KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Sejumlah pengembang properti terus menambah cadangan lahan (land bank) untuk menyokong proyek mereka. Sebagian pengembang menyiapkan alokasi dana untuk mendukung rencana penambahan lahan.
Direktur PT Metropolitan Land Tbk (Metland), Olivia Surodjo menyebutkan, saat ini sisa gross land bank Metland seluas 837 hektare (ha). Cadangan lahan itu tersebar di berbagai daerah, mulai dari proyek pengembangan di kawasan Jabodetabek, Cirebon, hingga Kertajati.
Di atas land bank tersebut, emiten berkode saham MTLA di Bursa Efek Indonesia ini berencana mengembangkan rumah tapak yang dilengkapi area komersial di beberapa lokasi di Jabodetabek dan luar Jabodetabek.
MTLA pun telah menyiapkan dana untuk menambah luas cadangan lahan. "Penambahan land bank di Jabodetabek dan luar Jabodetabek memang menjadi salah satu rencana kami ke depan, dengan nilai investasi yang kami siapkan Rp 205 miliar dari total anggaran capex 2021 sebesar Rp 550 miliar," kata Olivia, Selasa (19/10).
Sekretaris Perusahaan PT Intiland Development Tbk (DILD) Theresia Rustandi menjelaskan, saat ini Intiland memiliki land bank sekitar 2.046 ha di sejumlah wilayah, seperti di Jakarta, Tangerang, Banten, Surabaya, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
"Luas land bank yang kami miliki mencukupi untuk mendukung pengembangan proyek di jangka menengah-panjang," kata dia saat dihubungi KONTAN, Selasa (19/10).
DILD masih fokus pada pengembangan di empat segmen, yakni perumahan, mixed use & high rise, kawasan industri dan properti investasi. Theresia bilang, pengembangan proyek di setiap lokasi land bank DILD akan ditentukan banyak faktor, mulai dari kebutuhan pasar, perkembangan kawasan, pendanaan, hingga masalah pemilihan waktu (timing) yang tepat.
Pada tahun ini Intiland masih menahan diri untuk menambah land bank. "Kami selalu membuka setiap peluang untuk ekspansi, baik secara lansung maupun dengan mitra strategis," urai dia.
Strategi pengembang
Direktur PT Ciputra Development Tbk (CTRA), Harun Hajadi menegaskan, penambahan land bank menjadi bagian dari strategi keberlanjutan (sustainability) Ciputra Development. Namun dia belum membeberkan investasi yang disiapkan maupun daerah yang dibidik CTRA untuk memperluas lahannya.
Yang pasti, Harun mengungkapkan bahwa penambahan land bank bisa dilakukan dalam bentuk aset perusahaan maupun kerjasama operasi (KSO). "Land bank akan terus ditambah sebagai bahan baku pengembangan, bisa berbentuk aset perusahaan, atau dalam bentuk KSO. [Penambahan land bank] sebagai strategi sustainability perusahaan," ungkap Harun, kemarin.
Di atas land bank tersebut, CTRA bakal mengembangkan sejumlah proyek properti. Tapi Harun menekankan, proyek perumahan tetap menjadi tumpuan bagi CTRA.
Saat ini, Ciputra memiliki portofolio perumahan yang tersebar di berbagai daerah dan ibu kota provinsi, mulai dari Medan, Sumatra Utara hingga Palu, Sulawesi Tengah. "Kami tetap fokus mengembangkan perumahan sebagai "bread and butter" perusahaan. [Proyek di segmen] komersial lebih banyak sebagai pelengkap," ucap dia.
Direktur Utama PT PP Properti Tbk (PPRO), I Gede Upeksa Negara menyampaikan, saat ini PPRO memiliki land bank dengan luas total 300 ha. Land bank PPRO berada di kota-kota besar seperti Bekasi, Depok, Surabaya, Kertajati, Semarang, Yogyakarta, Malang, Balikpapan, Pekanbaru dan Mataram.
Menurut Gede, rencana pengembangan tahun ini dan ke depan sesuai permintaan pasar, kondisi perekonomian nasional dan positioning masing-masing land bank.
Dalam rencana ke depan, PPRO akan lebih memacu proyek hunian rumah tapak (landed house) dengan beberapa model produk yang akan disesuaikan dengan pangsa pasar dan perubahan gaya hidup masyarakat.
Di sisi lain, PPRO tetap memelihara pasar apartemen yang sudah dikembangkan di beberapa lokasi.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.