KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan bersih perusahaan jasa pertambangan batubara PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) selama semester I 2019 masih bisa tumbuh 13,23% year on year (yoy) menjadi US$ 435,35 juta.
Namun laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersihnya menyusut lebih dari empat kali lipat menjadi US$ 4,07 juta.
Tren penurunan harga batubara masih menjadi tantangan Delta Dunia Makmur.
Pada saat yang sama, aktivitas produksi perusahaan itu terganggu curah hujan tinggi.
Tak ayal, tingkat keterpakaian alias utilitas alat produksi Delta Dunia Makmur pada kuartal II 2019 hanya 56%.
Informasi saja, mereka memiliki lebih dari 2.900 unit alat berat.
Meskipun rapor paruh pertama tahun ini belum menggembirakan, harapan akan perbaikan kinerja masih ada.
"Strategi yang kami lakukan adalah meningkatkan produktivitas dengan mengoptimalkan utilitas aset," tutur Regina Korompis, Head of Investor Relations PT Delta Dunia Makmur Tbk kepada KONTAN, Rabu (7/8).
Selama semester I 2019, Delta Dunia Makmur sudah membelanjakan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebanyak US$ 43 juta untuk peremajaan alat berat dan penambahan alat berat baru.
Penyerapan capex setara dengan 43% terhadap total alokasi capex tahun ini yakni US$ 100 juta.
Negosiasi kontrak
Sambil memacu utilitas alat produksi, Delta Dunia Makmur melanjutkan negosiasi perpanjangan kontrak dengan beberapa klien.
Dua di antaranya yaitu perpanjangan kontrak dengan PT Berau Coal dan PT Kideco Jaya Agung.
Kontrak dengan Berau Coal berupa jasa penambangan batubara di Site Binungan.
Sementara dengan Kideco, Delta Dunia Makmur tengah sedang memproses perpanjangan kontrak jangka panjang atau selama tambang tersebut berproduksi.
Sejauh ini, Delta Dunia Makmur telah terikat perjanjian kontrak jasa penambangan dengan sejumlah pelanggan.
Sebut saja kontrak dengan Berau Coal berjangka 19 tahun, kontrak PT Adaro Indonesia 15 tahun, kontrak Kideco 13 tahun, kontrak Geo Energy Group 13 tahun dan kontrak PT Tadjahan Antang Mineral dua tahun.
Lalu, masing-masing kontrak setahun dengan Indonesia Pratama, Petro Energy dan PT Insani Baraperkasa.
Pelangan besar
Mengintip lebih jauh laporan keuangan per 30 Juni 2019, Delta Dunia Makmur memiliki empat pelanggan besar dengan nilai transaksi masing-masing lebih dari 10% terhadap total pendapatan bersih.
Keempatnya meliputi Berau Coal, Adaro Indonesia, Kideco Jaya Agung dan PT Sungai Danau Jaya.
Total nilai transaksi keempatnya mencapai US$ 319,50 juta.
Pada semester I 2019, Delta Dunia Makmur melalui PT Bukit Makmur Mandiri Utama, mencatatkan volume overburden removal (OB) atau pengupasan lapisan tanah penutup sebanyak 191,1 juta bank cubic meter (bcm).
Sementara, volume penambangan batubara sebanyak mencapai 24,2 metrik ton.
Target pengupasan lapisan tanah hingga tutup tahun nanti 380 bcm420 bcm.