Pengembang Properti Bakal Lebih Agresif di Semester II 2019

Selasa, 02 Juli 2019 | 06:09 WIB
Pengembang Properti Bakal Lebih Agresif di Semester II 2019
[]
Reporter: Amalia Fitri, Andy Dwijayanto | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah pesta politik nasional berakhir, penjualan properti berpeluang meningkat. Tak heran apabila sejumlah pengembang properti siap berjualan lebih agresif di semester II 2019. Tidak hanya landed house, penjualan kondominium berpotensi menggeliat.

Panangian Simanungkalit, Pengamat Properti dari Panangian School of Property menilai, pertumbuhan penjualan kondominium akan didorong konsumen milenial. Oleh sebab itu, harga kondominium di bawah Rp 1 miliar masih akan menjadi primadona.

Sepanjang semester I 2019, kendati pasar bergejolak, ternyata pertumbuhan KPR mencapai 13,8% ketimbang tahun sebelumnya. Wajar apabila pengembang properti optimistis di semester kedua karena perlahan-lahan sektor properti mulai membaik.

"Pertumbuhan KPR hingga 15% adalah signifikan, akan tetapi hal itu baru terjadi jika suku bunga acuan BI diturunkan. Ekspektasi pasar akan rebound di semester kedua cukup besar dan lebih baik lagi di tahun 2020," ungkap dia, Senin (1/7).

Data riset Savills Indonesia di kuartal I-2019 menunjukkan pasokan kondominium baru di Jakarta mencapai 1.100 unit. Namun penyerapan pasarnya hanya 430 unit. Tekanan harga jual pun terjadi. Harga rata-rata per meter persegi turun 0,3% dibandingkan periode sama tahun lalu menjadi Rp 26,3 juta.

Theresia Rustandi, Sekretaris Perusahaan PT Intiland Development Tbk (DILD) mengakui, pasar kondominium maupun apartemen di semester I 2019 cukup berat. Kendati pelanggan dan investor wait and see, DILD bisa mengantongi pendapatan senilai Rp 75 miliar dari segmen kondominium.

"Kami masih optimistis pasar kondominium berangsur-angsur membaik di semester kedua. Kebijakan fiskal pemerintah sebagai insentif pemulihan sektor properti diharapkan turut mendukung pertumbuhan," ujar dia.

R Iskandar Hidayat, Sekretaris Perusahaan PT Island Concepts Indonesia Tbk (ICON) menyebutkan, mereka masih fokus menggenjot penjualan kondominium hotel dan vila di semester kedua. "Memang sejak tahun lalu hingga semester pertama tahun ini, semua properti melambat. Tapi kami terus berjualan untuk satuan unit atau gelondongan," ujar dia.

Hingga Mei 2019, kondominium hotel ICON masih tersedia 70%. Mereka belum akan merilis proyek baru. "Semoga penjualan kondotel di semester kedua lebih baik," Iskandar berharap.

Sementara PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) masih yakin bisa membukukan penjualan kondominiun yang lebih baik hingga akhir tahun nanti. "Di kuartal pertama, gonjang ganjing politik membuat orang menahan pembelian. Tapi penurunan penjualan kondominium tak terjadi di semua daerah turun. Ada daerah yang bagus," sebut Stefanus Ridwan, Presiden Direktur PT Pakuwon Jati Tbk.

PWON dikenal sebagai perintis konsep pembangunan hunian superblok yang mengintegrasi kondominium, shopping mall, kantor dan hotel berskala besar. Mereka masih mendulang penjualan dari segmen kondominium dengan kontribusi 29,5% dari total pendapatan 2018 sebesar Rp 7,08 triliun. "Kinerja kami masih lumayan. Tahun lalu bahkan ada kenaikan sekitar 25%. Di kuartal I 2019, pendapatan naik 4%," ujar dia.

Atas dasar itu, tahun ini PWON berencana membangun empat kondominium baru di Bekasi Barat di atas lahan 3 hektare (ha) dengan nilai investasi Rp 2 triliun.

Bagikan

Berita Terbaru

Tax Holiday Deras, Investasi IKN Terkuras
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:43 WIB

Tax Holiday Deras, Investasi IKN Terkuras

Tercatat 290 perusahaan memperoleh tax holiday, dengan 102 perusahaan telah beroperasi dan merealisasikan investasi sebesar Rp 480 triliun.

Produksi Nikel di 2026 Dibatasi, Saham NCKL, INCO, HRUM, hingga ANTM Makin Seksi
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:43 WIB

Produksi Nikel di 2026 Dibatasi, Saham NCKL, INCO, HRUM, hingga ANTM Makin Seksi

Kebijakan pemangkasan produksi nikel oleh Pemerintah RI diharapkan mendongkrak harga sehingga akan berefek positif ke emiten.

ASII Masih Melirik Peluang Bisnis di Sektor Kesehatan
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:42 WIB

ASII Masih Melirik Peluang Bisnis di Sektor Kesehatan

Hingga saat ini, total investasi Grup Astra di bidang jasa kesehatan telah mencapai sekitar Rp 8,6 triliun.

Likuiditas Melimpah, Riil Masih Lemah
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:39 WIB

Likuiditas Melimpah, Riil Masih Lemah

Kenaikan M2 lebih banyak ditopang oleh peningkatan uang kuasi, terutama simpanan berjangka dan tabungan di perbankan. ​

DJP Memperketat Status Pajak WNI Diaspora
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:30 WIB

DJP Memperketat Status Pajak WNI Diaspora

DJP terapkan status pajak WNI diaspora lewat uji berjenjang untuk kondisi sebenarnya.                   

ELPI Kantongi Kontrak Rp 2,9 Triliun dari Genting Group
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:14 WIB

ELPI Kantongi Kontrak Rp 2,9 Triliun dari Genting Group

PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk (ELPI) mengantongi kontrak jangka panjang untuk proyek floating liquefied natural gas (FLNG) Genting 

Tekanan Batubara Belum Reda, AADI Fokus Efisiensi
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:11 WIB

Tekanan Batubara Belum Reda, AADI Fokus Efisiensi

PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) berupaya mempertahankan kinerjanya tetap stabil dengan menjaga efisiensi biaya

Kinerja Summarecon Agung Tbk (SMRA) Bakal Terangkat Stimulus
| Selasa, 23 Desember 2025 | 06:45 WIB

Kinerja Summarecon Agung Tbk (SMRA) Bakal Terangkat Stimulus

Penjualan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) diproyeksi akan pulih pada pertengahan tahun 2026, setelah lesu di awal tahun

Nasabah Korporasi Masih Menahan Ekspansi, Simpanan Rekening Jumbo Melesat
| Selasa, 23 Desember 2025 | 06:45 WIB

Nasabah Korporasi Masih Menahan Ekspansi, Simpanan Rekening Jumbo Melesat

Nasabah kaya dan korporasi nampaknya masih hati-hati dalam memutar uang yang dimiliki. Alih-alih belanja, mereka pilih memarkirkan dana di bank.​

Kebijakan KDM Jabar Bayangi Portofolio Kredit Properti 2026
| Selasa, 23 Desember 2025 | 06:30 WIB

Kebijakan KDM Jabar Bayangi Portofolio Kredit Properti 2026

Tatkala perbankan memacu KPR agar terus melesat di tengah daya beli masyarakat yang layu, aral melintang justru menghadang.​

INDEKS BERITA

Terpopuler