KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan harga minyak sawit mentah atawa crude palm oil (CPO) menekan kinerja PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI). Tengok saja kinerja keuangan emiten ini di kuartal tiga lalu.
Di periode tersebut, AALI sukses mencetak pertumbuhan pendapatan 18,22% menjadi Rp 13,76 triliun. Tapi laba bersih emiten ini malah merosot 18,22% jadi Rp 1,12 triliun. "Sampai harga CPO kembali naik, baru laba bersih AALI bisa naik lagi," kata KIswoyo Adi Joe, Kepala Riset Narada Asset Management, kemarin.
Hingga akhir tahun, Kiswoyo memprediksi kinerja AALI masih stagnan. Apalagi, AALI kini sulit meningkatkan produksi sawitnya karena usia mayoritas tanaman sawit tergolong tua, sekitar 15 tahun.
Ujungnya, AALI bakal sulit menggenjot penjualan. "Perlu waktu untuk replanting dan baru bisa menghasilkan setelah tujuh tahun kemudian," kata Kiswoyo.
Andy Wibowo Gunawan analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia mencatat rata-rata usia pohon sawit AALI di semester I-2018 15,2 tahun. Umur pohon ini lebih tua dari periode di tahun lalu yang rata-rata usianya 14 tahun.
Hal ini membuat AALI masuk dalam fase penurunan hasil tandan buah segar (TBS). "Kami mencatat hasil TBS untuk 15,2 tahun pohon kelapa sawit adalah 20 ton per hektare, sedang untuk pohon usia 14 tahun angkanya lebih tinggi, yaitu 21 ton per hektare," tulis Andy dalam risetnya.
Andy memprediksi pendapatan AALI akhir tahun ini turun menjadi Rp 14,69 triliun dari realisasi di tahun lalu sebesar Rp 17,3 triliun. Sementara laba bersih akan turun jadi Rp 1,2 triliun dari sebesar Rp 2,1 triliun tahun lalu.
Tapi para analis memprediksi kinerja AALI bakal membaik tahun depan. Kiswoyo menganalisa penurunan harga CPO saat ini sudah terbatas. Harga CPO berpotensi naik tahun depan.
Dengan demikian, kinerja AALI bisa membaik. Kiswoyo menghitung, tahun depan laba bersih AALI berpotensi tumbuh sekitar 10%.
Analis JP Morgan Securities Simone Yeoh punya pendapat serupa. Dalam risetnya, ia menulis harga minyak sawit berpotensi naik tahun depan. Sebab, harga kedelai, komoditas substitusi sawit, masih tertekan tahun depan akibat sentimen perang dagang.
Dengan demikian, permintaan minyak sawit bisa bertambah. "Harga CPO telah mencapai titik terendah, ada ekspektasi akan terjadi pemulihan moderat dengan kenaikan 12% pada harga CPO tahun depan," tulis Yeoh.
Yeoh memberi peringkat overweight bagi AALI dengan target harga Rp 15.500. Kiswoyo merekomendasikan buy dengan target harga Rp 13.500. Andy merekomendasikan hold dengan target harga Rp 12.500 per saham.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.