Pengelola Dana Perbesar Alokasi Saham di Reksadana Campuran

Senin, 27 Desember 2021 | 04:45 WIB
Pengelola Dana Perbesar Alokasi Saham di Reksadana Campuran
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun depan diramal menjadi tahun pemulihan ekonomi. Sentimen ini berpotensi mengerek kinerja pasar saham dan obligasi, sehingga prospek investasi reksadana campuran akan cerah.

Cuma, manajer investasi menyebut bila The Fed menaikkan suku bunga tahun depan, pasar obligasi bisa tertekan. Terutama bila Bank Indonesia tidak mengimbangi kebijakan tersebut dengan kenaikan suku bunga juga.

Karena itu, tahun depan manajer investasi berstrategi memperbesar porsi investasi saham dalam mengelola reksadana campuran tahun depan. Apalagi, banyak sentimen positif menaungi saham.

Baca Juga: Pamor KIK EBA Sempat Redup Tersengat Efek KIK Garuda

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menyebut, pemulihan ekonomi akan membuat laba bersih emiten ikut tumbuh. Kinerja sejumlah emiten juga akan diuntungkan kenaikan harga komoditas. 

Head of Investment Avrist Asset Management Ika Pratiwi Rahayu memprediksi kinerja saham akan lebih baik dibanding obligasi. Avrist juga akan memperbanyak porsi saham dalam mengelola reksadana campuran tahun depan. 

Setelah ada kepastian mengenai kebijakan suku bunga, barulah porsi obligasi akan ditingkatkan. "Di saham kami akan fokus ke sektor perbankan, teknologi, komoditas, consumer, properti dan konstruksi, yang menarik. Obligasi difokuskan ke obligasi tenor rendah-menengah," kata Ika.

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi juga memperbesar komposisi saham hingga 75% di reksadana campuran. HPAM menargetkan IHSG tahun depan mencapai 7.200. "Kami memperbanyak posisi dalam saham sektor financial, industri dan deposito berjangka," ujar Reza.

Dalam memilih instrumen obligasi, MI mencermati momentum. Panin misalnya, masuk ke SBN jangka panjang ketika ada koreksi harga. Dalam memilih obligasi korporasi, Panin fokus pada rating dan pemegang saham. 

Baca Juga: Kerap diselimuti ketidakpastian, kinerja reksadana saham masih tertekan

Rudiyanto memprediksi reksadana campuran tahun depan bisa memberi imbal hasil 6%-10%. Hitungan Reza lebih optimistis, dengan return berkisar 8%-12%.

Bagikan

Berita Terbaru

Koreksi IHSG Paling Dalam Se-Asia Tenggara, Prospeknya Masih Suram di Pekan Ini
| Senin, 03 Maret 2025 | 06:30 WIB

Koreksi IHSG Paling Dalam Se-Asia Tenggara, Prospeknya Masih Suram di Pekan Ini

Pasar saham membutuhkan katalis positif yang signifikan untuk membalikkan tren bearish yang melanda IHSG

Rencana Pembelian SBN oleh BI Diragukan
| Senin, 03 Maret 2025 | 05:59 WIB

Rencana Pembelian SBN oleh BI Diragukan

Mengulik rencana Bank Indonesia (BI) membeli SBN di pasar sekunder untuk mendanai program 3 juta rumah

Menakar Adopsi AI oleh Perbankan
| Senin, 03 Maret 2025 | 05:57 WIB

Menakar Adopsi AI oleh Perbankan

AI seyogianya diposisikan sebagai alat untuk memperkuat layanan keuangan dan bukan pengganti manusia sepenuhnya.

Pemerintah Segera Larang Ekspor Minyak Mentah
| Senin, 03 Maret 2025 | 05:54 WIB

Pemerintah Segera Larang Ekspor Minyak Mentah

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah Indonesia sudah tidak lagi mengizinkan untuk melakukan eskpor minyak mentah

Pemerintah: Hasil Uji BBM Pertamina Penuhi Spesifikasi
| Senin, 03 Maret 2025 | 05:51 WIB

Pemerintah: Hasil Uji BBM Pertamina Penuhi Spesifikasi

"Berdasarkan hasil uji laboratorium Lemigas, seluruh sampel yang diperiksa sesuai standar kualitas yang dipersyaratkan (on spec)

Power Wheeling Tak Geser Monopoli PLN
| Senin, 03 Maret 2025 | 05:49 WIB

Power Wheeling Tak Geser Monopoli PLN

Power wheeling merujuk pada mekanisme yang memperbolehkan pihak swasta membangun pembangkit listrik dan menjual langsung melalui jaringan  PLN.

 Efek Beleid Devisa, Ujian Pebisnis Kelola Finansial
| Senin, 03 Maret 2025 | 05:45 WIB

Efek Beleid Devisa, Ujian Pebisnis Kelola Finansial

Eksportir sumber daya alam bersiap menjalani kewajiban memarkir devisa hasil ekspor 100% selama satu tahun

Pembeli dari China Menolak HBA Baru
| Senin, 03 Maret 2025 | 05:41 WIB

Pembeli dari China Menolak HBA Baru

Eksportir meminta masa transisi selama enam bulan terkait harga patokan batubara setelah kebijakan HBA menjadi standar ekspor

Pembeli dari China Menolak Patokan Harga Batubara Versi Pemerintah Indonesia
| Senin, 03 Maret 2025 | 05:34 WIB

Pembeli dari China Menolak Patokan Harga Batubara Versi Pemerintah Indonesia

Eksportir batubara meminta pemerintah memberikan masa transisi selama enam bulan terkait harga patokan batubara.

Hampir Rp 19 Triliun Dana Asing Kabur dan Sentimen Negatif Marak, IHSG Sulit Bangkit
| Senin, 03 Maret 2025 | 04:46 WIB

Hampir Rp 19 Triliun Dana Asing Kabur dan Sentimen Negatif Marak, IHSG Sulit Bangkit

Ekonomi mengkhawatirkan. PHK marak dan pasar risau atas rencana BI membeli US$ 9 miliar obligasi pemerintah untuk program tiga juta rumah.

INDEKS BERITA

Terpopuler