa merealisasikan upaya tersebut. Untuk bisa memuluskan aksi tersebut, pemerintah bakal mengubah sejumlah aturan. "Ada beberapa, seperti harus mengubah undang-undang serta kebijakan," ujar Yasonna, Kamis (21/2).

Sayang, Yasonna tidak memerinci aturan yang akan diubah. Tapi ia memberi contoh aturannya seperti pengalihan hak kepemilikan sebuah benda atau fidusia, undang-undang kepailitan, dan lainnya. Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, untuk mengubah undang-undang butuh waktu. Yang bisa dilakukan mengupas prosedur mulai berusaha, seperti pengurusan nama perusahaan dan notaris.

Bagikan

Berita Terbaru

Selektif Memilih Saham-Saham Konglomerasi
| Kamis, 19 Juni 2025 | 07:48 WIB

Selektif Memilih Saham-Saham Konglomerasi

Saham Grup Bakrie dan Grup Barito masih unggul, didorong oleh rencana aksi korporasi dan membaiknya kinerja keuangan

Ironi Status Kelas Menengah Indonesia
| Kamis, 19 Juni 2025 | 07:22 WIB

Ironi Status Kelas Menengah Indonesia

Ukuran sejati pembangunan bukan terletak pada laporan makroekonomi atau klasifikasi global, tetapi dalam hidup sehari-hari rakyat.

Putra Rajawali (PURA) Bidik Pertumbuhan Pendapatan 30% Tahun Ini
| Kamis, 19 Juni 2025 | 07:15 WIB

Putra Rajawali (PURA) Bidik Pertumbuhan Pendapatan 30% Tahun Ini

PURA berencana membuka cabang-cabang baru untuk menghubungkan jalur Pulau Jawa - Sumatra dan Pulau Jawa ke wilayah Indonesia bagian timur.

Cukai MBDK Batal, Emiten Barang Konsumsi Bernapas Lega
| Kamis, 19 Juni 2025 | 07:10 WIB

Cukai MBDK Batal, Emiten Barang Konsumsi Bernapas Lega

Dengan batalnya tarif cukai MBDK, emiten barang konsumen meyakini, margin kinerja mereka bakal terjaga

Absen Bagi Dividen, ASRI Fokus Memulihkan Kinerja Laba Bersih
| Kamis, 19 Juni 2025 | 07:07 WIB

Absen Bagi Dividen, ASRI Fokus Memulihkan Kinerja Laba Bersih

Manajemen ASRI mengatakan, laba bersih perusahaan akan kembali digunakan untuk menopang kinerja tahun ini. 

Beban Berat Korporasi
| Kamis, 19 Juni 2025 | 07:04 WIB

Beban Berat Korporasi

Namun, sentimen investasi Danantara hanya bersifat sementara jika tidak didukung fundamental kuat dari emiten yang mendapat suntikan pendanaan.

The Fed dan BI  Tahan Suku Bunga, IHSG Berpotensi Melemah Kembali
| Kamis, 19 Juni 2025 | 06:44 WIB

The Fed dan BI Tahan Suku Bunga, IHSG Berpotensi Melemah Kembali

Pada perdagangan Kamis (19/6), IHSG masih akan menghadapi tekanan dan berpeluang bergerak dalam kisaran 6.933-7.266. 

Bisnis Trade Finance Bank Terus Melaju
| Kamis, 19 Juni 2025 | 06:30 WIB

Bisnis Trade Finance Bank Terus Melaju

Bisnis trade finance perbankan terus menunjukkan geliat positif di awal 2025, seiring membaiknya kinerja ekspor nasional​

Besaran Kupon Menjadi Tantangan SBN Ritel ke Depan
| Kamis, 19 Juni 2025 | 06:28 WIB

Besaran Kupon Menjadi Tantangan SBN Ritel ke Depan

Pemerintah menyiapkan tujuh produk SBN ritel sepanjang 2025, dengan tiga di antaranya telah usai ditawarkan. Produk

DPK Loyo, Dana Kelolaan Nasabah Kaya di Bank Justru Tumbuh Dua Digit
| Kamis, 19 Juni 2025 | 06:25 WIB

DPK Loyo, Dana Kelolaan Nasabah Kaya di Bank Justru Tumbuh Dua Digit

Bisnis pengelolaan dana-dana nasabah tajir di perbankan atau wealth management terus menunjukkan pertumbuhan apik saat DPK makin melambat

INDEKS BERITA

Terpopuler