Penerbitan Obligasi Korporasi Bakal Lebih Tinggi 15% di 2022

Selasa, 11 Januari 2022 | 04:25 WIB
Penerbitan Obligasi Korporasi Bakal Lebih Tinggi 15% di 2022
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang 2021, para emiten aktif mencari pendanaan melalui penerbitan surat utang. Tercatat, ada 220 penerbitan obligasi korporasi pada 2021, dengan nilai emisi  Rp 106,8 triliun. Angka ini tumbuh 19,12% secara tahunan. Masuk 2022, angka tersebut bakal kembali naik. 

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto memproyeksikan, emiten semakin gencar melakukan ekspansi dan aktif mencari pendanaan. Selain itu, banyak obligasi jatuh tempo, sehingga emiten kembali menerbitkan obligasi. "Setidaknya, jumlah penerbitan obligasi korporasi di tahun ini bisa naik 15% dari tahun lalu," prediksi Ramdhan. 

Head of Fixed Income Trimegah Asset Management Darma Yudha juga sepakat menyebut, potensi penerbitan obligasi pada tahun ini bisa lebih tinggi. Sebab, tahun ini, surat utang yang jatuh tempo mencapai Rp 150,9 triliun. 

Baca Juga: Jelang Kenaikan Suku Bunga, Penerbitan Obligasi Korporasi Akan Semarak

Apalagi, permintaan obligasi korporasi masih besar, khususnya dari investor yang ingin mengoptimalkan return. "Likuiditas masih berlimpah, namun bunga deposito masih rendah, obligasi negara masih volatil seiring kenaikan suku bunga acuan global, maka obligasi korporasi jadi pilihan menarik," kata Ramdhan. 

Yudha juga melihat obligasi korporasi masih akan jadi incaran pengelola dana, seperti manajer investasi, dana pensiun, dan asuransi. Untuk besaran kupon, dia memperkirakan, tidak akan banyak berbeda dari tahun lalu. "Memang akan ada kenaikan, tapi tidak akan signifikan," kata dia. 

Hingga saat ini, spread obligasi korporasi dan obligasi negara masih tebal. Oleh karena itu, pricing tidak akan naik signifikan, walau ada kenaikan suku bunga acuan, tapi tetap kompetitif, baik untuk investor maupun penerbit. 

Bagi Ramdhan, kenaikan bunga juga akan jadi tantangan penerbitan obligasi korporasi. Emiten mungkin akan mengoptimalkan penerbitan obligasi korporasi sebelum bunga naik. 

Analis juga menyarankan investor memilih obligasi terbitan perusahaan yang tahan banting. Seperti telekomunikasi, menara, consumer related, hingga keuangan.

Baca Juga: Sepanjang 2021, Imbal Hasil SUN Tenor Panjang Naik Paling Tinggi

Bagikan

Berita Terbaru

Beredar Rumor, Prajogo Pangestu Ditawari Divestasi Saham BBYB Oleh Akulaku
| Jumat, 22 November 2024 | 15:14 WIB

Beredar Rumor, Prajogo Pangestu Ditawari Divestasi Saham BBYB Oleh Akulaku

Kepemilikan Prajogo Pangestu dalam emiten Gozco Group, diakitkan dengan investasi Gozco di PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB),  

Draf Kabinet Donald Trump Pro Energi Fosil, Begini Dampaknya ke Emiten Energi di RI
| Jumat, 22 November 2024 | 14:33 WIB

Draf Kabinet Donald Trump Pro Energi Fosil, Begini Dampaknya ke Emiten Energi di RI

Dua nama calon menteri Donald Trump yang pro energi fosil, yakni Doug Burgum calon Menteri Dalam Negeri dan Chris Wright calon Menteri Energi.

Pungutan Ekspor Sawit Turun dari Target Awal
| Jumat, 22 November 2024 | 09:50 WIB

Pungutan Ekspor Sawit Turun dari Target Awal

Tahun ini BPDPKS menargetkan setoran pungutan ekspor sawit sebesar Rp 24 triliun, turun dari target awal

Rencana PPN Naik Menuai Petisi Penolakan
| Jumat, 22 November 2024 | 09:32 WIB

Rencana PPN Naik Menuai Petisi Penolakan

Ribuan masyarakat Indonesia menandatangani petisi yang menolak rencana kenaikan tarif PPN menjadi 12% tersebut

Tax Amnesty Bisa Gagal Tarik Dana
| Jumat, 22 November 2024 | 09:14 WIB

Tax Amnesty Bisa Gagal Tarik Dana

Menurut Direktur Eksekutif Indef Eko Listiyanto, tax amnesty tidak bisa diterapkan terus-menerus dalam waktu singkat

Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru
| Jumat, 22 November 2024 | 09:12 WIB

Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru

Kendati harga saham pendatang baru sudah naik tinggi hingga ratusan persen, waspadai pembalikan arah

Upaya Dorong Ekonomi Akan Memperlebar CAD
| Jumat, 22 November 2024 | 08:58 WIB

Upaya Dorong Ekonomi Akan Memperlebar CAD

Bank Indonesia memperkirakan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) sepanjang tahun 2024 bisa melebar jadi 0,9% PDB

WTON Memangkas Target Nilai Kontrak Baru Jadi Rp 6 Triliun
| Jumat, 22 November 2024 | 08:52 WIB

WTON Memangkas Target Nilai Kontrak Baru Jadi Rp 6 Triliun

PT Wika Beton Tbk (WTON) memperkirakan, hingga akhir 2024 ini nilai kontrak baru hanya akan mencapai ke Rp 6 triliun.

Nobel Ekonomi 2024 dan Pengendalian Inflasi
| Jumat, 22 November 2024 | 08:15 WIB

Nobel Ekonomi 2024 dan Pengendalian Inflasi

Keberadaan tiga BUMD pangan yang ada di Jakarta jadi kunci pengendalian inflasi di Provinsi DKI Jakarta

Mimpi ke Piala Dunia
| Jumat, 22 November 2024 | 08:00 WIB

Mimpi ke Piala Dunia

Indonesia harus mulai membuat cetak biru pengembangan sepakbola nasional yang profesional agar mimpi ke Piala Dunia jadi kenyataan.

INDEKS BERITA