ILUSTRASI. Kepemilikan China pada aplikasi yang ada di bawah naungan Bytedance Technology menyebabkan banyak pihak menyoroti keamanan data penggunanya. Logo pada ilustrasi ini diambli pada November 27, 2019. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
KONTAN.CO.ID - Keresahan terhadap penggunaan aplikasi TikTok terus meningkat. Kepemilikan China pada aplikasi yang ada di bawah naungan Bytedance Technology menyebabkan banyak pihak menyoroti keamanan data penggunanya. Kekhawatiran akan masalah privasi dan keamanan nasional menjadi alasan di balik imbauan menghapus aplikasi video singkat tersebut.
Popularitas layanan berbagi video milik China, TikTok, terus meningkat di berbagai negara di dunia. Namun, penolakan terhadap aplikasi ini juga kian santer terdengar seiring popularitasnya. Beberapa negara yang berseteru dengan China bahkan mulai melarang penggunaan aplikasi tersebut, seperti Amerika Serikat (AS) dan India.
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.
Sudah berlangganan? Masuk
Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.