Penerimaan Pajak di Semester Pertama Masih Dibayangi Aturan Baru Restitusi

Kamis, 18 Juli 2019 | 07:43 WIB
Penerimaan Pajak di Semester Pertama Masih Dibayangi Aturan Baru Restitusi
[]
Reporter: Grace Olivia, Yusuf Imam Santoso | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerimaan pajak selama semester pertama hanya tumbuh 3,75% year-on-year menjadi Rp 603,34 triliun. Dalam catatan Kementerian Keuangan, hampir semua sektor mengalami pertumbuhan yang perlahan. Bahkan, ada sektor yang mengalami penurunan penerimaan, seperti industri pengolahan dan pertambangan.

Penerimaan pajak dari industri pengolahan mencapai Rp 160,62 triliun, turun 2,6% yoy. Sementara, sektor pertambangan mencatat penerimaan pajak sebesar Rp 33,43 triliun, turun 14% yoy. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, realisasi penerimaan pajak dua sektor ini masih mencatat pertumbuhan.

Penurunan penerimaan pajak dua sektor tersebut masih terdampak dari kebijakan percepatan restitusi. Kemkeu mencatat, restitusi sektor ini pada semester I-2019, tumbuh 30,8% yoy. Di sisi lain, penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN) impor sektor ini justru tercatat turun 5,2% yoy.

Khusus di sektor pertambangan, penurunan terjadi juga akibat pertumbuhan restitusi yang tinggi, sebesar 41,3% yoy. Sementara setoran pajak penghasilan (PPh) badan sektor ini melambat.

Adapun penerimaan pajak dari sektor perdagangan tumbuh melambat menjadi 2,5% yoy. Ini juga lantaran restitusi yang besar, yang tumbuh 41,3% yoy. Selain itu, penerimaan PPN impor sektor ini juga tercatat turun 6,7% yoy.

Catatan Kemkeu, hanya dua sektor usaha yang mengalami pertumbuhan penerimaan pajaknya, yaitu sektor jasa keuangan dan sektor transportasi dan pergudangan.

 Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan, laju restitusi pada semester kedua kembali normal hingga penerimaan pajak membaik. "Percepatan restitusi itu kan diperkenalkan Ditjen Pajak Mei tahun lalu. Semester kedua, perbandingannya (pasca percepatan restitusi) sudah bisa apple to apple (dengan tahun lalu). Diharapkan ada normalisasi," kata Sri Mulyani, Selasa (16/7).

Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Robert Pakpahan menambahkan, dua sektor yang diharapkan dapat menunjukkan perbaikan signifikan ialah manufaktur dan perdagangan.

Sementara, sektor pertambangan memang masih mengalami tekanan terutama dari sisi setoran PPh badan lantaran kinerja dan produksi beberapa perusahaan yang mengalami penyesuaian.

"Sektor manufaktur mudah-mudahan di semester dua (meningkat) setelah ekonomi dan level konsumsi lebih menggeliat lebih dari semester satu. Restitusi juga melambat mudah-mudahan penerimaan dari sektor perdagangan bertambah lagi," kata Robert, Rabu (17/7).

Meskipun demikian, penerimaan sepanjang tahun ini tetap akan mencatat selisih dari yang ditargetkan alias shortfall. Sebab, outlook penerimaan pajak pemerintah di akhir tahun hanya sebesar Rp 1.437,53 triliun dari target Rp 1.577,56 triliun. Sehingga, shortfall penerimaan pajak diperkirakan mencapai Rp 140,03 triliun.

Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (Cita) Yustinus Prastowo mengatakan, pemerintah masih bisa mengoptimalkan penerimaan pajak di sisa tahun ini. Optimalisasi ini terutama dari PPh orang pribadi. Ia melihat masih ada potensi penambahan pada pos penerimaan ini hingga akhir tahun.

Selain itu, pemerintah juga harus meningkatkan pengawasan pada PPN sektor pengolahan. Sebab, "Potensinya mungkin bisa menambah ekstra Rp 50 triliun," katanya.

Bagikan

Berita Terbaru

Kredit Konstruksi Perbankan Loyo
| Senin, 28 April 2025 | 03:41 WIB

Kredit Konstruksi Perbankan Loyo

Per akhir Maret 2025, outstanding kredit perbankan tumbuh 9,16% secara tahunan, melandai dari bulan sebelumnya yang tumbuh 10,3% secara tahunan​

Sejumlah Bank Berhasil Cetak Kenaikan Margin Bunga di Awal Tahun
| Senin, 28 April 2025 | 03:41 WIB

Sejumlah Bank Berhasil Cetak Kenaikan Margin Bunga di Awal Tahun

Industri perbankan menghadapi tantangan mencetak margin keuntungan di tengah kondisi likuiditas yang semakin ketat.

Reformasi Tata Kelola
| Senin, 28 April 2025 | 03:41 WIB

Reformasi Tata Kelola

Reformasi tata kelola bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak demi memastikan keberlanjutan dan integritas dunia usaha ke depan.

Penurunan Aset Investasi Buat Hasil Investasi Asuransi Jiwa Minus
| Senin, 28 April 2025 | 03:41 WIB

Penurunan Aset Investasi Buat Hasil Investasi Asuransi Jiwa Minus

OJK mencatat, imbal hasil investasi asuransi jiwa per Februari 2025 minus Rp 6,04 triliun. Padahal di Februari 2024 masih positif Rp 8,02 triliun.

Pembiayaan Investasi Multifinance Masih Tumbuh
| Senin, 28 April 2025 | 03:41 WIB

Pembiayaan Investasi Multifinance Masih Tumbuh

Salah satunya adalah PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) yang mencatatkan pembiayaan investasi Rp 794 miliar pada kuartal I-2025, naik 76%. 

 Bunga Simpanan Bank Mulai Turun
| Senin, 28 April 2025 | 03:40 WIB

Bunga Simpanan Bank Mulai Turun

Kondisi likuiditas perbankan saat ini mengalami pengetatan. Namun, suku bunga simpanan di perbankan justru tampak mulai menurun​

Pasar Saham Menanti Data Ekonomi RI dan Amerika
| Senin, 28 April 2025 | 03:40 WIB

Pasar Saham Menanti Data Ekonomi RI dan Amerika

Pada perdagangan Senin (28/4), IHSG masih akan dipengaruhi oleh sejumlah sentimen, baik dari dalam negeri maupun dari global. 

Rupiah Melemah, Beban Reasuransi Membengkak
| Senin, 28 April 2025 | 03:40 WIB

Rupiah Melemah, Beban Reasuransi Membengkak

PT Reasuransi Maipark Indonesia mengakui pelemahan rupiah membuat beban makin naik karena pendapatan sebagian besar dalam rupiah

Bank Swasta Diajak Biayai KPR Subsidi
| Senin, 28 April 2025 | 03:40 WIB

Bank Swasta Diajak Biayai KPR Subsidi

BP Tapera membuka peluang untuk menggandeng bank swasta sebagai penyalur kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi. ​

Pasar Masih Menanti Rilis Data Ekonomi, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Senin, 28 April 2025 | 03:40 WIB

Pasar Masih Menanti Rilis Data Ekonomi, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Mengawali hari pertama di pekan terakhir bulan April 2025, beberapa saham emiten ini layak dicermati investor pada perdagangan hari ini. 

INDEKS BERITA

Terpopuler