Pemerintah Usulkan Relaksasi Bagi Bank Swasta Yang Terbebani Utang Jumbo BUMN Karya

Rabu, 07 Juni 2023 | 06:52 WIB
Pemerintah Usulkan Relaksasi Bagi Bank Swasta Yang Terbebani Utang Jumbo BUMN Karya
[ILUSTRASI. Beberapa bank saat ini sedang dihadapkan pada utang menumpuk yang dimiliki BUMN Karya.]
Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa bank saat ini sedang dihadapkan pada utang menumpuk yang dimiliki BUMN Karya. Adapun, bank-bank swasta dinilai menjadi yang paling terdampak dari utang jumbo tersebut.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo  yang mengungkapkan bahwa dengan adanya utang dari BUMN Karya, bank swasta menjadi yang paling berat memikul beban utang tersebut.

Sebab, pria yang akrab disapa Tiko ini bilang kondisi yang terjadi saat ini justru tidak mengganggu bank-bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Negara (Himbara). Karena, ia memastikan Himbara memiliki pencadangan yang cukup.

“Kalau Himbara kan selama tiga tahun Covid-19 telah melakukan pencadangan yang bisa dilihat coverage ratio-nya telah mencapai 200%,” ujar Tiko.

Baca Juga: Erick Thohir Ajukan PMN Rp 57,9 Triliun Untuk Modal BUMN di 2024

Sebaliknya, Tiko justru memikirkan bank-bank swasta yang dirasa perlu mendapatkan relaksasi. Oleh karenanya, dia mengaku telah berkomunikasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait usulan tersebut.

“Agar mereka tidak immediately harus membentuk cadangan di awal karena itu bank swasta banyak di sana,” tambah Tiko.

Jika dilihat dari laporan keuangan masing-masing BUMN Karya, salah satu bank yang tercatat banyak memberikan kredit ke sektor ini adalah PT Bank BTPN Tbk (BTPN) yang nilainya mencapai Rp 3,35 triliun. Dilanjutkan dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) yang nilainya sekitar Rp 1,5 triliun.

Selain itu, ada juga PT Bank Permata Tbk (BNLI) yang juga menyalurkan kredit ke PT PP Tbk (PTPP) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT). Kredit yang disalurkan ke dua perusahaan tersebut merupakan pinjaman jangka panjang dengan total nilai Rp 741 miliar.

Baca Juga: Pemerintah Buka Opsi Inbreng Saham Waskita ke Hutama Karya

Direktur Wholesale Banking Permata Bank Darwin Wibowo mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya telah bekerja sama dengan kreditur lain dalam proses restrukturisasi untuk kredit BUMN Karya yang perlu hal tersebut.

“Saya rasa itu masih masuk koridor restrukturisasi normal,” ujar Darwin.

Meski demikian, Darwin menegaskan bahwa kredit korporasi milik Permata Bank yang disalurkan BUMN tak selalu memiliki kualitas jelek. Dia juga menyebut kredit di BUMN Karya tidak memiliki exposure yang besar.

“Masih banyak BUMN yang kinerjanya bagus,” tambah dia.

Baca Juga: Restrukrisasi Utang, Begini Efeknya ke Kinerja Waskita Karya (WSKT)

Sementara itu, Wakil Direktur Utama KB Bukopin Robby Mondong mengungkapkan bahwa saat ini posisi kredit ke BUMN ada sekitar Rp 1,45 triliun. Dari total tersebut, kredit yang ke BUMN Karya sejatinya tidak ada.

Dia bilang kredit KB Bukopin yang tercatat di PT PP Tbk (PTPP) senilai Rp 222 miliar merupakan kredit ke anak perusahaannya. Dia bilang saat ini kebanyakan portofolio kredit BUMN yang dimiliki kebanyakan di sektor energi dan transportasi.

“Profilnya kami pandang masih acceptable,” ujar Robby.

Dia pun menyebutkan bahwa saat ini tidak ada pembedaan mitigasi risiko terkait kredit di BUMN maupun non BUMN. Robby menyebut, semua merupakan kredit baru dan memiliki kualitas baik.

Baca Juga: Waskita Beton (WSBP) Menukar Utang Rp 4,23 Triliun Menjadi Saham

Sementara itu, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin bilang bahwa ada kemungkinan ada tahap yang terlewatkan saat pertama kali bank-bank swasta memberikan kredit di beberapa BUMN Karya yang saat ini terancam gagal bayar.

“Mungkin saking percayanya bahwa ini milik negara dan dijamin oleh negara, mungkin mereka lupa tetap sebuah perusahaan itu punya sesuatu yang harus dilihat dari aspek kualitatif maupun kuantitatif,” ujar dia.

Amin melihat jika memang saat ini dibutuhkan relaksasi karena melibatkan masyarakat banyak, wajar jika pemerintah meminta OJK untuk memberikan hal tersebut.

“OJK harus berpikir tidak semata-mata hanya untuk membantu bank-bank swasta tapi lebih untuk bagaimana masyarakat di sekitar proyek tersebut tertangani, karena BUMN Karya itu melibatkan banyak orang dan infrastruktur yang dibuat untuk kepentingan masyarakat,” pungkas dia.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Potensi Kinerja Indah Kiat (INKP) di Tengah Fluktuasi Harga Pulp Global
| Rabu, 02 April 2025 | 13:00 WIB

Potensi Kinerja Indah Kiat (INKP) di Tengah Fluktuasi Harga Pulp Global

Kontributor pendapatan masih didominasi dari ekspor pihak ketiga senilai US$1,76 miliar, denan ekspor berelasi menyumbang US$ 42,11 juta.

Menengok Prospek Pasar DME di Indonesia
| Rabu, 02 April 2025 | 11:00 WIB

Menengok Prospek Pasar DME di Indonesia

Penggunaan DME di Indonesia pada 2023 masih didominasi untuk kebutuhan aerosol propellant dengan pangsa pasar mencapai 24%.

Penjualan Mobil Meningkat Sebelum Harga Naik Akibat Tarif Trump
| Rabu, 02 April 2025 | 10:30 WIB

Penjualan Mobil Meningkat Sebelum Harga Naik Akibat Tarif Trump

Produsen mobil termasuk General Motors Co. dan Hyundai Motor Co. melaporkan kenaikan penjualan mobil di Amerika Serikat (AS) 

Kinerja Komoditas Emas Masih Merajai Sepanjang Maret, Aset Kripto Paling Keok
| Rabu, 02 April 2025 | 09:00 WIB

Kinerja Komoditas Emas Masih Merajai Sepanjang Maret, Aset Kripto Paling Keok

Permintaan safe haven yang semakin tinggi seiring ketidakpastian ekonomi di tengah tarif Trump membuat harga emas terus menanjak. 

Kasus Robot Trading Net89 dan Beda Pendapat Korban & Kejaksaan soal Cara Penyelesaian
| Rabu, 02 April 2025 | 09:00 WIB

Kasus Robot Trading Net89 dan Beda Pendapat Korban & Kejaksaan soal Cara Penyelesaian

Pihak korban yang diwakili oleh Onny menuntut agar penyelesaian kasus Net89 tetap diselesaikan menggunakan pendekatan restorative justice (RJ).

Profit 33,04% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Mengkerut (2 April 2025)
| Rabu, 02 April 2025 | 08:33 WIB

Profit 33,04% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Mengkerut (2 April 2025)

Harga emas Antam (2 April 2025) ukuran 1 gram masih Rp 1.819.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,04% jika menjual hari ini.

Ramadan dan Idulfitri Tak Kuat Angkat Pertumbuhan Ekonomi
| Rabu, 02 April 2025 | 08:14 WIB

Ramadan dan Idulfitri Tak Kuat Angkat Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2025, berpotensi berada di bawah angka 5% year on year (yoy)

Tiga Tahun Beruntun Bisnis Ketenagalistrikan MEDC Bukukan Rugi, Begini Ceritanya
| Rabu, 02 April 2025 | 08:00 WIB

Tiga Tahun Beruntun Bisnis Ketenagalistrikan MEDC Bukukan Rugi, Begini Ceritanya

Pada segmen IPP Hidro dan Energi Terbarukan, di saat pendapatannya melonjak justru rugi bersihnya malah membengkak.

Inilah Saham-Saham Favorit Goldman Sach dan Fil Ltd di bursa IDX30
| Rabu, 02 April 2025 | 07:00 WIB

Inilah Saham-Saham Favorit Goldman Sach dan Fil Ltd di bursa IDX30

Goldman Sach mendekap saham BBCA sebanyak 885,66 juta pada 7 Maret 2025 dengan cost average basis di harga Rp 7.141 per saham.

Bursa Saham AS Lesu Mengawali Kuartal II 2025
| Rabu, 02 April 2025 | 06:00 WIB

Bursa Saham AS Lesu Mengawali Kuartal II 2025

Kekhawatiran kondisi ekonomi AS akibat kebijakan tarif AS yang diumumkan pada Rabu (2/4) membuat pasar kurang bergairah. 

INDEKS BERITA

Terpopuler