Berita Bisnis

Perbankan Masih Memupuk Pencadangan

Selasa, 09 November 2021 | 08:00 WIB
Perbankan Masih Memupuk Pencadangan

Reporter: Ferrika Sari | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan tetap memupuk pencadangan meski kondisi ekonomi mulai kembali bergulir, seiring dengan melandainya kasus baru Covid-19. Sebab, perbankan masih harus mengantisipasi risiko kredit macet akibat pandemi Covid-19 ke depannya hingga ekonomi benar-benar pulih. 

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) misalnya, masih relatif mampu menjaga kualitas kredit. Posisi non performing loan (NPL) gross secara konsolidasi per 30 September 2021 berhasil menurun 37 basis poin (bps) secara year on year (yoy) ke level 2,96%. 
 
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, meski NPL relatif menurun, Bank Mandiri tetap terus meningkatkan rasio pencadangan atau coverage ratio sebesar 2.486 bps secara tahunan menjadi 230,01%.
 
"Untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas kredit, kami terus menjaga pembentukan pencadangan, untuk memastikan relevansi kualitas kredit dengan kondisi eksisting," kata Darmawan dalam paparan kinerja beberapa waktu lalu. 
 
Bank Mandiri mencatat kenaikan biaya cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) secara  konsolidasi sebesar 4,7% yoy dari Rp 15,69 triliun menjadi Rp 16,43 triliun per September 2021. 
 
Tren restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 Bank Mandiri mulai melandai sejak akhir 2020. Nilai restrukturisasi tertinggi pada Juni 2021 sebesar Rp 96,5 triliun, turun hingga Rp 90,1 triliun pada September 2021. Salah satu sektor terbesar yang mendapat restrukturisasi kredit dari Bank Mandiri adalah jasa konstruksi dan infrastruktur senilai Rp 21,1 triliun. 
 
Sementara itu, kualitas kredit PT Bank Permata Tbk (BNLI) masih terjaga dengan rasio NPL gross dan netto masing-masing sebesar 3,3% dan 0,87%. Angka tersebut membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dengan rasio masing-masing sebesar 3,8% dan 1,5%.
 
Bank Permata juga masih terus memupuk pencadangan kerugian kredit untuk mengantisipasi potensi kerugian kredit yang dapat terjadi sebagai akibat pandemi yang masih berlangsung.
 
"Kami mempertahankan rasio NPL coverage sebesar 217%, hampir dua kali lipat dibandingkan rasio NPL coverage tahun lalu sebesar 118%," terang Direktur Utama PermataBank Chalit Tayjasanant, kemarin (8/11).
 
Menurut Chalit, rasio permodalan Bank Permata masih kuat dengan rasio capital adequacy ratio (CAR) sebesar 34%. Hal ini menjadi kunci bagi Bank Permata untuk mempercepat pertumbuhan bisnis baik secara organik maupun anorganik.
 
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) juga berhasil menjaga kualitas kredit di seluruh segmen. Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengatakan, NPL gross Bank BTN berhasil ditekan menjadi 3,94% di September 2021 dari 4,56% di periode sama tahun sebelumnya. 
 
Berdasarkan segmen, NPL kredit properti turun jadi 3,73% dari 4,36% dan NPL kredit non properti turun dari 6,11% menjadi 5,48%
Meski begitu, BTN tetap tingkatan rasio pencadangan 1.410 bps yoy menjadi 125,46%  pada akhir September 2021 dari 111,36%.      

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Sudah berlangganan? Masuk

Berlangganan

Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan

Rp 20.000

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Terbaru