Penggunaan Uang Digital Bank Sentral Pangkas Waktu dan Biaya Transfer Lintas Negara

Selasa, 28 September 2021 | 14:33 WIB
Penggunaan Uang Digital Bank Sentral Pangkas Waktu dan Biaya Transfer Lintas Negara
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: Kantor pusat People's Bank of China (PBOC) di Beijing. China termasuk negara yang gencar mengujicoba uang digital bank sentral. 21 Juni 2013. REUTERS/Jason Lee/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Uang digital bank sentral atau central bank digital currency (CBDC) yang didukung blockchain dapat memangkas waktu yang dibutuhkan untuk transaksi lintas batas negara dari hari ke detik. Selain waktu transfer, CBDC juga bisa memangkas biaya, demikian pernyataan Bank of International Settlements (BIS), mengutip program percontohan CBDC.

Dalam laporan BIS yang diterbitkan pada Selasa (28/9), proyek percontohan yang digelar bertujuan untuk menilai pemanfaatan CBDC dalam pembayaran lintas negara.  

Dalam proyek percobaan itu, ditemukan bahwa transaksi pembayaran lintas negara dengan CBDC dapat terjadi hanya dalam beberapa detik. Sedang dalam sistim yang berlaku saat ini, transaksi yang sama membutuhkan waktu antara tiga hari hingga lima hari. 

Baca Juga: Gandeng Flip, Bank Danamon perluas transaksi antarbank

Pengiriman uang lintas batas di masa kini memiliki berbagai aturan yang rumit. Transaksi lintas batas juga membutuhkan jaringan bank koresponden. Itu sebabnya, penggunaan CBDC, menurut proyek percontohan itu, bisa memangkas biaya pengiriman hingga 50%. 

Pemerintah dan bank sentral di banyak negara sedang menjajaki penggunaan CBDC, yang merupakan bentuk digital dari mata uang yang ada.

Beberapa negara, seperti China, sedang mengujicoba CBDC yang berfokus pada ritel yang dirancang untuk meniru uang yang beredar. Sementara yang lain mempertimbangkan untuk menggunakan apa yang disebut CBDC grosir untuk meningkatkan cara kerja internal sistem keuangan mereka, atau bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain.

Skema percontohan, yang awalnya melibatkan lembaga bank sentral di Hong Kong dan Thailand, telah diperluas untuk mencakup bank sentral China dan Uni Emirat Arab, dan beroperasi di bawah naungan BIS.

Selanjutnya: Citi Meluncurkan Hub Teknologi Pertama di Kawasan Arab Teluk

 

Bagikan

Berita Terbaru

Prospek RMK Energy (RMKE) Cerah Meski Harga Batubara Terpuruk
| Selasa, 30 Desember 2025 | 15:00 WIB

Prospek RMK Energy (RMKE) Cerah Meski Harga Batubara Terpuruk

Menurut analis, model bisnis RMKE memiliki keunggulan, terutama dari sisi efektifitas biaya, keselamatan, kepatuhan regulasi, dan biaya.

MLBI Jaga Kinerja di Momen Penting Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
| Selasa, 30 Desember 2025 | 13:00 WIB

MLBI Jaga Kinerja di Momen Penting Natal 2025 dan Tahun Baru 2026

Manajemen MLBI memastikan, merek-merek mereka berada dalam posisi yang kuat dan tersedia untuk memenuhi permintaan konsumen.

Prospek Minyak Dunia 2026 Masih Tertekan, Surplus Pasokan Jadi Tema Utama
| Selasa, 30 Desember 2025 | 11:00 WIB

Prospek Minyak Dunia 2026 Masih Tertekan, Surplus Pasokan Jadi Tema Utama

Goldman Sachs dalam risetnya menilai pasar minyak global masih akan berada dalam kondisi kelebihan pasokan pada 2026.

Richer Versus Faster Richer : Perhitungan Kalkulus di Balik Investasi
| Selasa, 30 Desember 2025 | 09:22 WIB

Richer Versus Faster Richer : Perhitungan Kalkulus di Balik Investasi

Di masa lalu, kekayaan ratusan miliar dolar Amerika Serikat (AS) terdengar mustahil. Hari ini, angka-angka itu menjadi berita rutin. 

Menavigasi Jalan Terjal Ekonomi Global 2026
| Selasa, 30 Desember 2025 | 07:12 WIB

Menavigasi Jalan Terjal Ekonomi Global 2026

Di sejumlah negara dengan pendekatan populis yang kuat, peran pemerintah melalui jalur fiskal begitu kuat, mengalahkan peran ekonomi swasta.

Bayar Tagihan Ekologis
| Selasa, 30 Desember 2025 | 07:02 WIB

Bayar Tagihan Ekologis

Penerapan kebijakan keberlanjutan di sektor perkebunan dan pertambangan tak cukup bersifat sukarela (voluntary compliance).

Mengejar Investasi untuk Mencapai Target Lifting
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:06 WIB

Mengejar Investasi untuk Mencapai Target Lifting

ESDM mencatat, realisasi lifting minyak hingga akhir November 2025 berada di kisaran 610.000 bph, naik dari capaian 2024 yang sekitar 580.000 bph.

Laju Saham Properti Masih Bisa Mendaki
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:05 WIB

Laju Saham Properti Masih Bisa Mendaki

Di sepanjang tahun 2025, kinerja saham emiten properti terus melaju. Alhasil, indeks saham emiten properti ikut terdongkrak.

Beragam Tantangan Mengadang Emas Hitam di Tahun Depan
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:01 WIB

Beragam Tantangan Mengadang Emas Hitam di Tahun Depan

Sektor mineral dan batubara turut menopang anggaran negara melalui setoran penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Prodia Widyahusada (PRDA) akan Ekspansi Jaringan ke Asia Tenggara
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:00 WIB

Prodia Widyahusada (PRDA) akan Ekspansi Jaringan ke Asia Tenggara

Fokus utama PRDA diarahkan pada pengembangan layanan kesehatan masa depan, terutama di bidang terapi regeneratif 

INDEKS BERITA

Terpopuler