Pemprov DKI Jakarta Ajukan Proyek Infrastruktur Senilai Rp 571 Triliun

Jumat, 22 Maret 2019 | 09:11 WIB
Pemprov DKI Jakarta Ajukan Proyek Infrastruktur Senilai Rp 571 Triliun
[]
Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah mengajukan daftar proyek infrastruktur kepada Pemerintah Pusat. Total proyek mencapai Rp 571 triliun dikerjakan 10 tahun ke depan.

Dari daftar proyek tersebut, sekitar Rp 400 triliun akan digunakan untuk proyek transportasi massal, seperti Moda Raya Terpadu (MRT) alias mass rapid transit, Lintas Rel Terpadu (LRT) alias light rail transit, serta jalur transportasi air atau waterway.

Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan Bambang Prihartono mengatakan, saat ini BPTJ masih menyusun rencana proyek yang bisa dibangun 10 tahun ke depan.

"Tapi angka Rp 571 triliun yang disampaikan sebelumnya memang bukan hanya untuk transportasi, tapi juga untuk transportasi air, perumahan sampai sampah," katanya, Rabu (21/3).

Bambang menyebut pembangunan MRT diprediksi bakal memakan dana cukup besar. Misalnya, untuk MRT fase II Bunderan HI-Kampung Bandan sudah menyedot biaya Rp 22,5 triliun. Belum lagi, MRT fase III dari Barat ke Timur atau Kalideres - Ujung Menteng yang biayanya masih terus dihitung, namun diprediksi lebih dari Rp 50 triliun.

Selain MRT, LRT juga bakal memakan dana yang cukup besar. Hanya, rute-rute baru saat ini masih terus dikaji. Berdasarkan informasi yang dihimpun KONTAN, setidaknya ada enam rute LRT baru yang diusulkan untuk dibangun dalam 10 tahun mendatang. Adapun, nilai investasi yang baru bisa diprediksi adalah rute Velodrome - Tanah Abang yang mencapai Rp 8,5 triliun. Begitu juga dengan jalur transportasi air dengan memanfaatkan sungai juga masih dalam kajian.

"Untuk transportasi bisa mencapai Rp 400 triliun, kenapa anggarannya mahal? Karena dalam waktu 10 tahun fokusnya transportasi berbasis rel," kata Bambang.

Bambang bilang akan menggunakan skema dana Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) untuk mengembangkan proyek tersebut. Pasalnya, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hanya menyanggupi sebesar Rp 160 triliun.

Dia bilang bila rencana ini berjalan mulus, maka tahun 2030, pemerintah menargetkan 60% pergerakan masyarakat di Jakarta akan menggunakan angkutan umum, dari saat ini yang hanya 24%.

Pengelolaan air limbah

Selain transportasi, fokus Pemprov DKI Jakarta adalah pada pengolahan air limbah. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan pembangunan Jakarta Sewerage System yang terdiri dari 15 zona akan memakan waktu sekitar 14 tahun.

Makanya, saat proyek ini diluncurkan untuk waktu 10 tahun, belum selesai 100%.

Sekadar informasi, proyek pengolahan air limbah di Jakarta ini sebelumnya juga masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan nilai total Rp 90 triliun.

Sistem pengolahan limbah ini penting, agar ke depan air yang berasal dari pemukiman ke sungai di Jakarta tidak lagi menimbulkan pencemaran.

Bagikan

Berita Terbaru

PHK Makin Marak, Klaim JKP BPJS Ketenagakerjaan Ikut Melonjak
| Rabu, 24 Desember 2025 | 04:15 WIB

PHK Makin Marak, Klaim JKP BPJS Ketenagakerjaan Ikut Melonjak

Klaim JKP hingga November 2025 melompat 150% dibanding periode yang sama di tahun lalu menjadi Rp 873,78 miliar.

Hitung Jeli Manfaat dan Biaya MBG
| Rabu, 24 Desember 2025 | 00:14 WIB

Hitung Jeli Manfaat dan Biaya MBG

Anggaran dari makan bergizi gratis (MBG) sebesar Rp 71 triliun tahun ini sudah menjangkau sekitar 50 juta penerima. 

Menanti Tuah Window Dressing di Pekan Pendek, Cermati Saham-Saham Ritel Ini
| Selasa, 23 Desember 2025 | 11:58 WIB

Menanti Tuah Window Dressing di Pekan Pendek, Cermati Saham-Saham Ritel Ini

Saham ritel berpotensi bangkit di sisa 2025. Simak proyeksi pertumbuhan laba 2026 dan rekomendasi saham ACES, MIDI, hingga ERAA.

Niharika Yadav: Inflasi Medis Masih Jadi Tantangan ke Depan
| Selasa, 23 Desember 2025 | 11:40 WIB

Niharika Yadav: Inflasi Medis Masih Jadi Tantangan ke Depan

Penerapan sejumlah regulasi baru dan tingginya inflasi medis akan mempengaruhi bisnis asuransi jiwa di Indonesia di 2026

Laba Melonjak 51% tapi Saham DSNG Justru Tergelincir, Saatnya Masuk Atau Wait & See?
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:17 WIB

Laba Melonjak 51% tapi Saham DSNG Justru Tergelincir, Saatnya Masuk Atau Wait & See?

Prospek kinerja DSNG di 2026 dinilai solid berkat profil tanaman sawit muda dan permintaan CPO yang kuat.

OJK dan KSEI Meluncurkan Integrasi Sistem Perizinan Reksadana
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:15 WIB

OJK dan KSEI Meluncurkan Integrasi Sistem Perizinan Reksadana

Langkah ini  untuk menyederhanakan proses, meningkatkan kepastian layanan, dan memperkuat tata kelola pendaftaran produk investasi reksadana. 

Anak Usaha DOID Perpanjang Kontrak DOID di Tambang Blackwater, Nilainya Segini
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:11 WIB

Anak Usaha DOID Perpanjang Kontrak DOID di Tambang Blackwater, Nilainya Segini

Kontrak tersebut terkait tambang Blackwater. Perpanjangan kontrak yang diperoleh pada 21 Desember 2025 tersebut bernilai sekitar A$ 740 juta. 

Emiten Semen Bisa Pulih Secara Bertahap, Simak Rekomendasi Sahamnya
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:45 WIB

Emiten Semen Bisa Pulih Secara Bertahap, Simak Rekomendasi Sahamnya

Emiten sektor semen berpeluang memasuki fase pemulihan pada 2026 setelah melewati tahun yang menantang.

Tax Holiday Deras, Investasi IKN Terkuras
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:43 WIB

Tax Holiday Deras, Investasi IKN Terkuras

Tercatat 290 perusahaan memperoleh tax holiday, dengan 102 perusahaan telah beroperasi dan merealisasikan investasi sebesar Rp 480 triliun.

Produksi Nikel di 2026 Dibatasi, Saham NCKL, INCO, HRUM, hingga ANTM Makin Seksi
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:43 WIB

Produksi Nikel di 2026 Dibatasi, Saham NCKL, INCO, HRUM, hingga ANTM Makin Seksi

Kebijakan pemangkasan produksi nikel oleh Pemerintah RI diharapkan mendongkrak harga sehingga akan berefek positif ke emiten.

INDEKS BERITA

Terpopuler