Perang Baru Trump

Senin, 02 Juni 2025 | 06:15 WIB
Perang Baru Trump
[ILUSTRASI. TAJUK - Syamsul Ashar]
Syamsul Ashar | Managing Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Amerika Serikat Donald Trump tampaknya tak senang kalau ekonomi dan bisnis dunia adem ayem. Negosiasi tarif jilid pertama belum selesai, dan masih memberlakukan tarif dasar impor 10%. Terkini Trump melontarkan kebijakan menaikkan tarif komoditas baja dan aluminium bagi semua produsen global.

Tak tanggung-tanggung, tarif ini berlaku empat hari setelah perintah ia keluarkan. Sejumlah negara produsen atau eksportir baja dan aluminium tentu saja teriak atas kebijakan ini. Demikian juga industri dalam negeri yang sudah tergantung pada impor dua produk ini. Sebab kebijakan baru jelas akan mengerek harga bahan baku impor, yang imbasnya ikut mendongkrak harga yang diterima oleh konsumen AS.

Kebijakan Trump mungkin berdalih untuk kepentingan nasional menghidupkan industri otomotif dan industri baja di dalam negeri mereka. Begitu juga aluminium. Tapi dampaknya tidak hanya ke industri otomotif. Industri konstruksi juga pemakai baja yang dominan. Sementara industri kemasan termasuk makanan dan minuman juga mendominasi penggunaan aluminium, yang jelas berpotensi mengerek harga makanan kemasan di AS.

Berdasarkan beberapa riset terbaru, produsen baja terbesar saat ini didominasi oleh perusahaan asal China seperti ANsteel Grup, Baowu, Hasteel, Jiangsu, Jianlong, atau Shougang. Sementara perusahaan Eropa ArcelorMittal ada di peringkat dua, menyusul Nippon Steel di peringkat empat atau Posco Korea Selatan di peringkat tujuh, dan Tata Steel di peringkat 10 besar.

Sementara, produsen aluminium menurut USGS Mineral Commodity Summaries 2025, produsen terbesar adalah China, menyusul India, Rusia, Kanada, Uni Emirat Arab, Bahrain, Australia, Norwegia, Brasil dan negara tetangga Indonesia yakni Malaysia. Indonesia yang sering mengklaim sebagai produsen aluminium terbesar dan berhasil dengan hilirisasi belum tampak dalam peta persaingan aluminium global.

Apakah kebijakan baru Trump ini akan berdampak kepada Indonesia? Dampak secara langsung mungkin tidak besar, karena impor baja dan aluminium AS didominasi negara produsen raksasa. Tapi beberapa produsen baja dan aluminium Indonesia memang pernah berkoar mereka melakukan ekspor ke AS.

Data BPS menunjukkan nilai ekspor juga tidak besar. Ekspor baja ke AS per Maret hanya kisaran US$ 5 jutaan, dari total ekspor sekitar US$ 2,2 miliar. Begitu pula aluminium, terbesar tetap ekspor ke China.

Selanjutnya: Pembangunan Jaya Ancol (PJAA) Genjot Penjualan di Momen Libur Panjang

Bagikan

Berita Terbaru

Harga CYBR Naik Signifikan Sejak Awal 2025, Ada Nama Baru di Daftar Pemegang Saham
| Selasa, 03 Juni 2025 | 16:59 WIB

Harga CYBR Naik Signifikan Sejak Awal 2025, Ada Nama Baru di Daftar Pemegang Saham

Bisnis ITSEC tersebar di lima negara Asia Pasifik, yaitu Indonesia, Singapura, Australia, Uni Emirat Arab, Mauritius.

Disebut-Sebut Jadi Unicorn Baru, Kapan Vidio IPO?
| Selasa, 03 Juni 2025 | 11:38 WIB

Disebut-Sebut Jadi Unicorn Baru, Kapan Vidio IPO?

Platform over the top Vidio dikabarkan telah memiliki valuasi lebih dari US$ 1 miliar setelah mendapat pendanaan terbaru dari Grup Sinar Mas.

Profit 33,63% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Terbang (3 Juni 2025)
| Selasa, 03 Juni 2025 | 08:43 WIB

Profit 33,63% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Terbang (3 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (3 Juni 2025) Rp 1.940.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,63% jika menjual hari ini.

Valuasi Harga Saham MEDC Dianggap Menarik, tapi Prospeknya Belum Tentu Ciamik
| Selasa, 03 Juni 2025 | 08:14 WIB

Valuasi Harga Saham MEDC Dianggap Menarik, tapi Prospeknya Belum Tentu Ciamik

Meski harga minyak tengah tertekan, PT Medco Energi International Tbk tetap menggeber eksplorasi blok migas. 

Profit Taking di Saham Properti Diprediksi Mereda, BSDE, PWON dan CTRA bisa Dicermati
| Selasa, 03 Juni 2025 | 07:51 WIB

Profit Taking di Saham Properti Diprediksi Mereda, BSDE, PWON dan CTRA bisa Dicermati

Emiten properti dengan portofolio retail yang kuat menjadi opsi yang paling sehat di tengah risiko melemahnya prapenjualan.

Jumlah Pipeline IPO Menyusut
| Selasa, 03 Juni 2025 | 07:31 WIB

Jumlah Pipeline IPO Menyusut

Di daftar antrean, hanya ada 21 calon emiten yang berencana IPO dengan perkiraan dana sebesar Rp 3,99 triliun.

Kinerja Emiten Telekomunikasi Lesu Akibat Turunnya ARPU
| Selasa, 03 Juni 2025 | 07:29 WIB

Kinerja Emiten Telekomunikasi Lesu Akibat Turunnya ARPU

Tekanan emiten telekomunikasi berasal dari penurunan pendapatan rata-rata per pengguna alias average revenue per user (ARPU).

Fundamental Masih Solid, Simak Prospek dan Rekomendasi Saham ELSA
| Selasa, 03 Juni 2025 | 07:26 WIB

Fundamental Masih Solid, Simak Prospek dan Rekomendasi Saham ELSA

Selain faktor fundamental, emiten jasa penunjang migas ini juga menawarkan dividen yang lebih menarik dibanding emiten energi lainnya.

Kemkeu Cairkan Gaji Ke-13 Rp 20,71 Triliun Bagi ASN
| Selasa, 03 Juni 2025 | 06:52 WIB

Kemkeu Cairkan Gaji Ke-13 Rp 20,71 Triliun Bagi ASN

Gaji ke-13 yang telah dibayarkan kepada aparatur negara di pemerintah pusat nilainya mencapai Rp 10,27 triliun.

Waspada Ancaman Deflasi Berkepanjangan
| Selasa, 03 Juni 2025 | 06:47 WIB

Waspada Ancaman Deflasi Berkepanjangan

Indeks harga konsumen (IHK) periode Mei 2025 mencatatkan deflasi sebesar 0,37% secara bulanan atau month to month (mtm)

INDEKS BERITA

Terpopuler