Perbankan Masih Akan menjadi Investor Terbesar SBN di 2022

Rabu, 15 Desember 2021 | 04:00 WIB
Perbankan Masih Akan menjadi Investor Terbesar SBN di 2022
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menargetkan pembiayaan sebesar Rp 991,3 triliun melalui penerbitan surat berharga negara (SBN) tahun depan. Rinciannya, sekitar 78%-83% akan berasal dari penerbitan domestik reguler. 

Selanjutnya dari penerbitan SBN valuta asing sekitar 11%-14% dan SBN ritel 6%-8%. Ini artinya penerbitan SBN tahun depan bakal lebih rendah. 

Pasalnya, hingga 7 Desember, total utang pemerintah Rp 1.186,2 triliun atau 88,3% dari target. Rinciannya, realisasi SBN domestik Rp 982,6 triliun, lalu SBN valas Rp 158 triliun, serta pinjaman program terealisasi 100% dari yang ditargetkan Rp 41,6 triliun.

Baca Juga: Jumlah investor pasar modal tembus 7,1 juta per akhir November 2021

Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C. Permana bilang, target penerbitan SBN tahun depan yang lebih rendah dibanding tahun ini tidak berpengaruh banyak pada pasar obligasi. Tahun depan, pasar obligasi akan lebih dipengaruhi inflasi dan kenaikan suku bunga acuan. 

Jika inflasi tinggi, proses tapering The Fed akan dipercepat. Sehingga kenaikan suku bunga acuan AS juga lebih cepat. Bank Indonesia (BI) pun bisa menaikkan bunga. "Tapi pemerintah biasanya menggunakan strategi front loading, jadi kemungkinan penerbitan SBN akan lebih banyak di semester I-2022," ujar Fikri. 

Dia juga memperkirakan, yield akan stabil cenderung menguat, ditopang likuiditas di perbankan yang masih tinggi. Ini tercermin dari loan to deposit ratio yang masih tinggi. Jadi, meski penyaluran kredit mulai tumbuh, perbankan masih punya ruang untuk masuk ke pasar SBN.Tapi, Fikri menilai porsi perbankan di SBN tahun depan tidak akan setinggi tahun ini. 

Kepala Ekonom BCA David Sumual juga yakin perbankan tidak akan drastis mengurangi porsi di SBN. BI juga masih melanjutkan program burden sharing, sehingga bisa menjadi standby buyer untuk menjaga permintaan di pasar. 

Di semester I-2022, David memperkirakan, yield SBN cenderung menguat. Selain pemulihan ekonomi, angka current account deficit dan inflasi yang masih terjaga diharapkan menggaet investor asing masuk ke pasar SBN. 

Baca Juga: Kemenkeu masih akan terbitkan surat utang di akhir 2021 sebesar Rp 157 triliun

Bagikan

Berita Terbaru

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas
| Selasa, 16 Desember 2025 | 10:00 WIB

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas

Dengan level harga yang sudah naik cukup tinggi, saham PT Indika Energy Tbk (INDY) rentan mengalami aksi ambil untung.

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:21 WIB

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer

Secara month-to-date, saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)  sudah mengalami penurunan 5,09%. ​

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:16 WIB

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan

Emiten perhotelan, PT Surya Permata Andalan Tbk (NATO) mengumumkan perubahan pemegang saham pengendali.

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:11 WIB

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar

Besaran nilai dividen ini mengacu pada laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk KKGI per akhir 2024 sebesar US$ 40,08 juta. 

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:06 WIB

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah

Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan menahan suku bunga acuannya pada bulan ini, namun tetap ada peluang penurunan

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:46 WIB

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus

Saham-saham big caps atau berkapitalisasi besar di Bursa Efek Indonesia berpotensi terpapar fenomena reli Santa Claus.

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:42 WIB

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri

Utang luar negeri Indonesia per akhir Oktober 2025 tercatat sebesar US$ 423,94 miliar               

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi
| Selasa, 16 Desember 2025 | 07:00 WIB

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi

Pada Senin (15/12), kurs rupiah di pasar spot turun 0,13% menjadi Rp 16.667 per dolar Amerika Serikat (AS).

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah

Penerbitan surat utang korporasi pada tahun 2025 melonjak ke rekor tertinggi sebesar Rp 252,16 triliun hingga November.

 Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan

Momentum Harbolnas yang berlangsung menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendorong permintaan layanan paylater

INDEKS BERITA

Terpopuler