Pengetatan Anggaran

Selasa, 18 Februari 2025 | 06:11 WIB
Pengetatan Anggaran
[ILUSTRASI. TAJUK - Djumyati Partawidjaja]
Djumyati Partawidjaja | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bicara anggaran keuangan, rasanya logikanya akan sama di semua tempat, di seluruh dunia. Mungkin hanya anggaran keuangan negara Amerika saja yang bisa dikecualikan, tapi ini pun karena ada faktor lain yang jadi alasan. 

Jadi saat seseorang atau sebuah negara ingin belanja, maka ia harus punya uang yang berasal dari pendapatannya. Pendapatan seseorang bisa dari gaji ataupun hasil usaha, sementara pendapatan negara kebanyakan berasal dari pajak. Di saat belanja lebih besar dari pendapatan, maka ia pun harus mencari utang.

Di awal kabinet baru negeri ini mulai menjejakkan kaki di kantornya, banyak orang lega melihat rancangan APBN 2025 yang dianggap cukup konservatif. Maklumlah banyak orang sadar utang negara ini sudah cukup besar, sementara meningkatkan pendapatan dari pajak tidak akan pernah bisa semudah membalikkan telapak tangan. 

Artinya, kalau tidak ada belanja yang dikurangi, mau tidak mau kita harus menaikkan utang. Ternyata komprominya dengan pemerintah menaikkan tarif PPN menjadi 12%.  

Jadi bolong belanja pemerintah akan dibiayai pendapatan baru dari pajak, berupa kenaikan PPN 1%. Celakanya semua rancangan ini sangat bergantung kepada asumsi-asumsi. Dan asumsi awal mulai berantakan, setelah akhir tahun 2024 lalu pemerintah tidak jadi menaikkan PPN 12%. 

Ada bolong kebutuhan belanja yang tidak ketahuan bagaimana cara menambalnya. Di akhir Januari 2025 Presiden Prabowo menjawabnya dengan mengeluarkan Instruksi Presiden untuk menghemat anggaran negara sebesar Rp 750 triliun. 

Rencananya efisiensi pengeluaran negara itu akan dipakai untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan investasi di Badan Pengelola Investasi Danantara. Program-program andalan yang diusung oleh pemerintah di Kabinet Merah Putih. 

Walau awalnya kabinet ini berjanji meneruskan program dari pemerintahan sebelumnya, program penghematan anggaran ini jelas akan "membekukan" berbagai program-program lama. 

Bukan mau mengatakan semua lama lebih bagus dari yang baru, tapi rasanya tidak adil kalau di satu sisi program anggaran dibabat habis, sementara di sisi lain program-program dari pemerintah yang baru seperti tidak bisa tersentuh pisau efisiensi.  

Dan rasanya agak tak bijak kalau Presiden Prabowo mengejek-ejek jajarannya sendiri. Karena katanya, tak pernah ada prajurit yang salah, hanya ada jenderal yang salah.

Selanjutnya: Bukalapak (BUKA) Siap Alokasikan Sisa Dana IPO untuk Modal Kerja

Bagikan

Berita Terbaru

TOBA Bakal Melepas Dua Aset PLTU, Berikut ini Kontribusinya Bagi Total Pendapatan
| Kamis, 20 Februari 2025 | 18:24 WIB

TOBA Bakal Melepas Dua Aset PLTU, Berikut ini Kontribusinya Bagi Total Pendapatan

PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) menargetkan divestasi dua aset PLTU, yakni PLTU Sulawesi Bagian Utara (Sulbagut-1) 2x50 MW & PLTU Sulut-3 2x50 MW.

Sederet Investor Asing ini Diam-Diam Cuil Saham AMRT Saat Harganya Tersungkur
| Kamis, 20 Februari 2025 | 15:47 WIB

Sederet Investor Asing ini Diam-Diam Cuil Saham AMRT Saat Harganya Tersungkur

Harga emiten ritel modern yang menaungi merek Alfamart, Alfamidi, Lawson, dan DAN+DAN ini sedang berada dalam fase downtrend.

Pefindo Sematkan Peringkat idAA- pada MEGA, Simak Rincian Kondisi Keuangannya
| Kamis, 20 Februari 2025 | 15:24 WIB

Pefindo Sematkan Peringkat idAA- pada MEGA, Simak Rincian Kondisi Keuangannya

Di tahun 2023 misalnya, segmen korporasi menyumbang Rp 45,21 triliun atau setara 68% dari total kredit PT Bank Mega Tbk (MEGA).

Bunga Belum Turun, Penyaluran Kredit Bank Tumbuh Di Bawah Target
| Kamis, 20 Februari 2025 | 12:53 WIB

Bunga Belum Turun, Penyaluran Kredit Bank Tumbuh Di Bawah Target

BI mencatat, pertumbuhan kredit di Januari 2025 sebesar 10,27% secara tahunan. Realisasi ini lebih rendah dari target kredit BI sebesar 11%-13%.

SMDR Bersama Investor Jepang dan Afrika Geber Terminal Peti Kemas Pelabuhan Patimban
| Kamis, 20 Februari 2025 | 11:37 WIB

SMDR Bersama Investor Jepang dan Afrika Geber Terminal Peti Kemas Pelabuhan Patimban

Terminal peti kemas Patimban rencananya akan mulai dioperasikan oleh perusahaan kongsi SMDR pada tahun 2026. 

10 Bank Dengan Modal Inti Terbesar
| Kamis, 20 Februari 2025 | 11:30 WIB

10 Bank Dengan Modal Inti Terbesar

OJK mendorong bank-bank yang tergabung dalam Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) 3 untuk naik kelas menjadi KBMI 4.

Garap Proyek Strategis dan Rencana Akuisisi Blok Gas Menyulut Prospek Saham RAJA
| Kamis, 20 Februari 2025 | 08:58 WIB

Garap Proyek Strategis dan Rencana Akuisisi Blok Gas Menyulut Prospek Saham RAJA

Dana hasil divestasi sebagian saham RATU jadi modal buat PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) untuk menggeber ekspansi-ekspansinya.

Link Net (LINK) Memperkuat Infrastruktur Digital
| Kamis, 20 Februari 2025 | 08:40 WIB

Link Net (LINK) Memperkuat Infrastruktur Digital

LINK memperkuat infrastruktur digital melalui FiberCo, yang telah mencapai total 4 juta homes passed pada 2024

Prodia Widyahusada (PRDA) Siap Membawa Proline Go Public
| Kamis, 20 Februari 2025 | 08:25 WIB

Prodia Widyahusada (PRDA) Siap Membawa Proline Go Public

Dari sejumlah unit bisnis milik Prodia Group, Proline yang akan dibawa terlebih dulu untuk IPO ke depan.

Dimensional Fund Paling Rajin Borong Saham-Saham Prajogo Pangestu, BNP Paribas Ikutan
| Kamis, 20 Februari 2025 | 08:22 WIB

Dimensional Fund Paling Rajin Borong Saham-Saham Prajogo Pangestu, BNP Paribas Ikutan

Rebound saham-saham milik Prajogo Pangestu; BRPT, TPIA, CUAN, PTRO, dan BREN diiringi akumulasi oleh investor institusi asing kelas kakap.

INDEKS BERITA

Terpopuler