Pemilu Akan Dorong Pasar Saham Indonesia

Kamis, 28 Februari 2019 | 09:00 WIB
Pemilu Akan Dorong Pasar Saham Indonesia
[]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pesta demokrasi tahun ini bisa dimanfaatkan untuk memaksimalkan keuntungan dari bursa saham. Meski ekonomi global tumbuh melambat, tapi kondisi ekonomi Indonesia dinilai masih stabil. Apalagi secara historis, pasar saham Tanah Air umumnya bergerak positif pada tahun pemilu.

Beberapa analis menyebut, turbulensi ekonomi global yang terjadi belakangan ini bakal membuat dana asing kembali ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Dengan sentimen tersebut, ada beberapa sektor saham yang layak Anda cermati. 

Mirae Asset Sekuritas Indonesia menilai, dana dari pasar negara maju sudah mulai beralih ke emerging markets. Bahkan, sepanjang tahun ini, dana asing yang masuk ke pasar saham dan pasar obligasi cukup besar.

Hariyanto Wijaya, Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas mengatakan, ekonomi Indonesia masih akan solid karena didorong oleh konsumsi domestik. Selain itu, Indonesia juga tak terlalu terpengaruh perang dagang AS-China. Di antara negara-negara Asia, Indonesia merupakan negara dengan eksposur ekspor terendah baik ke AS dan China. 

Nah, di tahun pemilu, biasanya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung reli. Pada pemilu tahun 2004, IHSG naik 44%, kemudian naik 87% di tahun 2009, dan 22% di tahun 2014. Mirae memprediksi, tahun ini kenaikan IHSG bakal terulang. Naiknya IHSG di tahun pemilu juga didorong oleh pertumbuhan laba bersih. "Kami memprediksi earning per share (EPS) IHSG akan naik 11% di tahun 2019 ini," ujar Hariyanto, dalam risetnya belum lama ini.

Sebelumnya, JP Morgan juga memandang overweight pasar saham Indonesia pada tahun ini. JP Morgan memprediksi pertumbuhan EPS IHSG bisa mencapai 14%. Hal ini didorong oleh sejumlah faktor, seperti pengeluaran pemilu yang akan meningkatkan permintaan domestik. Tingkat inflasi yang masih cenderung rendah juga turut memperkuat daya beli.

JP Morgan menilai pasar saham negara berkembang bisa tumbuh dua digit. Negara yang diberi outlook overweight oleh JP Morgan yakni Brasil, Chili, Indonesia dan Rusia.

Hariyanto menilai, aliran dana asing ke pasar saham masih akan besar, dengan catatan, presiden terpilih sejalan dengan ekspektasi pasar. Sepanjang tahun ini saja, dana asing sudah tercatat net buy Rp 11,76 triliun. Arus masuk dana asing ini merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. 

Konsumsi yang meningkat selama pemilu akan mendorong laba bersih, yang akhirnya menjadi katalis positif IHSG. Ambil contoh, pada 2014 lalu, IHSG naik 22,3%, sejalan dengan pertumbuhan EPS yang sebesar 10,2%. Lalu di tahun 2009, pertumbuhan EPS mencapai 72,7%. 

Secara historis, sejumlah sektor seperti sektor keuangan, konsumer, dan industri dasar, memimpin pergerakan IHSG sepanjang tahun pemilu. 

Pertarungan antara dua calon presiden, Joko Widodo dan Prabowo Subianto juga semakin ketat. Namun, dari survey beberapa lembaga riset, elektabilitas petahana masih lebih unggul. 

Mengutip Financial Times, pasar nampaknya berharap Jokowi kembali terpilih sebagai presiden. Jika Jokowi menang, akan ada dua tema investasi yang akan mendominasi di masa jabatan keduanya, yakni membangun kembali infrastruktur dan mendorong investasi asing langsung di Asia.

"Mungkin ada volatilitas tambahan pada IHSG jika oposisi lebih unggul secara tidak terduga," kata Ekonom Moody's Katrina Ell.

Saham pilihan 

Hariyanto menilai, beberapa sektor saham akan cenderung bullish pada tahun politik ini. Di antaranya saham ritel, rokok, barang konsumsi, dan perbankan.

Di saham ritel, Mirae memberikan rekomendasi overweight untuk saham PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS). Ramayana menjadi saham pilihan utama lantaran akan terdorong dari kenaikan dana sosial untuk kalangan menengah ke bawah, yang menjadi target pasar Ramayana. Target harga dari Mirae sebesar Rp 2.000 per saham. 

Selain itu, Mirae juga merekomendasikan buy untuk saham PT Ace Hardware Tbk (ACES) dengan rekomendasi trading buy di target harga Rp 1.900 per saham. 

Sementara itu, saham sektor rokok akan terdorong oleh kenaikan penjualan. Mirae merekomendasikan trading buy PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) di target harga Rp 4.300, lalu buy PT Gudang Gara Tbk (GGRM) di target harga Rp 101.000.

Kemudian, saham sektor perbankan juga akan bullish terdorong oleh net interest margin yang lebih baik, dan kenaikan permintaan kredit. Saham pilihannya yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan target Rp 11.450 dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan target Rp 30.000. 

Sektor pilihan lainnya adalah sektor konsumer yang bakal terdorong dari penurunan harga minyak dan penguatan rupiah. Saham yang akan diuntungkan, yakni PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dengan target harga Rp 11.100, dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dengan target harga Rp 1.800. 

Di sisi lain, Sarah Shaw, Portfolio Manager 4D Infrastructure Australia mengatakan, tahun pemilu ini juga akan menguntungkan saham infrastruktur. Menurut dia, salah satu saham pilihan yang terbaik yakni PT Jasa Marga Tbk (JSMR).

"Kami sangat menyukai infrastruktur di Indonesia. Jasa Marga pasti memanfaatkan investasi infrastruktur yang sedang berlangsung," ujarnya seperti dikutip Reuters. 

Meski demikian, masih ada sejumlah risiko yang bisa membayangi outlook pasar saham Indonesia, seperti gejolak geopolitik termasuk tenggat waktu brexit dan risiko perang dagang. "Jadi kalau sentimen global memburuk, Indonesia tak akan kebal terhadap aliran keluar dana asing," tandas Ell.

Bagikan

Berita Terbaru

Bahlil: Amman Belum Ajukan Izin Ekspor
| Senin, 24 Februari 2025 | 06:53 WIB

Bahlil: Amman Belum Ajukan Izin Ekspor

Amman Mineral Internasional meminta relaksasi ekspor konsentrat tembaga seiring dengan proses commissioning smelter yang berjalan lebih lambat

Kurs Rupiah Hari Ini Berpeluang Menguat Terbatas
| Senin, 24 Februari 2025 | 06:50 WIB

Kurs Rupiah Hari Ini Berpeluang Menguat Terbatas

Kurs rupiah berpeluang melanjutkan penguatan pada awal pekan ini, dipengaruhi sejumlah faktor domestik.

Berharap IHSG Hari Ini, Senin (24/2) Bisa Menguat, Meski Terbatas
| Senin, 24 Februari 2025 | 06:50 WIB

Berharap IHSG Hari Ini, Senin (24/2) Bisa Menguat, Meski Terbatas

Sementara dari dalam negeri, para investor dapat memantau terus keadaan laporan keuangan beberapa emiten

Saham Emiten Barang Konsumsi Belum Lepas dari Tekanan Daya Beli
| Senin, 24 Februari 2025 | 06:48 WIB

Saham Emiten Barang Konsumsi Belum Lepas dari Tekanan Daya Beli

Efisiensi anggaran pemerintah hingga daya beli yang belum pulih masih menghantui kinerja emiten sektor barang konsumsi

 Pemerintah Harus Melobi India Soal Pajak Impor CPO
| Senin, 24 Februari 2025 | 06:44 WIB

Pemerintah Harus Melobi India Soal Pajak Impor CPO

Rencana India mengerek pajak impor CPO berpotensi menekan industri sawit Indonesia karena India menjadi salah satu tujuan ekspor

Pelaku Pasar Menantikan Kerja Nyata dari Danantara
| Senin, 24 Februari 2025 | 06:42 WIB

Pelaku Pasar Menantikan Kerja Nyata dari Danantara

Danantara diharapkan dapat berkontribusi positif bagi negara. Namun, pasar juga masih cemas terhadap pengelolaan lembaga ini.

Luka BUMN Karya Semakin Menganga
| Senin, 24 Februari 2025 | 06:38 WIB

Luka BUMN Karya Semakin Menganga

Pemangkasan anggaran, termasuk anggaran Kementerian Pekerjaan Umum (PU) berdampak langsung ke kinerja emiten BUMN Karya

Harga Emas Terus Berkilau, Kinerja ANTM Bisa Memukau
| Senin, 24 Februari 2025 | 06:36 WIB

Harga Emas Terus Berkilau, Kinerja ANTM Bisa Memukau

Kenaikan harga emas akan berdampak positif dan berkontribusi signifikan terhadap kinerja keuangan ANTM.

Kocok Ulang Direksi Bank Himbara Menanti Peran Danantara
| Senin, 24 Februari 2025 | 06:30 WIB

Kocok Ulang Direksi Bank Himbara Menanti Peran Danantara

Danantara akan berperan penting dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) tiga bank BUMN yang jadi anggotanya

Reksadana Pasar Uang dan  Obligasi Masih Jadi Favorit Investor
| Senin, 24 Februari 2025 | 06:30 WIB

Reksadana Pasar Uang dan Obligasi Masih Jadi Favorit Investor

Return reksadana obligasi dan pasar uang yang stabil dinilai menjadi pilihan aman di tengah gejolak pasar.

INDEKS BERITA

Terpopuler