Pendapatan dan Laba Bersih Lippo Cikarang Anjlok, Saham LPCK Sempat ARB

Kamis, 28 Oktober 2021 | 14:26 WIB
Pendapatan dan Laba Bersih Lippo Cikarang Anjlok, Saham LPCK Sempat ARB
[ILUSTRASI. Suasana peresmian klaster Waterfront Estates Lippo Cikarang, Senin (2/11). Kinerja keuangan LPCK per 30 September 2021 mengalami penurunan yang signifikan. DOK/Lippo Cikarang]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) menorehkan kinerja yang kurang memuaskan di sembilan bulan pertama 2021. 

Pendapatan dan laba bersih emiten properti milik Grup Lippo itu mengalami penurunan yang signifikan.

Merujuk laporan keuangan per 30 September 2021 yang dirilis Kamis (28/10), pendapatan LPCK melorot 25,78 persen secara year on year (yoy) menjadi sekitar Rp 1,18 triliun.

Turunnya pendapatan LPCK disebabkan oleh melemahnya kontribusi dari bisnis penjualan properti. Dalam hal ini penjualan rumah hunian dan apartemen yang anjlok 27,05 persen (yoy) menjadi Rp 819,63 miliar.

Baca Juga: IPO Produsen Alat Kantor Bantex PT Perma Plasindo Tbk, Ada Bonus Waran Untuk Investor

Pos penghasilan lainnya yang dicatatkan LPCK juga longsor 54,40 persen (yoy) menjadi Rp 219,53 miliar. 

Ini disebabkan oleh penurunan nilai aset bersih investasi DINFRA USD, dari Rp 448,65 miliar menjadi Rp 198,13 miliar.

Walhasil, laba usaha yang dicatatkan Lippo Cikarang turun dalam hingga 46,90 persen (yoy) menjadi Rp 439,21 miliar.

Ujung-ujungnya, laba bersih yang diraup LPCK juga menciut signifikan, hingga 43,79 persen (yoy) menjadi Rp 344,27 miliar.

 

 

Turunnya kinerja keuangan Lippo Cikarang langsung direspons oleh pelaku pasar. Pada perdagangan hari ini, saham LPCK sempat menyentuh Rp 985 per saham. Ini merupakan batas ARB, alias batas bawah auto rejection.

Hingga pukul 14.19, saham LPCK ditutup turun 6,16 persen ke Rp 990 per saham.

Selanjutnya: Pengendali Tower Bersama (TBIG) Resmi Menjadi Pemegang Saham XL Axiata (EXCL)

 

Bagikan

Berita Terbaru

Mengukur Prospek Saham Sektor Infrastruktur
| Senin, 22 Desember 2025 | 02:22 WIB

Mengukur Prospek Saham Sektor Infrastruktur

Penguatan Indeks Infrastruktur sepanjang 2025 ditopang oleh subsektor telekomunikasi dan infrastruktur digital

Saham Perkapalan Mengangkat Sauh, Cuma Gorengan atau Fundamental yang Mulai Berlayar?
| Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

Saham Perkapalan Mengangkat Sauh, Cuma Gorengan atau Fundamental yang Mulai Berlayar?

Sepanjang tahun 2025 berjalan, harga saham emiten kapal mengalami kenaikan harga signifikan, bahkan hingga ratusan persen.

Analisis Astra International, Bisnis Mobil Lesu tapi Saham ASII  Malah Terbang 31,85%
| Minggu, 21 Desember 2025 | 09:05 WIB

Analisis Astra International, Bisnis Mobil Lesu tapi Saham ASII Malah Terbang 31,85%

Peluncuran produk baru seperti Veloz Hybrid diharapkan bisa menjadi katalis penahan penurunan volume penjualan. 

Embusan Angin Segar Bagi Investor Saham dan Kripto di Indonesia dari Amerika
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:31 WIB

Embusan Angin Segar Bagi Investor Saham dan Kripto di Indonesia dari Amerika

Kebijakan QE akan mengubah perilaku investor, perbankan dan institusi memegang dana lebih hasil dari suntikan bank sentral melalui obligasi. 

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan di Akhir Tahun
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan di Akhir Tahun

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot melemah 0,16% secara harian ke Rp 16.750 per dolar AS pada Jumat (19/12)

Akuisisi Tambang Australia Tuntas, Bumi Resources Gelontorkan Duit Rp 346,9 Miliar
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:15 WIB

Akuisisi Tambang Australia Tuntas, Bumi Resources Gelontorkan Duit Rp 346,9 Miliar

Transformasi bertahap ini dirancang untuk memperkuat ketahanan BUMI, mengurangi ketergantungan pada satu siklus komoditas.

Rajin Ekspansi Bisnis, Kinerja Grup Merdeka Masih Merana, Ada Apa?
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:06 WIB

Rajin Ekspansi Bisnis, Kinerja Grup Merdeka Masih Merana, Ada Apa?

Tantangan utama bagi Grup Merdeka pada 2026 masih berkaitan dengan volatilitas harga komoditas, terutama nikel. 

Chandra Asri Pacific (TPIA) Terbitkan Obligasi Sebesar Rp 1,5 Triliun
| Minggu, 21 Desember 2025 | 07:42 WIB

Chandra Asri Pacific (TPIA) Terbitkan Obligasi Sebesar Rp 1,5 Triliun

Dana bersih dari hasil obligasi ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya untuk keperluan modal kerja. 

Kelolaan Reksadana Syariah Tumbuh Subur di 2025
| Minggu, 21 Desember 2025 | 07:00 WIB

Kelolaan Reksadana Syariah Tumbuh Subur di 2025

Dana kelolaan reksadana syariah mencapai Rp 81,54 triliun per November 2025, meningkat 61,30% secara year-to-date (ytd). 

Menjaga Keseimbangan Cuan Bisnis Bank Syariah & ESG
| Minggu, 21 Desember 2025 | 06:10 WIB

Menjaga Keseimbangan Cuan Bisnis Bank Syariah & ESG

Di tengah dorongan transisi menuju ekonomi rendah karbon, perbankan diposisikan sebagai penggerak utama pembiayaan berkelanjutan.

INDEKS BERITA