Penurunan Harga CPO Tekan Kinerja Astra Agro (AALI)

Rabu, 05 Desember 2018 | 10:15 WIB
Penurunan Harga CPO Tekan Kinerja Astra Agro (AALI)
[ILUSTRASI. Panen kelapa sawit]
Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan harga minyak sawit mentah atawa crude palm oil (CPO) menekan kinerja PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI). Tengok saja kinerja keuangan emiten ini di kuartal tiga lalu.

Di periode tersebut, AALI sukses mencetak pertumbuhan pendapatan 18,22% menjadi Rp 13,76 triliun. Tapi laba bersih emiten ini malah merosot 18,22% jadi Rp 1,12 triliun. "Sampai harga CPO kembali naik, baru laba bersih AALI bisa naik lagi," kata KIswoyo Adi Joe, Kepala Riset Narada Asset Management, kemarin.
 
Hingga akhir tahun, Kiswoyo memprediksi kinerja AALI masih stagnan. Apalagi, AALI kini sulit meningkatkan produksi sawitnya karena usia mayoritas tanaman sawit tergolong tua, sekitar 15 tahun.
 
Ujungnya, AALI bakal sulit menggenjot penjualan. "Perlu waktu untuk replanting dan baru bisa menghasilkan setelah tujuh tahun kemudian," kata Kiswoyo.
 
Andy Wibowo Gunawan analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia mencatat rata-rata usia pohon sawit AALI di semester I-2018 15,2 tahun. Umur pohon ini lebih tua dari periode di tahun lalu yang rata-rata usianya 14 tahun.
 
Hal ini membuat AALI masuk dalam fase penurunan hasil tandan buah segar (TBS). "Kami mencatat hasil TBS untuk 15,2 tahun pohon kelapa sawit adalah 20 ton per hektare, sedang untuk pohon usia 14 tahun angkanya lebih tinggi, yaitu 21 ton per hektare," tulis Andy dalam risetnya.
 
Andy memprediksi pendapatan AALI akhir tahun ini turun menjadi Rp 14,69 triliun dari realisasi di tahun lalu sebesar Rp 17,3 triliun. Sementara laba bersih akan turun jadi Rp 1,2 triliun dari sebesar Rp 2,1 triliun tahun lalu.
 
Tapi para analis memprediksi kinerja AALI bakal membaik tahun depan. Kiswoyo menganalisa penurunan harga CPO saat ini sudah terbatas. Harga CPO berpotensi naik tahun depan.
 
Dengan demikian, kinerja AALI bisa membaik. Kiswoyo menghitung, tahun depan laba bersih AALI berpotensi tumbuh sekitar 10%.
 
Analis JP Morgan Securities Simone Yeoh punya pendapat serupa. Dalam risetnya, ia menulis harga minyak sawit berpotensi naik tahun depan. Sebab, harga kedelai, komoditas substitusi sawit, masih tertekan tahun depan akibat sentimen perang dagang.
 
Dengan demikian, permintaan minyak sawit bisa bertambah. "Harga CPO telah mencapai titik terendah, ada ekspektasi akan terjadi pemulihan moderat dengan kenaikan 12% pada harga CPO tahun depan," tulis Yeoh.
 
Yeoh memberi peringkat overweight bagi AALI dengan target harga Rp 15.500. Kiswoyo merekomendasikan buy dengan target harga Rp 13.500. Andy merekomendasikan hold dengan target harga Rp 12.500 per saham.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Menjelang Libur Natal, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini dari Para Analis
| Selasa, 24 Desember 2024 | 06:55 WIB

Menjelang Libur Natal, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini dari Para Analis

Sebelum Hari Natal di awal pekan, investor asing mencatatkan aksi jual asing atau net sell Rp 395,28 miliar.

Simpan Duit di Bank Digital Masih Menggiurkan
| Selasa, 24 Desember 2024 | 06:35 WIB

Simpan Duit di Bank Digital Masih Menggiurkan

Rata-rata bunga deposito bank digital saat ini masih di kisaran 6%-8%. Sedangkan bunga deposito bank umum konvensional hanya 3%-4%​

Prospek Mata Uang Utama Tergantung Kondisi Ekonomi
| Selasa, 24 Desember 2024 | 05:00 WIB

Prospek Mata Uang Utama Tergantung Kondisi Ekonomi

Dolar AS masih terlalu perkasa. Sikap hawkish Federal Reserve alias The Fed merupakan katalis positif bagi gerak dolar AS.

Pelemahan Daya Beli Bisa Menjadi Batu Sandungan
| Selasa, 24 Desember 2024 | 05:00 WIB

Pelemahan Daya Beli Bisa Menjadi Batu Sandungan

Tantangan utama di tahun depan masih maraknya serbuan produk impor yang terus meningkat, serta tren penurunan daya beli.

Industri Manufaktur Hadapi Sederet Tantangan
| Selasa, 24 Desember 2024 | 04:59 WIB

Industri Manufaktur Hadapi Sederet Tantangan

Tahun 2024 menjadi tahun yang berat bagi sektor manufaktur di tengah ketidakpastian geopolitik dan pelemahan ekonomi global.

SBN Tetap Jadi Primadona Asuransi Jiwa
| Selasa, 24 Desember 2024 | 04:57 WIB

SBN Tetap Jadi Primadona Asuransi Jiwa

Menghadapi tahun 2025 , perusahaan asuransi jiwa tetap akan mengandalkan instrumen investasi dengan risiko rendah. 

Harapan ADRO Pada Bisnis Energi Terbarukan
| Selasa, 24 Desember 2024 | 04:57 WIB

Harapan ADRO Pada Bisnis Energi Terbarukan

Meski menghadapi sejumlah tantangan, PT Alamtri Resources Tbk (ADRO) siap menggarap pasar energi hijau

Industri Batubara Tolak Kenaikan Devisa Ekspor
| Selasa, 24 Desember 2024 | 04:56 WIB

Industri Batubara Tolak Kenaikan Devisa Ekspor

Selain DHE, masih banyak kebijakan lain yang memberatkan industri ini. Di antaranya penerapan tarif royalti progresif batubara sebesar 28%.

Adaptasi Ekonomi Digital Dorong Transaksi Paylater
| Selasa, 24 Desember 2024 | 04:55 WIB

Adaptasi Ekonomi Digital Dorong Transaksi Paylater

Bisnis buy now pay later alias BNPL di industri keuangan non bank masih tumbuh subur hingga Oktober 2024. 

 Tertohok Kenaikan PPN, Simpanan Bank Mengempis
| Selasa, 24 Desember 2024 | 04:55 WIB

Tertohok Kenaikan PPN, Simpanan Bank Mengempis

DPK perbankan mengalami tren perlambatan pertumbuhan sejak memasuki semester II-2024, setelah sempat meningkat dari awal tahun. ​

INDEKS BERITA

Terpopuler