Penerbitan Surat Utang Bakal Melesat

Rabu, 20 Februari 2019 | 07:14 WIB
Penerbitan Surat Utang Bakal Melesat
[]
Reporter: Dimas Andi | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan surat utang korporasi diperkirakan masih tumbuh positif di tahun ini, kendati kenaikan akan lebih terbatas. Hal ini seiring masih banyaknya sentimen eksternal hingga efek pelaksanaan pemilihan umum (pemilu), yang mempengaruhi kondisi pasar obligasi.

Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memprediksi jumlah penerbitan surat utang korporasi tahun ini mencapai Rp 135,2 triliun. Angka ini meningkat Rp 2,8 triliun dibandingkan realisasi penerbitan tahun lalu, yakni sebesar Rp 132,4 triliun.

Ekonom Pefindo Fikri C. Permana mengatakan, sejumlah tantangan masih menghadang pasar obligasi Indonesia tahun ini. Namun, penerbitan surat utang korporasi masih bisa tumbuh karena jumlah surat utang yang jatuh tempo di tahun ini juga tergolong tinggi.

Hitungan Pefindo, surat utang yang jatuh tempo di tahun ini sekitar Rp 111 triliun. Artinya, kebutuhan untuk refinancing masih cukup tinggi, walau tidak serta merta semua perusahaan akan melunasi obligasi jatuh tempo dengan surat utang anyar.

Untuk saat ini, sentimen eksternal yang mempengaruhi tak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Salah satunya adalah kelanjutan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Sentimen tersebut bisa berdampak terhadap kondisi perekonomian global, tidak terkecuali perekonomian Indonesia.

Selain itu, The Federal Reserves dinilai masih akan menaikkan suku bunga acuan AS, meskipun intensitasnya berkurang. Tapi tetap saja, saat kenaikan suku bunga acuan AS terjadi, yield obligasi di seluruh dunia akan naik dan beban bunga bagi korporasi meningkat, terang Fikri. 

VP Financial Institution Ratings Division Pefindo Hendro Utomo menambahkan, perusahaan juga dilanda situasi dilematis. Karena, sepanjang semester I-2019, kemungkinan suku bunga acuan akan tetap. Kondisi ini harusnya bisa dimanfaatkan untuk menerbitkan surat utang.

Namun ada agenda pemilu. Sinyal wait and see terkait isu pemilu sudah terlihat sejak akhir tahun lalu. Saat itu penerbitan surat utang mulai turun, ujar Hendro.

Berdasarkan data Pefindo, hingga 18 Februari 2019, ada 27 perusahaan yang berniat melepas surat utang di tahun ini. Total nilai emisi dari aksi korporasi tersebut mencapai Rp 28,09 triliun.

Research Analyst Capital Asset Management Desmon Silitonga menilai, risiko politik sejatinya hanya berdampak pada perusahaan yang kegiatan bisnisnya dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah.

Tetapi perusahaan juga tidak bisa terlalu leluasa menerbitkan surat utang karena adanya potensi pengetatan likuiditas di pasar. Mengingat pemerintah juga memperbanyak penerbitan surat berharga negara (SBN) ritel.

Bagikan

Berita Terbaru

Saham STAR Disuspensi BEI, Secara Teknikal Sejatinya Masih Punya Tenaga Untuk Mendaki
| Selasa, 02 Desember 2025 | 08:43 WIB

Saham STAR Disuspensi BEI, Secara Teknikal Sejatinya Masih Punya Tenaga Untuk Mendaki

Baru dua hari keluar dari Papan Pemantauan Khusus, saham PT Buana Artha Anugerah Tbk (STAR) disuspensi BEI. 

Mengupas Teknikal dan Strategi Trading Saham Prajogo Pangestu, dari BREN Hingga CDIA
| Selasa, 02 Desember 2025 | 08:05 WIB

Mengupas Teknikal dan Strategi Trading Saham Prajogo Pangestu, dari BREN Hingga CDIA

Prospek saham Prajogo Pangestu di awal Desember 2025: BREN masuk MSCI, CUAN ekspansi energi, TPIA breakout.

Ellon Musk, Sang Jenius, Orang Kaya Calon Triliuner Pertama Dunia
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:34 WIB

Ellon Musk, Sang Jenius, Orang Kaya Calon Triliuner Pertama Dunia

Lewat Starlink, Musk memancarkan internet hingga ke pedalaman Afrika. Dengan Neuralink ia bercita-cita menghubungkan otak manusia dengan mesin.

Layanan Telekomunikasi di Sumatra Masih Terganggu
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:30 WIB

Layanan Telekomunikasi di Sumatra Masih Terganggu

Bencana banjir dan longsor tersebut mengakibatkan padamnya pasokan listrik di sejumlah wilayah.di Sumatra.

Genjot Pendapatan Non-Batubara, Bumi Resources (BUMI) Gencar Akuisisi
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:19 WIB

Genjot Pendapatan Non-Batubara, Bumi Resources (BUMI) Gencar Akuisisi

Pada 2031, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menargetkan bisa mencapai komposisi 50% antara pendapatan batubara dan non-batubara.

Ditopang Investor Domestik, Saham BUMI Tahan Banting di Tengah Aksi Jual Asing
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:17 WIB

Ditopang Investor Domestik, Saham BUMI Tahan Banting di Tengah Aksi Jual Asing

Saham BUMI didorong sentimen kuasi reorganisasi dan diversifikasi bisnis mineral. Analisis lengkap pendorong.

Lewat Private Placement, Garuda (GIAA) Dapat Tambahan Modal Dari Danantara
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:12 WIB

Lewat Private Placement, Garuda (GIAA) Dapat Tambahan Modal Dari Danantara

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berupaya memoles kondisi keuangannya. Terbaru, GIAA melakukan aksi penambahan modal melalui private placement.

Catur Sentosa (CSAP) Menjaga Kinerja di Akhir Tahun Ini
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:10 WIB

Catur Sentosa (CSAP) Menjaga Kinerja di Akhir Tahun Ini

Hingga September 2025 CSAP tercatat mengantongi pendapatan sebesar Rp 12,9 triliun, atau tumbuh tipis 1,2% secara tahunan atau yoy.​

Memperbaiki Struktur Keuangan, Emiten BUMN Karya Gencar Divestasi Aset
| Selasa, 02 Desember 2025 | 06:58 WIB

Memperbaiki Struktur Keuangan, Emiten BUMN Karya Gencar Divestasi Aset

Jelang konsolidasi pada 2026, emiten BUMN Karya gencar melakukan divestasi aset untuk memperbaiki struktur keuangannya.

Sarana Menara Nusantara (TOWR) Menyebar Dividen Interim Senilai Rp 400 Miliar
| Selasa, 02 Desember 2025 | 06:46 WIB

Sarana Menara Nusantara (TOWR) Menyebar Dividen Interim Senilai Rp 400 Miliar

Emiten menara telekomunikasi PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) menyampaikan rencana pembagian dividen interim untuk periode tahun buku 2025.

INDEKS BERITA

Terpopuler