Pengawas Pasar Modal China Ingin Tingkatkan Kerjasama Pengawasan dengan SEC

Minggu, 01 Agustus 2021 | 16:50 WIB
Pengawas Pasar Modal China Ingin Tingkatkan Kerjasama Pengawasan dengan SEC
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: Pria menggunakan masker melalui Wall Street 14 di distrik keuangan New York, NY, AS. 19 November 2020. REUTERS/Shannon Stapleton/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Regulator pasar modal di China, Minggu (1/8), menyatakan akan mencari jalan untuk mengeratkan kerjasama dengan koleganya di Amerika Serikat (AS). Lembaga itu juga mendukung upaya penawaran saham perusahaan China di luar negeri. Pernyataan itu muncul setelah regulator di AS memperketat pengungkapan untuk perusahaan-perusahaan China dan menyuarakan keprihatinan tentang tindakan regulasi Beijing.

Dalam pernyataan tertulis, Komisi Pengaturan Sekuritas China (CSRC) menyatakan, telah memperhatikan persyaratan baru Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) untuk pengungkapan mengenai daftar perusahaan China. Dan, kedua belah pihak harus “menjunjung tinggi semangat saling menghormati” dan “memperkuat komunikasi dalam mengatur perdagangan saham perusahaan China.”

CSRC selalu membuka kesempatan bagi perusahaan untuk memilih bursa tempat go public. Lebih lanjut, lembaga itu menyatakan bahwa kebijakan nasional dasar China untuk memajukan reformasi dan keterbukaan tidak tergoyahkan, dan pembukaan keuangan ke dunia luar akan berlanjut.

Baca Juga: Perusahaan ekuitas swasta CD&R siapkan penawaran untuk mengakuisisi Morrisons

SEC, Jumat, mengatakan, akan meminta perusahaan China untuk mengungkapkan “risiko ketidakpastian tentang tindakan pemerintah China di masa depan, yang dapat secara signifikan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan yang beroperasi.” Keterbukaan itu harus dinyatakan sebelum perusahaan China menjual sahamnya di bursa AS.

Emiten asal China juga harus mengungkapkan jika mereka ditolak izin dari otoritas China untuk mendaftar di bursa AS dan risiko bahwa persetujuan tersebut dapat ditolak atau dibatalkan, SEC menambahkan.

China telah memperketat cengkeraman regulasinya pada penerbitan saham di luar negeri setelah meluncurkan penyelidikan keamanan siber dari raksasa ride-hailing Didi Global Inc bulan lalu, hanya beberapa hari setelah listing di New York.

Kabinet China mengatakan pada 6 Juli bahwa mereka akan memperkuat pengawasan semua perusahaan China yang terdaftar di luar negeri.

Setelah itu, regulator dunia maya China mengatakan bahwa setiap perusahaan dengan data lebih dari 1 juta pengguna harus melapor untuk tinjauan keamanan siber sebelum mencari listing di luar negeri. Bank sentral China juga mengatakan bahwa perusahaan pembayaran non-bank harus melaporkan rencana untuk listing di luar negeri.

Selanjutnya: SEC Memperketat Syarat bagi Perusahaan China yang Ingin Masuk Bursa di AS

 

Bagikan

Berita Terbaru

Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:11 WIB

Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak

BI menargetkan volume transaksi QRIS tahun 2025 mencapai 15,37 miliar atau melonjak 146,4% secara tahunan dengan nilai Rp 1.486,8 triliun 

CIMB Niaga Syariah Jajaki Konsolidasi dengan BUS
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:07 WIB

CIMB Niaga Syariah Jajaki Konsolidasi dengan BUS

Bank CIMB Niaga berpotensi memiliki bank syariah beraset jumbo. Pasalnya, bank melakukan penjajakan untuk konsolidasi dengan bank syariah​

Ekonomi Tak Pasti, Kolektor Barang Mewah Berhati-hati
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 08:00 WIB

Ekonomi Tak Pasti, Kolektor Barang Mewah Berhati-hati

Kondisi ekonomi global yang tak pasti serta suku bunga tinggi menekan industri barang mewah di tahun 2025

Berhentilah Menebang Masa Depan
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 07:10 WIB

Berhentilah Menebang Masa Depan

Bencana  banjir dan longsor di tiga provinsi Sumatra jadi momentum reformasi kebijakan perizinan dan tata ruang Indonesia.​

Jangan Jadi Tradisi
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 07:00 WIB

Jangan Jadi Tradisi

Lonjakan harga-harga komoditas pangan menjelang Nataru ataupun saat puasa dan Lebaran harus disikapi serius pemerintah lewat kebijakan.

Bos Martina Berto (MBTO) Memilih Investasi Berhorizon Menengah hingga Panjang
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:55 WIB

Bos Martina Berto (MBTO) Memilih Investasi Berhorizon Menengah hingga Panjang

Direktur Utama PT Martina Berto Tbk (MBTO), Bryan David Emil, memilih aset berjangka menengah panjang dalam portofolio investasinya.

Multifinance Kejar Pembiayaan Mobil
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:50 WIB

Multifinance Kejar Pembiayaan Mobil

Pemangkasan target penjualan mobil baru oleh Gaikindo menjadi 780.000 unit menegaskan tekanan pada industri otomotif belum mereda.

Daya Beli Pulih, Kredit Masih Tertahan
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:48 WIB

Daya Beli Pulih, Kredit Masih Tertahan

Pemulihan daya beli masyarakat mulai terlihat di Oktober 2025, namun belum merata. Kredit rumahtangga jadi penopang utama pertumbuhan kredit OJK.

Rupiah Pekan Ini Terangkat Pelemahan Dolar
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:30 WIB

Rupiah Pekan Ini Terangkat Pelemahan Dolar

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot menguat 0,18% secara harian ke Rp 16.646 per dolar AS pada Jumat (12/12).

Sinergi Multi (SMLE) Bersiap Mengekspor Minyak Nilam
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 05:20 WIB

Sinergi Multi (SMLE) Bersiap Mengekspor Minyak Nilam

SMLE memperkuat bisnis nilam sebagai salah satu komoditas strategis di Indonesia dengan fokus pada kategori wewangian (fragrance & flavors).

INDEKS BERITA

Terpopuler