Pengelola Stasiun Televisi Berlomba Poles Konten

Kamis, 14 Maret 2019 | 09:30 WIB
Pengelola Stasiun Televisi Berlomba Poles Konten
[]
Reporter: Andy Dwijayanto, Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengelola stasiun televisi terus memoles penampilan dengan beragam inovasi program untuk memikat pemirsa. PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), misalnya, selama dua bulan pertama di tahun ini melakukan sejumlah inovasi di konten program.

Pemilik stasiun televisi SCTV dan Indosiar itu melakukan re-format program agar tidak mengulang program yang ditayangkan pada tahun sebelumnya.

Sutanto Hartono, Direktur Utama PT Surya Citra Media Tbk menjelaskan, pihaknya selalu mencari program yang relevan dengan minat para pemirsa. Konten sinetron dan reality show menjadi salah satu andalan mereka.

"Ada beberapa jenis program yang cukup abadi, misalnya sinetron. Tetapi kami tetap harus mencari dari sisi kecepatan cerita, bagaimana eksekusi dari episode ke episode agar tidak membuat bosan pemirsa dan mereka tetap ingin menonton terus," ungkap dia kepada KONTAN, Rabu (13/3).

Di segmen reality show, SCMA masih mengandalkan Liga Dangdut dan acara sejenis. Namun dengan menyempurnakan konten sehingga pemirsa setia mereka melihat acara yang lebih segar dari season sebelumnya.

Yang jelas, SCMA mengharapkan bisa terus mempertahankan penguasaan pasar saat ini. Karena hal tersebut berkaitan dengan potensi pendapatan iklan. Faktor sustainability menjadi hal yang sangat diperhatikan.

"Fokus kami adalah mempertahankan market share. Karena dari tujuh stasiun televisi (persaingannya) luar biasa. Di Indonesia, persaingan sangat ketat sehingga kami ingin mempertahankan," lanjutnya.

Langkah seirama juga ditempuh PT Trans Media Corpora. Stasiun televisi milik pengusaha Chairul Tanjung tersebut juga terus melakukan inovasi dari sisi konten. Salah satunya dengan meluncurkan program baru yang diharapkan mampu meningkatkan market share.

"Kami menggarap program drama Korea yang bekerjasama dengan SM (Town). Karena itu di jam primetime, sehingga berpengaruh signifikan ke peningkatan audience share," ujar Hadiansyah Lubis, Kepala Divisi Public Relations Trans TV.

Dia menjelaskan kolaborasi dengan SM Town saat ini memberikan dampak cukup baik. Ke depan, Trans Media akan terus berkolaborasi untuk memberikan konten menarik bagi pemirsa Trans TV dan Trans 7. "Ini baru awal, akan ada banyak program. Nanti bersinergi dan kolaborasi antara Trans Media dengan SM. Bentuknya masih kami rancang," lanjut Hadiansyah.

Iklan politik

Upaya meningkatkan market share dilakukan bukan semata untuk menggaet pemirsa lebih besar. Bahkan peningkatan akan berpengaruh terhadap pendapatan iklan.

Sutanto mengemukakan, bisnis model stasiun TV adalah menjual iklan. Oleh karena itu, dia lebih mengutamakan performa yang baik sehingga pertumbuhan pemirsa sejalan dengan pertumbuhan iklan.

Termasuk pada tahun politik kali ini, dia melihat ada peluang pendapatan iklan, hanya saja jumlahnya tidak akan sebesar perhelatan pemilu sebelumnya. "Dari dulu kontribusi iklan politik kecil dibandingkan keseluruhan. Jadi kami tidak melihat penurunan karena starting point-nya tidak besar dibandingkan total spending. Dulu waktu 5-10 tahun lalu, kontribusi 2% saja tidak sampai, bahkan 1% tidak ada," tambah Sutanto.

Selama ini, pendapatan iklan dari segmen fast-moving consumer goods (FMCG) masih menjadi porsi terbesar terhadap pendapatan stasiun TV. Adapun iklan politik belum mengalir karena aturan belum membolehkan iklan politik. "Belum ada iklan politik, karena memang belum mulai (kampanye) di televisi," pungkas Hadiansyah.

Bagikan

Berita Terbaru

Pahlawan Buruh
| Rabu, 12 November 2025 | 07:05 WIB

Pahlawan Buruh

Ditetapkannya Marsinah sebagai pahlawan nasional membuat pemerintah dan pelaku industri tidak lagi takut melihat suara buruh jadi ancaman.

Jual Aset, KAEF Berupaya Benahi Arus Kas dan Kinerja
| Rabu, 12 November 2025 | 07:00 WIB

Jual Aset, KAEF Berupaya Benahi Arus Kas dan Kinerja

Dengan penjualan aset, KAEF akan mendapatkan dana segar guna mendukung kebutuhan operasional, modal kerja, dan pembayaran kewajiban

Tiga Dekade Bicara Iklim Tanpa Hasil
| Rabu, 12 November 2025 | 07:00 WIB

Tiga Dekade Bicara Iklim Tanpa Hasil

Perubahan iklim kini sudah tidak lagi menunggu hasil sidang tapi harus mulai bergerak di luar ruang sidang.

Rekomendasi Saham Hari Ini, Rabu (12/11) Saat IHSG Konsolidasi, Cek Pilihan Analis
| Rabu, 12 November 2025 | 06:57 WIB

Rekomendasi Saham Hari Ini, Rabu (12/11) Saat IHSG Konsolidasi, Cek Pilihan Analis

Pelemahan IHSG sejalan dengan aksi jual asing di saham-saham perbankan besar (big bank) dan aksi ambil untung di saham sektor komoditas.

Rumor Investor Kakap Bergotong Royong Mendongkel Patrick Walujo, Ada Apa?
| Rabu, 12 November 2025 | 06:37 WIB

Rumor Investor Kakap Bergotong Royong Mendongkel Patrick Walujo, Ada Apa?

Penggantian Patrick salah satu langkah investor mempercepat pembicaraan akuisisi GOTO. Patrick dianggap menentang pengambilalihan oleh Grab.

Rupiah Masih Rentan Koreksi pada Rabu (12/11)
| Rabu, 12 November 2025 | 06:30 WIB

Rupiah Masih Rentan Koreksi pada Rabu (12/11)

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar spot turun 0,24% menjadi Rp 16.694 per dolar AS. Penguatan dolar AS di pasar global jadi faktor utama.

Meski Melambat, Giro Tetap Tumbuh Tinggi
| Rabu, 12 November 2025 | 06:15 WIB

Meski Melambat, Giro Tetap Tumbuh Tinggi

Ppertumbuhan giro di perbankan pada September tampak melambat, kontras dengan tabungan dan deposito yang lajunya naik signifikan.​

Pasca Koreksi Jangka Pendek, Harga Emas Kembali Rebound
| Rabu, 12 November 2025 | 06:15 WIB

Pasca Koreksi Jangka Pendek, Harga Emas Kembali Rebound

Data Bloomberg mencatat, harga emas spot naik 0,55% secara harian ke US$ 4.146,3 per ons troi pada Selasa (11/11).

Kemenhut Rancang Aturan Turunan Pasar Karbon
| Rabu, 12 November 2025 | 06:05 WIB

Kemenhut Rancang Aturan Turunan Pasar Karbon

Kementerian Perhutanan tengah menyiapkan beberapa aturan terkait perdagangan karbon di sektor kehutanan.

Transaksi QRIS Antarnegara Kian Semarak, Tapi Tantangannya Masih Besar
| Rabu, 12 November 2025 | 06:05 WIB

Transaksi QRIS Antarnegara Kian Semarak, Tapi Tantangannya Masih Besar

Berdasarkan data BI per kuartal III-2025, volume transaksi QRIS di luar negeri paling banyak dilakukan di Malaysia

INDEKS BERITA